9. Regrets

71 19 14
                                    

"Makanlah. Kau belum makan sejak tadi siang."

Wanita itu menoleh pada Sehun, setelah kejadian dirinya di cekik oleh Baekhyun kini mereka ada di rumah sakit karena pria itu pingsan usai dihajar oleh Sehun dan masih belum sadarkan diri. Oleh karena itu, Anna memilih untuk menunggunya.

"Terimakasih." Anna menerima bungkusan berisi roti isi itu dari tangan Sehun. Namun, dirinya tak berniat untuk memakannya sekarang.

"Apa lehermu masih sakit?" tanya Sehun, selintas melirik leher Anna.

"Aku baik-baik saja."

Sehun menghembuskan nafas kasar, menyandarkan punggungnya pada dinding, "aku bahkan tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padamu jika aku datang terlambat."

Bagi Anna sendiri, apa yang dialaminya masih terasa bagaikan mimpi di siang bolong. Dirinya tidak percaya bahwa Baekhyun telah mencekiknya. Meski bekas di lehernya menunjukkan kenyataan itu. Ia sendiri tidak memiliki spekulasi apapun terhadap pria itu.

Namun, Anna yakin pasti ada alasan mengapa Baekhyun sampai melakukan tindakan yang nyaris menghilangkan nyawanya itu, serta masih melekat dalam ingatannya bagaimana manik merah itu menatapnya.

"Apa kalian berdua punya masalah yang tidak aku ketahui?"

"Tidak. Kami baik-baik saja."

Jawaban Anna yang kelewat tenang kembali mengusik Sehun, "jangan berusaha menutupinya dariku, Anna. Nyawamu hampir melayang di tangan Baekhyun."

Bibir Anna terkatup rapat. Apalagi yang harus ia katakan? Itulah yang sebenarnya terjadi. Ia juga tidak tahu mengapa Baekhyun tiba-tiba mencekiknya. Karena itulah dirinya bersikeras untuk tetap di sini, menunggu pria itu sadar untuk menanyakan alasannya langsung padanya.

"Sehun, bisakah kau tidak memberitahukan kejadian ini pada siapapun?"

Pria itu menegakkan tubuhnya, "tindakan Baekhyun termasuk pada kejahatan menghilangkan nyawa seseorang, meski untungnya kau masih selamat. Aku tidak mungkin diam saja, apalagi membiarkannya tetap bekerja bersama kita."

"Aku mengerti. Tapi, kuyakin dia punya alasan melakukan itu."

"Anna, apa kau masih belum sadar?" Sehun mendekati wanita itu, "dia hampir membunuhmu." Ia menekan setiap ucapannya. "Apa kau masih membelanya?"

Anna menggeleng, "aku bukan membelanya. Hanyaㅡ" ucapannya terhenti saat ekor matanya melihat kedatangan seorang dokter bersama perawat.

Keduanya berjalan menuju ranjang yang di isi oleh Baekhyun.

Memperhatikan dari jauh, Anna melihat dokter tersebut kembali memeriksa Baekhyun. Memang sudah terlalu lama, namun pria itu tak kunjung sadar. Apakah ada masalah?

"Sehun, seberapa keras kau memukulnya?" Anna kembali menatap pria itu.

"Kenapa? Apa dia mati?" Sehun melirik sekilas pada Baekhyun yang masih memejamkan matanya.

"Jaga bicaramu, Oh Sehun," desis Anna tajam. Entah mengapa dirinya tidak suka mendengar rekannya itu berbicara buruk tentang Baekhyun. Ia mengulum senyum ketika dokter tersebut kembali dan menghampirinya.

"Kami pikir dia masih belum sadarkan diri. Syukurlah rupanya dia tertidur."

"Tidur?" tanya Anna tak menyangka. Sementara, Sehun berdecak tak percaya.

"Ya, pasien sedang tidur. Anda dapat membangunkannya."

Setelah kedua orang itu pergi, Anna memutuskan untuk menghampiri Baekhyun. Langkahnya terhenti tepat di sebelah ranjang pria itu. Diperhatikannya dada Baekhyun yang bergerak naik dan turun dengan teratur sesuai irama nafasnya.

Flower PetalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang