ㅡ Prolog ㅡ

135 31 5
                                    

Dingin terasa menyengat di setiap permukaan kulitku. Aku membuka mata dan menemukan diriku berada di tengah hutan. Dan aku sendirian.

Aku berdiri di atas ranting-ranting basah dengan kakiku yang telanjang. Saat aku mencoba melangkah, sesuatu seperti menahan kakiku, aku menatap ke bawah dan melihat sebuah rotan membelit kedua kakiku.

Tubuhku kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Pada saat itu, aku tidak lagi mengkhawatirkan tubuhku, tetapi janin yang ada di dalam perutku.

Suara dedaunan yang bergesekan dan semak-semak yang bergerak membuatku terkesiap ㅡ ketakutan. Seluruh badanku menggigil. Makhluk itu akan datang padaku dan mengambil bayi yang ada di dalam perutku.

Entah mengapa saat ini rasanya aku lebih baik membunuh diriku sendiri dari pada harus menyerahkan anakku.

Tubuhku merangsek mundur saat kabut-kabut putih itu mulai memudar dan menampakkan sosok bermata merah menyala dengan kuku panjang yang bisa mengoyak perutku. Aku memejamkan mataku, kedua tanganku mendekap perutku, dapat kurasakan helaan nafasnya yang hangat membentur permukaan kulitku. Dia sangat dekat.

Sebentar lagiㅡ sebentar lagi dia akan mengambil bayiku.

Namun, hingga beberapa saat aku tak merasakan apapun. Ini aneh. Apa makhluk itu pergi?

Perlahan aku membuka mataku, dan nyaris berteriak ketika makhluk itu ternyata masih ada di sini, tepat di depanku. Aku merasakan gejolak aneh dalam dadaku. Cara dia menatapku terasa hangat dan sedih. Dan mengapa? Mengapa mata monster itu membuat hatiku tergerak?

"Kau ... "

Pada saat itu, apa yang coba dia katakan padaku?
    
     
    
  

🥀🥀🥀

-flower petals-

      

I'm not sure if you guys like this kind of story but, here is it hehe ><

Ada yg berminat buat baca kelanjutannya??

Flower PetalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang