06. TLAIR

156 31 0
                                    

Duke menatap tajam permaisuri, setelah mendengar laporan dari Istrinya terkait putranya yang akan diundang secara resmi ke istana, ia langsung meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti makan malam bersama.

Setelah jamuan makan malam itu berakhir, Erden kembali menatap Silvia dengan tatapan tajam miliknya.

Permaisuri tersenyum tipis saat menyadari Duke yang terus menatapnya dengan tatapan penuh permusuhan. "Wajah saya akan berlubang jika Anda terus menatap saya seperti itu, Duke"

"Bukankah Anda harus memberitahu saya sesuatu, Permaisuri?"

Silvia memutar gelas wine miliknya sambil menatapnya dingin. Heh dia bahkan tidak memanggil ku 'Yang Mulia'.

Wanita itu kembali menatap Duke dengan senyuman khasnya. "Bukankah Anda sudah mendengarnya?"

Erden merapatkan giginya kesal, berurusan dengan wanita itu selalu saja menyebalkan. Erden sudah tidak menyukainya dari awal karena dia selalu memonopoli perhatian Istrinya.

"Batalkan undangan itu." Ujarnya tegas.

Erina yang merasakan tekanan berat karena kekuatan Duke diruangan itu memutuskan mengajak Putranya dan Pangeran pertama meninggalkan Erden dan Silvia.

Silvia tertawa sinis ketika tersisa mareka berdua diruangan yang terasa dingin itu.

"Tolong jaga sopan santun Anda, Bukankah tindakan Anda terlalu berani sekarang?"

Erden berdiri dari kursinya lalu berbicara sambil menghampiri Permaisuri dengan tekanan yang terus terpancar dari tubuhnya. "Lancang sekali. Apa Anda pikir kekuatan keluarga Duke lebih lemah daripada keluarga kekaisaran?"

Erden berhenti dihadapan permaisuri yang sudah kesulitan bernafas akibat tekanannya. "Keluarga Pendragon tidak pernah ikut campur urusan suksesi karena kami tidak tertarik akan kekuasaan dan keserakahan Kekaisaran."

"Pahlawan itu berasal dari keluarga kami, jika bukan karena keluarga kami apa Anda pikir Kekaisaran yang Anda banggakan ini dapat bertahan?" Erden menyeringai, meremehkan wanita didepannya yang sangat berani.

"Asal Anda tau, bahkan Kaisar akan menunduk didepan keluarga Pendragon jika kami mengeluarkan kekuatan kami yang sesungguhnya." Lanjut Erden sembari menatap Silvia dengan tatapan merendahkan.

Silvia terdiam beberapa saat karena merinding, ucapan Duke itu bukan candaan. Faktanya Kaisar memang selalu waspada dengan keluarga Pendragon, karena itu dia berusaha membuat keluarga ini berpihak padanya lewat sahabatnya yang sangat dicintai oleh Duke.

Keluarga Pendragon telah lama dikenal sebagai keluarga yang misterius dan terisolasi, menjauh dari sorotan publik selama beberapa generasi.

Disaat Orang-orang berjuang keras untuk bertahan hidup menghadapi ancaman Mutan dan bebagai keanehan lainnya yang mengancam keselamatan Bumi, Keluarga Pendragon malah kegirangan karena kemunculan Naga, entitas mistis yang selama ini hanya dikenal dari legenda dan dongeng.

Dengan strategi yang cerdik dan kekuatan fisik yang tak masuk akal, Keluarga Pendragon berhasil memojokkan Naga. Dari situ, mereka berhasil membuat kontrak kuno yang misterius dengan Naga, yang kemudian menjadi asal usul dari nama mereka, Pendragon.

Setelah berhasil mengikat kontrak dengan para Naga, keluarga ini mengemukakan keberadaan mereka ke dunia luar, menyebarkan nama mereka dan memamerkan kekuatan yang bahkan bisa menyaingi Mutan tingkat tinggi.

Meskipun memiliki reputasi sebagai keluarga yang sulit ditebak dengan sifat gilanya, Keluarga Pendragon terkenal karena tindakannya yang impulsif berdasarkan keinginan spontan mereka sendiri.

Mereka cenderung menghindari terlibat dalam usaha melawan Mutan, kecuali situasi tersebut sesuai dengan ambisi atau keinginan mereka. Namun, kedatangan anak misterius, yang diadopsi oleh kepala keluarga sebagai putra, membawa perubahan yang signifikan dalam tindakan dan kebijakan keluarga.

Kedatangan Haran, yang ternyata menjadi seorang Pahlawan, ke dalam keluarga Pendragon, membuat perubahan signifikan dalam aktivitas keluarga. Dengan kehadirannya, mereka tidak hanya menjadi lebih terlibat dalam pertarungan melawan Mutan tetapi juga mulai menegaskan pengaruh mareka. Kehadiran Haran tidak hanya membawa energi baru tetapi juga strategi baru dalam pertempuran mereka melawan musuh-musuh yang mengancam.

