"Udah ah, yu mau pulang gak?" ucap Ramon bertanya pada tante Cantika yang masih duduk di pangkuan Ramon.
Ramon kemudian yang gantian menciumi tante Cantika.
"Emuah!"
"Emuah!"
"Emuah!"
"Emuah!"
Ciuman Ramon bertubi tubi mendarat di bibir tante Cantika yang terus terusan membalas serangan Ramon.
"Pulang enggak yah?"
gumam tante Cantika yang masih betah tinggal di hotel bersama Ramon sang kekasih gelapnya.
Tak terasa jarum jam di kamar hotel no 135 A B menunjukkan sudah pukul 11:15 waktu setempat.
"Pulang aja, nanti kalau suami kamu tiba udah di rumah bagaimana sayang?" ucap tante Cantika pada Ramon.
"Enggak mungkin lah, dia kalau mau pulang pasti nelpon aku dulu mon", ucap tante Cantika.
"Nah, itua dia masalahnya, hp kan kita kan di matiin, coba aja di hidupin pasti banyak yang nelpon", ujar Ramon yang ingin segera pulang kerana sudah cape melayani tante Cantika wanita yang benar benar haus kasih sayang seorang laki laki.
"Kalau satu malam lagi gimana kamu mau engga mon?" tanya tante Cantika pada Ramon.
"Duh gimana yah?" tanya Ramon pada tante Cantika, setelah itu Ramon terdiam sesaat.
"Udah gini aja, gimana kalau 1 malam lagi, nanti aku beliin mobil", ujar tante Cantika merayu Ramon.
"HAH!, yang bener?" tanya Ramon.
Ramon pun kaget kalau tante Cantika mau beliin Ramon mobil. Ramon langsung melepaskan pelukan tante Cantika. Lalu kemudian tante Cantika pun bangkit berdiri di depan Ramon.
Ramon langsung berbalik arah naik ke atas ranjang, lalu Ramon terlihat kegirangan dengan loncat-loncat di atas kasur, yang empuk di hadapan tante Cantika.
Tante cantika pun hanya tersenyum manis melihat kekasih gelapnya kegirangan sampai loncat loncat di kasur.
"Tapi ada syaratnya", ucap tante Cantika.
"Apapun syaratnya, akan aku penuhi",
ujar Ramon sembari terus loncat-loncat di kasur,
"Bener mon?" tanya tante Cantika.
"Iya bener!" ucap Ramon sembari menggigit bibirnya.
"Yakin?" tanya tante Cantika sembari menatap ke arah Ramon.
"Yakin dong", ucap Ramon sembari menganggukan kepala menjawab tante Cantika.
"Syaratnya, dari detik ini kamu puasin aku sekarang juga", ucap tante Cantika memberi syarat pada Ramon.
"SEKETIKA ITU HENING"
Ramon pun berhenti loncat-loncat di atas kasur, dan terdiam menatap tante Cantika.
"Kenapa Mon, Kamu gak sanggup?"
gumam tante Cantika setelah melihat Ramon berhenti loncat loncat dan terdiam sambil berdiri, Ramon hanya mampu menggeleng gelengkan kepalanya menjawab pertanyaan tante Cantika.
"Becanda Ramon sayang", ucap tante Cantika.
"Gila itu sih kalau syaratnya kaya gitu",
gumam Ramon yang kemudian langsung turun dari ranjang, dan lalu kemudian langsung merebahkan tante Cantika lalu kemudian menindihnya.
Kemudian terlihat mereka saling menatap satu sama lain.
Tante Cantika tidak bisa berbuat apa apa, setelah mendapat serangan ciuman bertubi tubi di seluruh wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Jadi Simpanan Isteri CEO
RomanceCerita ini hanya pandangan penulis saja, jika ada kesamaan Nama dan Tempat itu hanya kebetulan. Cerita khusus Dewasa. Cerita ini banyak mengandung adegan Dewasa, Jika Kamu belum cukup usia Bijaklah dalam memilih bacaan!!