Ramon pun akhirnya membeli martabak untuk Ayah dan Ibunya Melisa.
Terlihat Ramon dan Melisa pun kembali melangkah ke arah motornya, dan setelah mendapatkan martabak, Ramon kembali menaiki motor dan di ikuti Melisa yang naik di bonceng Ramon.
Tampak mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah Melisa.
Beberapa saat kemudian terlihat mereka pun sampai di rumah Melisa.
Di teras sedang duduk Ayah dan Ibunya Melisa, datanglah Ramon dan Melisa yag baru tiba pun langsung di sambut oleh Ibu dan Ayahnya Melisa.
"Selamat sore Bapa, Ibu", ucap Ramon pada Ayah dan ibunya Melisa, seraya menyodorkan tanang lalu mencium tangan kedua orang tua Melisa satu persatu.
Ramon dan Melisa lalu duduk di teras bersama Ayah dan Ibunya Melisa. Ramon menyerahkan bungkusan yang di bawanya pada ibunya Melisa, Ibunya Melisa lalu masuk ke dalam rumah membawa bungkusan tersebut yang di berikan Ramon. Di teras Ramon berbincang-bincang dengan Ayah Melisa...
Di tengah-tengah perbincangan mereka bertiga, Ramon tiba-tiba melontarkan pertanyaan pada Ayahnya Melisa.
"Pa, Paaa? boleh saya ajak Melisa keluar?" dengan sedikit gugup Ramon minta ijin pada Ayah Melisa.
"Boleh, tapi jangan malam-malam yah pulangnya!" jawab Ayah Melisa pada Ramon, mengizinkan dengan syarat,
"Beneran pa?, makasih ya Pa, makasih" dengan wajah bahagia Ramon seraya menarik tangan Ayahnya Melisa lalu mencium.
"Kok, di bolehin sih yah? Harusnya kan gak boleh yah", goda Melisa menyeletuk pada Ayahnya, Melisa pun bermaksud menggoda Ramon yang meminta izin pada Ayah Melisa mengajak Melisa keluar.
"Udah, ikut aja sana!" ujar Ayahnya yang mengizinkan Melisa seraya menyuruh Melisa untuk ikut Ramon.
"Tuh kamu mau ikut gak?" tanya Ramon pada Melisa di depan Ayahnya.
Setelah beberapa saat kemudian setelah Ramon meminta izin pada Ayah Melisa. Keluarlah Ibunya Melisa membawa minuman dalam gelas dan martabak.di atas nampan yang di bawa dari dalam rumah oleh Ibunya Melisa. Kemudian Ibunya Melisa menyuguhkan di meja teras itu.
Lalu beberapa saat kemudian Ramon dan Melisa bangkit dari duduknya, setelah ibunya Melisa menyuguhkan minum untuk Ramon di meja teras.
"Lho, mau kemana lagi kalian?" tanya Ibunya Melisa yang gak tau Ramon dan Melisa hendak pergi.
"Anu bu, saya mau ajak Melisa pergi sebentar" jawab Ramon seraya membungkukkan tubuhnya di depan Ibunya Melisa.
Ramon yang bukan hanya ganteng, tapi juga sopan pada calon mertua.
Ayah Melisa yang masih duduk di teras pun hanya menghela nafas panjang, mendengar Ibunya Melisa melontarkan pertanyaan pada Ramon dan Melisa.
"Biasa anak muda bu, kita kayak gak pernah muda saja bu" ujar Ayahnya pada Ibunya Melisa.
"Ya udah Pa, Bu, kami pamit dulu" dengan membungkukan tubuhnya, Ramon pamit pada Ayah dan Ibunya Melisa.
Ramon dan Melisa pun naik motor berboncengan yang di kendarai oleh Ramon.
Ramon pun mulai melajukan motornya membonceng Melisa di belakangnya.
Melisa yang tidak tau mau di ajak kemana oleh Ramon pun akhirnya bertanya pada Ramon.
"Kita mau ke mana sih sayang?" tanya Melisa pada Ramon yang masih di atas Motor yang sedang melaju pelan.
Ramon terus melajukan motornya dengan pelan. Ramon tidak menjawab sepatah kata pun pertanyaan Melisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Jadi Simpanan Isteri CEO
RomanceCerita ini hanya pandangan penulis saja, jika ada kesamaan Nama dan Tempat itu hanya kebetulan. Cerita khusus Dewasa. Cerita ini banyak mengandung adegan Dewasa, Jika Kamu belum cukup usia Bijaklah dalam memilih bacaan!!