Kemenangan Sang Pahlawan atas para Mutan tidak hanya mengukuhkan reputasinya tetapi juga secara signifikan menguatkan posisi Kekaisaran Dwibala, tempat keluarga Pendragon berada.

Dengan keluarga ini di garis depan, Kekaisaran Dwibala tidak hanya bertahan dari ancaman yang ada tetapi juga tumbuh lebih kuat, dengan Keluarga Pendragon menjadi senjata dan pelindung utama kekaisaran. Keberadaan mereka yang unik sebagai pelindung yang juga memiliki kekuatan untuk mengendalikan makhluk legendaris semakin memperkuat posisi Kekaisaran dalam dunia yang penuh gejolak.

Permaisuri menekan kegugupannya, "Tolong tenanglah, Duke. Saya mengundang Putra Anda murni karena permintaan Putra saya." Entah kemana wajah angkuhnya tadi, sekarang punggungya terasa penuh dengan keringat.

Erden terkekeh geli. "Bohong, saya bisa melihat niat Anda dengan jelas."

Rasanya Silvia ingin langsung kabur sekarang, menyeramkan sekali. Tapi ini adalah resikonya, dia harus menanggungnya. "Saya berjanji tidak akan melibatkan Putra Anda pada politik Kekaisaran."

Belum, Permaisuri harus menahan niatnya dulu. Tahan, tersenyum tulus seperti biasa demi hidupnya.

"Lagipula saya sudah meminta izin pada Erina dan dia mengizinkan karena Aran memang ingin mengunjungi Istana, benar 'kan?"

"Berhenti memanfaatkan Istri dan Anak saya untuk tujuan Anda." Balas Erden sambil mencengkram wajah permaisuri.

Erden menatap tajam wanita kecil didepannya, sedikit saja tenaga pada cengkramannya dapat menghancurkan kepala dari wanita menyebalkan ini. Dia sudah berusaha keras untuk menghindar dari keluarga Kekaisaran tapi beraninya wanita ini menyeret Putranya.

"Apa Anda pikir saya tidak berani pada Anda karena posisi Anda, Permaisuri? Saya kira Anda sudah tau bahwa jika Anda tiba-tiba menghilang, Kaisar tidak akan menyalahkan Pendragon."

Erina tidak dapat menyangkal. Kaisar sudah menemukan penggantinya, selama bukan penerusnya yang menghilang Pria keji itu tidak akan mengambil resiko untuk memusuhi keluarga Pendragon. Bahkan sepertinya Kaisar akan berterimakasih karena sudah menyingkirkan Silvia yang merupakan penghalang bagi hubungannya dengan Selir kesayangannya.

"Erina akan marah jika mengetahui tindakan kasarmu sekarang." Tutur wanita itu mencoba terlihat tenang.

Erden melepas kasar wajah Silvia lalu menghela nafas, wanita sialan ini sangat mengetahui kelemahannya. "Anda selamat kali ini karena Istriku memberi izin, tapi jika terjadi sesuatu dengan Aran-." Pria itu menundukkan punggung miliknya dan berbisik pelan disamping telinga Silvia yang membuat wanita itu merinding ketakutan, "Anda akan tau akibatnya."

Silvia menghela nafas lega saat tekanan di ruangan itu perlahan menghilang.

"Saya mengawasi Anda, jadi berhati-hatilah dalam sesuatu yang melibatkan Anak saya." Tukas Erden, mengancam sembari berjalan meninggalkan ruangan makan itu.

"Ini pertama kalinya aku melihat suami Erina semarah itu, aku hampir mati." Ujar Silvia ketiga mengingat wajahnya yang dicengkeram Duke, wanita itu sangat sadar bahwa kepalanya hampir saja diledakkan.

"Hah, kenapa Erinaku menikah dengan Pria menyeramkan begitu?" Keluhnya, meskipun sejujurnya dia bersyukur Sahabatnya sangat dicintai oleh Erden, jika bukan karena statusnya sebagai sahabat Erina, mungkin dia sudah mati sejak tadi di tangan Duke gila itu.

"Aku akan bertahan demi Raife, apapun resikonya tidak akan kubiarkan putra dari wanita itu menaiki tahta."

Bohong jika Silvia tidak serakah akan tahta untuk anaknya, tapi alasan lain dia bisa membiarkan pangeran kedua menjadi Kaisar adalah karena Selir yang muncul entah darimana itu. Silvia memiliki firasat bahwa wanita itu pasti memiliki suatu rencana yang berbahaya.

Silvia meremas jari-jari miliknya lalu menyebut pelan nama seseorang, "Lyrasica Dwibala." Cepat atau lambat wanita itu akan membawa kehancuran jika rencananya berjalan lancar.

The Lazy Aran Is RebornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang