EPILOGUE

5.2K 464 137
                                    

Daun pintu bercat coklat sebuah kamar terbuka, menampilkan Jaemin yang datang mengenakan kaos putih di balut jaket rajut berwarna merah muda. Dia melangkah menuju meja belajar dan melihat kalender kecil di atas mejanya.

Bibirnya mengulum senyum lalu dia letakkan kalender itu dan menghampiri toga miliknya yang terpajang di depan lemari pakaiannya, dia usap kain berwarna hitam itu dengan senyum puas.

“Saatnya bersiap.” Gumam Jaemin.

Pria itu membuka lemari pakaian dan mengambil setelan kemeja hitam dengan blazer berwarna senada. Setelah mengganti baju, dia keluar dan merias diri.

Setelahnya dia keluar dari kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelahnya dia keluar dari kamar.

Pria itu keluar dari rumahnya, melangkahkan kaki menuruti jalanan kompleks rumah hingga sampai di jalan raya. Matanya menyipit karena panas pagi, dengan bibir yang mengulum senyum tipis, menikmati suasana pagi yang cerah dan hangat.

Langkah kakinya terhenti di depan toko bunga. Dia masuk dan tak kala keluar membawa dua buket bunga Daisy kuning lalu menuju halte.

Selama perjalanan, dia hanya menatap keluar jendela dengan tenang, lalu memandangi dua buket bunga Daisy itu dengan senyum tipis. Netranya kembali menatap keluar jendela.

Sampai akhirnya bus berhenti dan dia turun.

Kakinya kembali melangkah hingga ia sampai pada area pemakaman. Dia masuk dan menatapi gundukan tanah di sekitar, mencari makam yang hendak ia kunjungi. Sampai akhirnya dia tiba di depan dua gundukan yang membuatnya mengulum senyum.

“Halo, Ayah, Ibu.” Sapa Jaemin, dia berdiri di tengah makam kedua orang tuanya dan meletakkan bunga Daisy yang ia bawa di atas gundukan tanah itu.

“Aku datang dan mengabarkan pada kalian bahwa aku sudah menyelesaikan S2ku.” Ia bercerita.

Jemari lentiknya bergerak meraba gundukan tanah itu, seolah merasakan kehadiran kedua orang tuanya. Bibirnya mengulum senyum kecut memikirkan hidupnya belakangan.

“3 tahun berlalu.” Gumam Jaemin lirih lalu tersenyum getir.

Ya tiga tahun sudah berlalu, banyak hal sudah terjadi. Setahun setelah kejadian naas itu, sang Ayah meninggal karena kecelakaan kerja. Yoona menyusul karena sakit-sakitan di tinggalkan sang suami.

Menyisakan Jaemin sendiri.

Benar-benar sendiri. Kekasihnya pergi, orang tuanya juga.

Dia berjuang untuk bangkit sendiri. Entah seperti apa hancurnya Jaemin. Dia rasa, dia sudah menjadi yang paling kuat, karena masih bertahan sejauh ini. Entah apa yang di janjikan oleh takdir hingga dia bisa bertahan, meski sempat beberapa kali ingin menyerah.

Karena matahari terus naik, memancarkan panas, Jaemin pun sudah banyak bercerita dengan kedua orang tuanya, dia menyudahi kunjungannya. Dia akan sering datang karena dia selalu merasa kesepian.

ONLY LOVE... [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang