TERUNGKAP

7 2 0
                                    

"Gue mending lupain Gerald."

Pikiran itu tepat terlintas dalam otak Zalitha, ia harus melupakan Gerald dan tidak mau menghubunginya lagi, setelah ia di kecewakan berkali-kali.

Meskipun begitu, ia tetap tak boleh menyerah dengan hal apapun, meskipun ia dibentak dimarahi oleh keluarganya, ia harus bangkit, bahwa teman curhat bukan melulu soal Gerald, tapi bisa dengan teman lain.

Zea sahabat Zalitha sedari Sekolah Dasar bahkan sampai sekelas di SMA, mengapa ia tak terpikiran oleh Zea, tak lama ia pun menghubungi sahabatnya itu.

Zea terkejut tumben sahabatnya ini menghubunginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zea terkejut tumben sahabatnya ini menghubunginya. Padahal sebelumnya Zalitha jarang sekali menghubungi Zea karena sibuk.

Zea ternyata tidak heran dengan perlakuan Gerald pada Zalitha. Ia menyebut bahwa ia sengaja melupakan teman SMA-nya itu. Karena alasannya ia sudah lebih nyaman dengan teman barunya.

Sementara itu Zalitha meminta waktu untuk Zea agar bisa menjadi teman curhatnya, selain itu Zea menanyakan soal kondisi keluarga Zalitha bagaimana.

Selain itu Zalitha menceritakan, bahwa ia saat ini tengah membutuhkan psikologi, tak lama Zea menawarkan diri, jika Zalitha pergi ke psikolog kejiwaan, ia harus pergi bersama dengan Zea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selain itu Zalitha menceritakan, bahwa ia saat ini tengah membutuhkan psikologi, tak lama Zea menawarkan diri, jika Zalitha pergi ke psikolog kejiwaan, ia harus pergi bersama dengan Zea.

Tak lama setelah itu, pintu Zalitha diketuk kasar oleh Seline, pasti mereka berdua menyuruh Zalitha lagi dengan kasar. "WOI BANTUIN SANA!!!" hardik Seline saat mengetuk pintu kamar Zalitha, namun tak dijawab. "WOII BUKA ANAK ANJING!!!" sambung Seline dengan nada yang sama.

Tak lama Zalitha pun membuka pintu kamarnya, namun ia di seret oleh Seline. "OHH LO MALAS-MALASAN TERUS GAK MAU NURUT GITU?" Seline kini semakin emosi pada Zalitha. Sementara Zalitha lebih memilih diam dan tidak mau mendengar semua ocehan Seline. "WOI KENAPA LO GAK JAWAB ANAK SIALAN!!!" Seline kemudian memukul kepala Zalitha dengan kasar.

"BUGH" tepat pukulan itu pada kepala Zalitha. Setelah itu Zalitha mencoba menetralisasi sakitnya pada kepalanya itu. "Ouch" Zalitha mendesis ia tak lama kemudian seluruh badannya terjatuh.

Namun tak lama Seline membangunkan Zalitha dengan kasar. "BANGUN LO BRENGSEK." Seline menggoyangkan badan Zalitha dengan kasar. Selanjutnya cara kedua Seline menendang kasar badan Zalitha.

Physics Fragments (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang