BELAH DURIAN

1.2K 3 0
                                    

"Enggak apa apa Mel? tanya Ramon pada Melisa dengan tangan yang masih mengepal nasi,

Ramon pun melanjutkan kembali sarapan paginya bersama Melisa.

Setelah sarapan selesai, Ramon tampak membawa ember cucian ke tempat jemuran di atas loteng tempat kostnya.

Setelah menjemur, Ramon kemudian kembali ke kamar kostnya, di kamar kost nampak terlihat Melisa sedang merapihkan tempat tidur yg berantakan.

"Udahdi jemur Mon?" tanya Melisa pada Ramon.

"Udah dong, kamu hari ini ada kuliah enggak Mel?" tanya Ramon pada Melisa.

"Ada, tapi aku lagi males aja"  dengan mengerutkan dahinya, Melisa menjawab pertanyaan Ramon.

"Kenapa males?" tanya Ramon pada Melisa.

Ramon dan Melisa kembali berbincang-bincang serius di dalam kamar kost, kemudia melisa kembali berbaring di tempat tidur, Ramon yang masih duduk di samping Melisa pun ikut berbaring, sembari menatap langit-langit kamar kost.

Ramon dan Melisa terus berbincang-bincang sembari  berbaring di atas kasur, se sekali Ramon menatap Melisa dan Melisa menatap Ramon, mereka pun saling membalikan tubuhnya dan saling menatap.

Melisa saja terus memandangi wajah Ramon yang sangat tampan, tak sadar Melisa pun memeluk Ramon, dan tangan Melisa mulai yang mulai nakal akhirnya meraba ponakan Ramon yang masih tidur, perlahan tangan Melisa mulai membuka resleting celana Ramon dan mencoba mengeluarkan ponakan Ramon yang masih tertidur,

Ramon pun mulai terpancing dengan sentuhan sentuhan Melisa yang terus mencoba membangunkan ponakannya.

Tangan Ramon pun mulai menaikan kain sarung yang menutupi area rawan basah Melisa.

Nampak terlihat Ramon bangun dari dari kasur dan langsung melepas semua baju yang di pakai Melisa, terlihat dua gunung kembar Melisa yang mulus dan indah seperti bakpao.

Ramon yang melihat gunung kembar Melisa yang seperti bakpao isi coklat pun langsung melumatnya, terlihat Melisa menikmati lumatan Ramon yang semakin menjurus kebawah ke area rawan basah Melisa.

Ramon mencoba menyingkirkan kain sarung yang mengganggu aksinya, nampak kain sarung pun telah di singkirkan sama Ramon, kini Melisa nampak terlihat penuh pesona tanpa kain sehelai pun yang menutupi tubuhnya, dan Ramon bebas melakukan aksinya,

Ramon mulai membuka kaki Melisa yang mencoba membuka lobang area basah Melisa. Tanpa pikir panjang Ramon langsung menuntun keponakannya ke  lobang area basah Melisa yang masih bersegel.

Kini ponakan Ramon sudah menempel persis di lobang area basah melisa yang tanpa akar hitam.

Ramon mencoba menekan ponakannya.

"Aow aow, sakiiit" rintih Melisa kesakitan setelah ponakan Ramon mulai merangsak masuk.

"Ssssttt... jangan kenceng kenceng Mel!" dengan merekatkan telunjuk tangannya pada bibir Melisa, Ramon terus berusaha memasukan ponakannya ke dalam area sensitif Melisa.

Setelah Melisa mengerang dan merintih kesakitan, Ramon pun tidak menekan ponakanya untuk memaksa masuk,

Setelah Ramon melihat Melisa sedang memainkan gunung kembarnya sendiri dengan tangannya, Ramon pun langsung menekan ponakannya masuk dan akhirnya masuk tepat di lobang area basah Melisa.

"Aaaawwwww, sakit Mon!!" teriak Melisa yang kesakitan, tangannya mencoba menahan pinggul Ramon.

Kini ponakan Ramon pun berhasil menerobos masuk ke lobang area basah Melisa.

Melisa pun terdengar merintih kesakitan, tangan Melisa terus menahan pinggang Ramon supaya Ramon tidak terlalu kencang mendorong keponakanya keluar masuk lobang area basah Melisa.

Terpaksa Jadi Simpanan Isteri CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang