Oxcella Pov?
"ARGHH SAMPEL DARAHH," pekik diriku yang melihat sebuah sampel golongan darah B+ di wastafel kamar mandi di kampus, entah siapa yang punya kartu tersebut, tapi yang pasti aku seketika terkejut dengan kartu putih dengan warna merah darah, aku tak tahu lagi apa yang ada dalam otak mengenai sampel darah itu, jantungku tiba-tiba saja berdegup kencang, seluruh badanku bergetar dan pikiranku seketika langsung kacau.
Namaku Oxcella Nathania, aku memang memiliki phobia yang berkaitan dengan darah sejak kecil, makanya saat aku bertemu dengan banjiran darah, aku sangat tidak kuat melihat nya, bahkan waktu kecil aku sampai menangis melihat darah yang bercucuran.
Selain darah aku juga phobia warna merah darah yang ada di dalam kartu itu, jika aku melihat warna itu aku sudah memikirkan aneh-aneh terhadap warna itu, setelah melihat itu aku langsung melarikan diri sejauh mungkin dan tidak mau lagi, pergi ke kamar mandi itu.
Anggara Pov
Aku yang baru saja menyelesaikan UTBK-nya, kini aku sudah mulai tenang dengan semua kekacauan saat persiapan, menurutku semua soal UTBK itu easy kok, tapi kita jangan gegabah, belum tentu gampang pasti hasilnya lebih baik.
Aku saat melihat account Instagram musuhku Thezy, ya kita berdua memang punya kesan yang sangat kurang mengenakan sejak awal kita bertemu, karena Thezy selalu mencoba menggangguku, tapi aku mencoba menjauhinya meskipun dulu aku sempat trauma bertemu yang berkaitan dengan dia, tak lama aku melihat username Instagram milik Darren tercantum bahwa ia mengikuti instagram tersebut.
Entah apa yang di dalam pikiranku, bahwa Thezy mengikuti Instagram-nya bahkan mereka sekelas. "SHIT." umpatku sangat kesal dengan hal ini. "Kenapa gue follow Instagram-nya coba, mending aku hide semua postinganku." rencanaku, ingin menyembunyikan semua hal itu kepada Darren, namun sayangnya pikiranku berkelana dengan hal negatif.
"GUE TAKUT DIA CERITA INI KEPADA THEZY," gumamku dengan pikiranku sangat kacau, aku ingin menangis, entah semua orang tampaknya tak begitu perduli denganku.
Semua orang sepertinya ingin membuatku tertindas, mengapa orang seperti itu? apa aku sangat terlalu baik? mungkin saja seperti itu pikiran ku yang terlintas.
Zalitha POV
"KERJAKAN TUGAS RUMAH JANGAN CUMA NANGIS MULU KERJANYA." suara itulah yang membuatku tidak nyaman, bisakah aku cukup sehari saja tidak mendengar bentakan itu?
Ya, aku selalu saja di bentak habis-habisan oleh keluargaku, semenjak Ayah pergi keluar kota, semua keluargaku tak sehangat dulu, semua aku harus turuti kemauan mereka, sedangkan diriku tidak ada sama sekali.
Impianku ingin sekali masuk Universitas ternama, namun di kekang untuk tidak melanjutkan kuliah, karena ekonomi, semuanya omong kosong, itu karena jika aku tidak ada di rumah mereka hanya bisa angkat kaki sedangkan aku hanya menjadi asisten rumah tangga.
Aku punya teman namanya Gerald dulu kita sekelas, bahkan sebelum dia kuliah, ia selalu memberikan kabar padaku, bahkan banyak yang memberikan opini bahwa aku berpacaran dengan nya, namun aku membantah keras bahwa kita tidak ada hubungan sama sekali.
Tetapi sayangnya saat ia masuk kuliah, perhatiannya padaku begitu kurang, ia kini mulai sibuk dengan teman barunya, padahal sebelumya saat masa SMA-nya ia hanya punya satu teman, yaitu aku, karena Gerald kerap menjadi bahan bullying oleh teman sekitarnya, bahkan di kelas ia tak punya teman sama sekali, kecuali aku.
HAI SEMUASO HOW ARE U TODAY GUYS?
BAIK-BAIK AJA PASTINYA NIH.
SO THIS IS FIRST STORY AFTER HIATUS, LUMAYAN LAMA LAH, TAPI INI HANYA 10 BAB SAJA LEBIH TEPATNYA CERITA SINGKAT YA MENGENAI MENTAL HEALTH
so jangan lupa tinggalin jejak buat cerita ini ya see u
KAMU SEDANG MEMBACA
Physics Fragments (on going)
Teen Fiction"Ketika masalah kesehatan mental masih dianggap tabu?" Kisah tiga orang berbeda dengan masalah mental yang berbeda, membuat mereka merasa tidak nyaman dan terganggu dengan mental serta ketenangan hidup mereka. Oxcella Cewek yang memiliki phobia dar...