3. A Little Hint

84 27 14
                                    

Saat bunga terakhir bermekaran, aku tahu jika kelahiran bayiku sudah dekat. Aku bisa merasakannya.

   

***

Sebagai penegak hukum, Anna tentu harus lebih mengedepankan logika dibanding dengan hati nuraninya. Bukan berarti ia tidak memiliki rasa empati. Tetapi setiap pelaku kejahatan sungguh tidak layak untuk dikasihani, meskipun tampang mereka seperti manusia polos.

Namun entah mengapa, dalam interogasi kali ini, hatinya berkata lain. Ia merasa jika pria yang ada di depannya saat ini memang bukanlah pelaku sebenarnya.

Pintu ruangan di ketuk, sosok Sehun muncul dari balik pintu, ia berjalan menghampiri Anna dan berbisik di telinga wanita itu. "Alibinya benar."

Anna menatap Sehun, seolah bertanya jika pria itu yakin dengan apa yang dilihatnya. Sehun mengangguk, "aku membawa salinan rekaman cctvnya." Ujar Sehun, kemudian ia memberikan sebuah flashdisk kepada Anna.

Wanita itu memutar rekaman cctv, menyaksikan jika yang ada di dalam video itu memang benar Woo Jinhyuk, pria itu memang sedang memperbaiki mesin mobil milik Ahn Gyuri, dalam rekaman itu juga terlihat Lee Minhyun. Yang merupakan mantan suami dari Ahn Gyuri.

"Sepertinya, Mendiang tidak tahu jika suaminya membawa mobilnya ke bengkel." Ujar Sehun.

"Apa ada masalah pada mobilnya?" Anna mengalihkan pandangannya dan bertanya pada Woo Jinhyuk.

"Saat itu, aku hanya di minta untuk mengganti Aki mobilnya. Karena dia bilang, mobilnya susah untuk di hidupkan."

"Hanya itu?"

Woo Jinhyuk mengangguk dengan sungguh-sungguh.

"Bebaskan dia." Ujar Anna yang kemudian bangkit dari kursinya. Ia keluar dari ruang interogasi, langkahnya terhenti sejenak ketika kedua matanya bersiborok dengan netra abu-abu milik Baekhyun. Pria itu tak mengatakan apapun, membuat Anna meneruskan langkahnya.

"Apa kau kesal?"

3 kata itu membuat langkah Anna kembali terhenti, ia memutar tubuhnya dan menatap Baekhyun. Pria itu mendekatinya dengan raut wajah yang tak terbaca.

"Aku bisa melihatnya. Tertulis dengan jelas di dahimu."

Anna menaikkan sebelas alisnya, "apa kau sedang bergurau? Karena aku sedang tidak dalam kondisi untuk bisa di ajak bercanda saat ini."

Pria itu terkekeh ringan, dan hal itu entah kenapa membuat Anna terpana. Perubahan sikap Baekhyun jujur membuatnya sedikit terkejut. Ia pikir pria itu adalah orang yang pendiam, tidak banyak bicara, dan tidak begitu peduli dengan kasus mereka.

"Anna, ku pikir kau sudah pergi."

Baekhyun menetralkan raut wajahnya seperti semula begitu mendengar suara Sehun.

"Ya, aku-."

"Kau mau keluar?" Sehun melirik arlojinya, "sebentar lagi waktu makan siang."

"Benarkah? Kalau begitu ayo makan di tempat biasa."

Sehun mengangguk, pandangannya beralih pada Baekhyun, "kau mau ikut dengan kami?"

Pria bermata abu itu melirik wanita yang berdiri di sampingnya. Sebelum kemudian menjawab, "tentu."

Aroma sedap makanan menyambut ketiganya begitu memasuki restoran. Usai memesan makanan, meja paling pojok yang memiliki 4 kursi adalah pilihan Sehun.

Restoran sederhana yang berada di pusat kota ini memang bukanlah restoran bintang lima. Namun semua makanan yang disajikan di sini tidak ada yang tidak enak menurut Anna. Dan semangkuk Kalguksu dengan suiran daging ayam di atasnya adalah favorit Anna.

Flower PetalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang