1. Lily of the Valley

107 33 1
                                    

Adalah yang kulakukan di sore hari, duduk di teras paviliun sambil memandang taman yang di tumbuhi bunga. Semua bunga itu adalah favoritku. Dan suamiku yang menanamnya.
 

***

Udara malam yang cukup dingin membuat seorang wanita merapatkan jaket yang membungkus tubuhnya. Setelah memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi, ia masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan apartmen yang kini sudah tak lagi menjadi tempat tinggalnya.

Ia terpaksa menjual satu-satunya properti yang ia miliki usai bercerai dengan suaminya. Karena apartmen itu adalah milik bersama maka hasil penjualan akan di bagi dua. Kini ia tak perlu lagi khawatir soal biaya untuk kelahiran anaknya nanti.

Ponsel yang ia letakkan di atas dashboard mobil bergetar, wanita itu mengangkat panggilan dari sang ibu tanpa mengalihkan pandangannya, "ya ibu?"

"Gyuri~ya, apa kau sungguh akan kembali ke rumah malam ini?"

"Hm. Aku sedang di jalan."

"Astaga, tak bisakah kau kesini besok pagi? Kenapa kau memaksakan dirimu seperti ini?" Ucap sang ibu yang terdengar begitu khawatir.

"Aku sudah tidak punya rumah, ibu. Dimana aku harus tinggal malam ini jika aku pergi besok pagi?"

Terdengar helaan nafas dari sebrang sana, "aku baik-baik saja. Tidak usah cemas." Gyuri berusaha menenangkan sang ibu.

"Baiklah. Jangan mengebut. Ibu akan menunggu sampai kau datang."

Gyuri mengulum senyum, "aku mengerti. Sampai jumpa."

Panggilan terputus, Gyuri kembali menaruh ponselnya, ia menghela nafas perlahan.

Gyuri tak pernah berpikir jika ia akan mengalami fase seperti ini dalam hidupnya. Saat memutuskan untuk menikah, ia hanya mengharapkan kehidupan pernikahan yang bahagia dan cinta dari suaminya. Tetapi, lelaki itu malah mengkhianatinya.

Terlalu sakit, hingga rasanya Gyuri ingin mengakhiri hidupnya jika saja tidak ada nyawa lain yang saat ini di titipkan kepadanya.

Mobil yang Gyuri kendarai terus melaju membelah gelapnya jalanan. Ia menuju ke kampung halamannya yang memang cukup jauh. Berkendara sendiri dan sedang hamil pula. Jika bukan karena terpaksa Gyuri sebenarnya takut untuk pergi sendiri.

Sampai di jalan yang cukup sepi, tiba-tiba saja laju mobil Gyuri melambat dengan sendirinya.

Gyuri mengernyitkan dahi saat merasa ada yang aneh dengan mobilnya. Ia berusaha menekan pedal gas, namun kendaraan roda empat itu malah berjalan semakin lamban hingga akhirnya berhenti. Hal itu membuat Gyuri cemas sekaligus takut.

"Bagaimana ini?"

Tak tahu harus berbuat apa, Gyuri hanya bisa berdiam diri di dalam mobil selama beberapa saat sambil beberapa kali menstater kembali mobilnya. Namun upayanya nihil. Mobilnya tetap tidak mau menyala. Sampai dari kejauhan Gyuri melihat sebuah cahaya yang mendekat ke arahnya.

Sebuah sepeda motor.

Gyuri segera membuka kaca jendela untuk meminta bantuan, ia melambaikan tangannya keluar seraya berteriak, "permisi! Bisakah aku meminta tolong?! Sepertinya mobilku mogok!"

Flower PetalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang