Bab 9

3.4K 474 53
                                    

Senyum merekah di bibir Jaemin, berubah menjadi senyum salah tingkah, kala ia berbalik setelah keluar dan berpamitan pada teman-temannya untuk pulang dan mendapati Jeno sudah menunggunya di bawah pohon.

Ada rasa malu dan menggelitik hanya melihat Jeno berdiri di sana.

Dan dia dengan penuh semangat, langsung menghampiri Jeno.

“Sudah lama menunggu, Hyung?” tanya Jaemin.

“Tidak, aku juga baru tiba.” Jawab sang dominan.

Keduanya tersenyum canggung dan Jeno adalah orang pertama yang melangkahkan kakinya membuat Jaemin menyusul dan berjalan di samping Jeno.

“Kita mau makan apa?” Tanya Jeno.

“Sudah terlalu malam, bagaimana kita ke jajanan pasar saja?”

“Kau suka jajanan sepertinya dari pada makanan berat.” Gerutu Jeno membuat Jaemin hanya tersenyum menanggapinya.

Mereka pun menuju tempat jajanan pasar, membeli beberapa makanan dan menuju rooftop tempat mereka bicara kemarin.

“Kau suka di sini kan?” Tanya Jeno membuat Jaemin menoleh dengan senyum menghiasi wajah cantiknya.

“Terima kasih, Hyung.” Ucapnya.

Mereka berdua hanya diam karena Jaemin sibuk menikmati sosis bakarnya. Sedang Jeno hanya memandangi gedung-gedung pencakar langit di depan mereka, dan juga sibuk menenangkan jantungnya yang berdegup kencang, serta pikirannya yang lebih berisik dari pada kebisingan kota Seoul sendiri.

Dia tak tahu mengapa merasa senyaman ini berada di dekat Jaemin. Bahkan dia tampak beberapa kali mencuri pandang ke arah pria yang sama-sama sibuk merasakan tenangnya malam dengan sepoi-sepoi angin menerpa tubuh mereka dari ketinggian gedung 10 lantai.

Jeno masih ingat pertemuan pertama mereka di ruang karaoke, malam itu Jaemin dengan pakaian seksi serta wajah takutnya, bahkan dia hampir meringkuk seperti anak anjing yang lucu.

Siapa sangka bahwa pertolongannya pada Jaemin malam itu, membawa dia pada kisah ini. Mengenalkan dia tentang apa itu jatuh cinta, sesuatu yang enggan dia pikirkan.

Jaemin dengan segala sikap riangnya, seperti mendobrak benteng kokoh yang Jeno bangun pada dirinya sendiri.

Pria itu tersentak saat Jaemin menyodorkan bakso ikan ke arahnya, dia pun membuka mulutnya dan menerima suapan Jaemin membuat Jaemin tersenyum.

Bahkan mereka menikmati setusuk bakso ikan berdua. Sudah seperti pasangan kekasih yang sedang kencan, dan Jeno sadar, yang dia jalani saat ini adalah kencan.

Jadi, benarkah perasaan yang aneh itu, adalah perasaan suka?

“Hyung, kenapa kau tidak beli juga?” Celoteh Jaemin di sela menikmati bakso ikannya.

“Aku tidak terlalu suka jajanan seperti itu. Kau yang suka kan?”

Jaemin mengulum senyum malu atas jawaban pria itu, “Oh~ aku merasa tersentuh mendengarnya, terima kasih Hyung.”

Jeno hanya mencebik saat Jaemin membungkuk hormat padanya lalu kembali menyantap bakso ikannya, sedang dia hanya memandangi jalan raya di bawa yang tak cukup ramai pengendara. Beberapa kali dia menjilati bibir bawahnya karena merasa mulutnya mulai pahit tanpa rokok.

“Kau bisa menunggu di sini sebentar?”

“Hyung mau ke mana?”

Jeno mengeluarkan bungkus rokoknya membuat Jaemin dengan cepat paham. Dia langsung melangkah beberapa kali, membuat jarak dari Jeno.

ONLY LOVE... [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang