LAMA tidak mendapatkan kunjungan setelah pernikahan putri keduanya, rumah bernuansa kolonial dengan pilar-pilar besar di bagian depan kini didatangi oleh banyak anggota keluarga besar. Kedatangan ini bukanlah tanpa sebab, melainkan untuk menyambut si putra sulung yang baru kembali bertugas dari luar negeri lebih awal karena suatu hal.
Berbagai persiapan telah dilakukan oleh keluarga kecil beranggotakan empat orang itu. Sedari pagi, sang ibu sudah berkutat di dapur untuk membuat makanan dengan dibantu putri keduanya. Berbagai makanan lokal hingga Belanda mereka persiapkan, tidak terkecuali gado-gado yang menjadi makanan kesukaan putra sulung sekaligus kakak di keluarga. Sementara, sang kepala keluarga memilih cuti dari rumah sakit untuk menyambut tamu-tamu yang datang bersama dengan menantu laki-lakinya.
Tidak berselang lama setelah kerabat mereka yang tiba dari Belanda, sebuah mobil MPV berwarna army dengan plat nomor berwarna serupa tiba di pekarangan rumah. Dari pintu mobil yang terbuka, turunlah seorang laki-laki dengan seragam lapangan khas Pasukan Garuda lengkap dengan baret biru muda. Di sebelahnya, tampak sang komandan batalion sekaligus paman dari pihak ayah yang datang sekaligus mengantarnya sampai ke rumah.
“Milikmu,” ujar si komandan batalion.
Pemuda itu tersenyum seraya mengangguk kecil. “Terima kasih, Danyon. Tidak seharusnya Danyon repot-repot seperti tadi.”
Komandan batalion itu turut menyunggingkan senyum. “Aku ini pamanmu. Tidak merepotkan bagiku untuk mengantarkan keponakanku sendiri,” ujarnya ramah.
“Je bent eindelijk thuis, mijn zoon. We hebben lang op je gewacht. Hoe gaat het met je, zoon?” (Kamu akhirnya pulang, Anakku. Kami sudah lama menunggumu. Bagaimana kabarmu, Nak?) Sang kepala keluarga menyambut hangat putranya dalam pelukan. Pemuda berumur dua puluh enam tahun itu membalas pelukan sang ayah.
“Het gaat goed. Papi apa kabar?” (Kabarku baik.)
Sang kepala keluarga itu tersenyum. “Syukurlah.”
“Mami di dalam?”
Si kepala keluarga itu mengangguk. “Mami kamu ada di dalam bersama Rabella. Ada Varen juga di dalam. Mari masuk.”
“Varen? Bukankah dia sedang di Belanda?”
“Het lijkt erop dat je niet blij bent dat ik kwam.” (Sepertinya kau tidak senang dengan kedatanganku.)
Suara laki-laki dari dalam rumah menimbulkan seulas senyum tercetak di wajah si putra sulung.
“Zo is het niet, natuurlijk ben ik blij dat je gekomen bent.” (Tidak seperti itu, aku senang kau datang.) Ia memeluk laki-laki yang disapa “Varen” itu.
“Over dat plan, wil je het nog steeds doen?” tanya Varen setelah melepas pelukan sepupunya. (Mengenai rencana itu, kamu masih ingin melakukannya?)
Pemuda yang baru datang itu sempat berpikir sebelum mengangguk mantap. “Natuurlijk, daar kwam ik voor terug.” (Tentu, saya kembali untuk itu.)
“Baguslah. Veel succes,” tutur Varen dibalas senyuman si lawan bicara. (Semoga berhasil.)
“Pantesan ditungguin dari tadi nggak masuk-masuk, ternyata masih di sini.” Adik perempuan sekaligus putri kedua pemilik rumah itu datang dengan berkacak pinggang. Di sampingnya terdapat sang ibu yang menatap putra sulungnya dengan berkaca-kaca.
“Mami.” Laki-laki berseragam Pasukan Garuda itu memeluk sang ibu. “Ik mis je zo hard, Mi.”
“Ik mis jou ook heel erg, mijn zoon. Mami kira, mami tidak akan bisa melihatmu lagi,” tutur ibu dua anak itu.
Sang putra tersenyum. “Ik laat Mami echt niet zomaar achter. Ik heb beloofd dat ik terug zou komen voor Mami en ... voor haar.” (Tidak mungkin aku meninggalkan Mami. Aku sudah berjanji akan kembali untuk Mami dan ... untuk dia.)
Ibu dua anak itu tersenyum. “Kalau begitu, mari kita masuk. Mami sudah siapkan gado-gado kesukaan kamu di dalam.”
Putra sulung si pemilik rumah itu mengangguk. Bersama dengan anggota keluarganya yang memang menghadiri acara tasyakuran kepulangannya, ia mulai memasuki rumah. Sebelumnya, laki-laki berseragam itu terlebih dahulu menatap ke langit biru yang menghampar di atas rumahnya.
“Ja, ik ben terug voor je, Nai.”
•••
Bersambung...Haiii, aku kembali mueheheheh. Gimana nih? Buat yang minta Rindu Lukisan dilanjutin, aku udah bikin cerita ini buat kalian. Hmm kira-kira cowok berseragam di bagian ini siapa yaa? Komen dongg muehehe.
Aku masih berharap kalian mau pantengin terus cerita ini sampai end. Berhubung ini masih prolog, tunggu bagian selanjutnya yaa. Komen yang banyak biar aku cepet update hehehe. Oke deh segini aja. See youuuu🥰✨Mojokerto, 12 Mei 2024
Dek Uti.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENDEANSTRAAT
Novela JuvenilKehidupan Naina berbanding 180° setelah lulus dari SMA Anumerta. Keinginan hatinya untuk melintasi jalan Kapten Tendean saat pertama kali jatuh cinta kepada sejarah mengantarkannya ke sebuah tempat asing yang tidak pernah ia kunjungi sama sekali. T...