Setelah keduanya tanpa mengenakan pakaian, Ramon pun mulai menindih tante Cantika yang terkapar karena terpengaruh minuman keras.
Dalam remang remang Ramon mulai meraba seluruh tubuh tante Cantika, tante Cantika mulai merintih lantaran mulut Ramon mulai mendarat di lobang tante Cantika yang berakar hitam lebat mudah becek.
Ramon terus menciumi lobang tante Cantika dengan nafas terengah-engah akibat minuman yang memabukan itu, minuman memabukan itu membuat gairah Ramon semakin tinggi. Panasnya kota jakarta membuat mereka berkeringat dalam melakukan hubungan suami istri.
Keringat pun mulai membasahi keduanya lantaran kamar kost Ramon tidak ber Ac.
Tante Cantika yang sama-sama mabuk pun terlihat menikmati semua serangan-serangan Ramon dengan rintihan-rintihan yang membuat gairah Ramon semakin memuncak.
Tak lama kemudian keponakan Ramon pun menyerah memuntahkan Cairan kental putih, pada saat itulah tante Cantika dan Ramon sama-sama mengerang.
Dalam remang-remang terlihat keduanya pun terkapar dan tertidur pulas tanpa mengenakan busana dan tanpa selimut yang menutupi tubuh mereka.
Waktu yang terlalu singkat, jam dinding di kamar kost pun sudah menunjukan jam 10 pagi waktu itu, terlihat Ramon bangun lebih awal dan langsung bergegas ke kamar mandi, rupanya Ramon sudah sadar dari mabuknya semalam.
Tante Cantika pun bangun setelah mendengar suara air dari dalam kamar mandi. Nampak terlihat tante Cantika pun duduk di kasur tanpa kain sehelai pun yg membalut tubuhnya.
Tante Cantika mulai berdiri dan berjalan ke kamar mandi yang jaraknya tidak jauh dari tempat tidur Ramon.
Suana di tempat kost yang begitu sepi lantaran penghuninya ada yang pulang kampung dan juga sudah berangkat beraktifitas. Dalam satu kost banyak Ramon yg gak kenal sama penghuni kost itu. Pemilik kost yang tidak tinggal satu rumah dan juga tanpa membuat aturan yg di terapkan di tempat kost itu membuat para penghuninya sering membawa pasangan tanpa ikatan pernikah ke tempat itu.
Tante Cantika terlihat berdiri di depan pintu kamar mandi tanpa mengenkan sehelai kain di tubuhnya.
"Mon, udah belum mon, mandinya?" seru tante Cantika sembari mengetok pintu kamar mandi dengan nada sedikit lantang.
"Bentar sayang!!" sahut Ramon dari dalam kamar mandi.
Tak lama kemudian Ramon pun keluar dari dalam kamar mandi, melihat tante Cantika yang bediri tanpa mengenakan sehelai busana pun membuat sifat usil Ramon berontak, yang akhirnya meremas salah satu gunung kembar tante Cantika.
Tante Cantika pun hanya tersenyum kemudian langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah Ramon keluar dari kamar mandi Ramon mulai mengenakan pakaian dengan rapih dan lalu kembali duduk di atas tempat tidur.
Tak lama Ramon duduk, ponsel Ramon pun berdering tanda panggilan masuk.
Ramon kemudian mengambil lalu melekatkan ponselnya dan menjawab panggilan tersebut.
"Halo Teteh, ada apa?" jantung Ramon sedikit berdebar penasarana sembari melontarkan pertanyaan pada
lawan bicaranya.Panggilan itu ternyata dari saudaranya di yang kampung untuk mengabarkan kalau Ayahnya Ramon sedang sakit.
"Berapa Teteh?" ucap Ramon bertanya pada Kakaknya melalui panggilan telepon.
Saudara Ramon yang menelpon ternyata meminta bantuan pada Ramon untuk biaya pengobatan Ayahnya di kampung untuk biaya operasi di rumah sakit.
"Hah! 20 jt?" Ramon sedikit terkejut kalau saudaranya minta di bantu biaya rumah sakit.
Ramon pun panik setelah mendengar Ayahnya sakit dan di rawat dirumah sakit butuh biaya besar untuk pengobatan ayahnya.
Ramon tampak gelisah berdiri menatap jendela.
"Mon, minjam handuk nya mon!" seru tante Cantika dari dalam kamar mandi.
"Iah sebentar sayang" sahut Ramon pada tante Cantika.
Kemudian Ramon pun mengambil handuk yang bekas di pakainya dan lalu menyerahkan pada tante Cantika yang masih di dalam kamar mandi.
Selang beberapa saat sat kemudian tante Cantika pun keluar dari kamar mandi, Ramon yang masih gelisah pun berdiri, dua tangannya memegang jendela, kepalanya menunduk.
Tante Cantika yang melihat Ramon gelisah pun akhirnya bertanya pada Ramon.
"Kamu kenapa mon?" tanya tante Cantika pada Ramon.
"Gak apa-apa sayang, cuma lagi bingung aja" ucap Ramon menjawab tante Cantika sambil membalikan tubuhnya.
"Bingung kenapa mon?" tanya tante Cantika.
Ramon kembali terdiam, sesekali Ramon menggaruk garuk kepalanya dan mengacak-acak rambutnya.
Terlihat Ramon yang gelisah berdiri di depan tante Cantika yang sedang mengenakan baju mengundang tante Cantika memaksa Ramon menjawab pertanyaanya.
"Udah sih mon, kamu jujur aja kenapa sih!?" ucap tante Cantika yg baru selesai memakai baju.
Ramon pun kemudian menyampaikan kegelisahannya pada tante Cantika, dan tante Cantika pun setelah mendegar semua cerita Ramon, tante Cantika pun siap membantu biaya yg di butukan untuk ayahnya.
"Ya udah, kapan kamu mau Pulang Mon?" ucap tante Cantika bertanya pada Ramon.
"Enaknya kapan yah?" tanya Ramon pada tante Cantika.
"Aku boleh ikut gak mon?" ucap tante Cantika.
"Kalau ikut, nanti suami kamu gak curiga?" ucap ramon pada tante Cantika.
"Iya juga yah, ya udah nanti uangnya aku transfer aja yah?" ucap tante Cantika.
Setelah sedikit berbincang bincang tante Cantika pun akhirnya pulang dari tempat kost Ramon, terlihat Ramon mengantar tante Cantika sampai di depan gerbang tempat kost Ramon.
Beberapa saat kemudian setelah tante Cantika pergi dengan mobilnya, Ramon kembali masuk ke dalam kamar kost.
Nampak terlihat Ramon melamun di dalam kamar kostnya, tak lama kemudian Ramon mengambil hp, sepertinya Ramon hendak menelpon seseorang.
"Halo Mel, kamu ada kuliah gak hari ini?" tanya Ramon yang masih berdiri di dalam kamar kost, tangan kanannya masih melekatkan ponselnya di telinga.
Ramon mengangguk anggukkan kepala dengan pons yang masih melekat di telinganya.
Ternyata hari ini Melisa gak masuk kuliah lantaran Melisa gak enak badan setelah pulang dari tempat kost Ramon,
Melisa bercerita pada Ramon lewat teleponnya, kalau di area basahnya masih sakit dan bikin tidak enak badan.
Ramon pun sempat khawatir tentang kondisi Melisa yang habis di genjotnya waktu itu.
Melisa pun sudah periksa ke dokter dan meminum obat.
Melisa juga bercerita pada Ramon tentang dokter yang memberi ia ucapan selamat menempuh hidup baru pada Melisa.
Dokter yang mengira Melisa pengantin baru pun sempat menanyakan suaminya kenapa gak ikut.
"Terus, terus kamu jawab apa Mel?" dengan tatapan lurus serta menaikan kedua alisnya, Ramon melontarkan pertanyaan pada Melisa melalui ponselnya yang masih melekat di telinga Ramon.
Melisa lalu bercerita pada Ramon tentang pertanyaan Dokter tersebut, Melisa menjawab pertanyaan Dokter yang katanya suaminya lagi pergi ke luar kota.
Ramon pun tertawa setelah mendangar cerita Melisa lewat telpon dan Ramon pun menyampaiakan kalau Ramon akan pulang kampung beberapa hari.
Mendengar Ramon akan pulang kampung, Melisa pun meminta pada Ramon untuk ikut ke kampungnya.
"Tapi kamu masih sakit Mel, terus kuliah kamu gimana?" tanya Ramon pada Melisa melalui panggilan telpon.
Melisa terus memaksa ikut Ramon pulang ke kampungnya.
"Ya udah kamu jujur sama Ayah Ibu kamu, gak apa-apa ikut juga" Ramon pun akhirnya mengijinkan Melisa ikut dengan syarat.
Benar saja setelah Melisa dan Ramon berbicara lewat telpon, tak lama kemudian
SELANJUTNYA...
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Jadi Simpanan Isteri CEO
RomantikCerita ini hanya pandangan penulis saja, jika ada kesamaan Nama dan Tempat itu hanya kebetulan. Cerita khusus Dewasa. Cerita ini banyak mengandung adegan Dewasa, Jika Kamu belum cukup usia Bijaklah dalam memilih bacaan!!