Seminggu setelah kunjungan Permaisuri, Aran kini berada di dalam sebuah mobil dengan bentuk yang sedikit aneh. Jujur saja, selama ini Aran tidak terlalu memperhatikan perkembangan teknologi di sekitarnya karena terlalu fokus pada misteri terkait kakaknya.
Baru sekarang Aran sadar bahwa teknologi Bumi di tahun 3338 sudah teramat maju dibandingkan dengan kehidupannya sebelum kemunculan Mutan. Tidak heran, lagipula sudah 300 tahun berlalu sejak kematiannya.
Apalagi dengan adanya mana, berbagai teknologi yang dulunya tidak mungkin dikembangkan kini dapat direalisasikan. Contohnya adalah mobil tanpa ban yang dapat melayang, seperti yang sedang dikendarai Aran saat ini.
Mobil ini berbentuk seperti mobil dalam ingatannya dahulu, namun dibuat tanpa ban dan dapat melayang. Di sekeliling mobil terdapat sebuah bola transparan yang melindungi mobil dari benturan.
Bola transparan tersebut adalah sebuah barrier yang dikembangkan oleh para Master penyihir dengan menggunakan mana. Ketika mobil bertabrakan atau berbenturan dengan keras, bola itu secara otomatis akan menetralkan guncangan yang terjadi di dalam mobil. Ide ini dapat mengurangi kecelakaan yang membahayakan keselamatan.
Aran juga terkejut melihat betapa majunya wilayah Duchy, yang sangat berbeda dari apa yang telah dia pikirkan. Awalnya, dia membayangkan orang-orang akan mengenakan pakaian kuno layaknya rakyat jelata dalam film-film historical yang sering ia tonton dahulu.
Namun, kenyataannya para penduduk Duchy mengenakan pakaian yang modis dan sederhana. Fakta ini membuat Aran, yang sedang menatap pemandangan Duchy, merasa sedikit iri. Andai pakaiannya juga sesederhana itu pasti akan lebih nyaman.
Pakaian Aran sehari-hari sebenarnya tidak terlalu mewah, tapi tetap saja memerlukan bantuan pelayan untuk memakainya. Mungkin karena Aran sudah terbiasa dengan bantuan tersebut? Entahlah, mungkin juga hanya karena Aran terlalu malas.
Karena kediaman keluarga Pendragon yang megah dan indah bagaikan istana, Aran jadi berpikir bangunan-bangunan disini seperti buku dongeng yang biasa dibacakan oleh guru TK nya dulu. Tapi ternyata seperti kota pada umumnya, ada banyak gedung yang tinggi dan kendaraan yang berlalu lalang. Bedanya hanya kendaraan disini lebih maju karena perkembangan teknologi.
Untuk gedung gedungnya Aran belum dapat memastikan apakah gedung itu hanya gedung biasa seperti apa yang diingatnya atau sudah lebih canggih, mungkin setelah cukup umur dia akan keluar untuk menjelajahi wilayahnya ini lebih detail.
"Sepertinya Duke benar-benar bekerja keras dalam mengembangkan wilayahnya. Sudah berapa lama aku tidak melihat kota yang utuh seperti ini?" gumam Aran, sibuk menatap pemandangan yang sangat berbeda dari masa keberadaan Mutan. Di masa itu jangankan gedung, bahkan menara pun dibuat rata oleh para Makhluk aneh itu.
"Aneh rasanya, dulu apabila aku menatap sekitar hanya ada mayat yang berserakan di tanah. Tapi sekarang aku bisa melihat pemandangan seperti ini. Aku tidak terbiasa, rasanya seperti mimpi."
Hanya beberapa bulan setelah kemunculan Mutan, tidak ada kota atau negara yang memiliki gedung tinggi. Bahkan memiliki desa dengan rumah kecil saja terasa sulit.
Pasti tidak mudah untuk memulihkan sesuatu yang telah musnah, tapi sekarang tampaknya sudah kembali seperti sebelum munculnya Mutan. Melihat pemandangan ini membuat Aran terpaksa teringat kenangan tentang keluarganya di kehidupan pertamanya.
Aran terdiam dalam lamunannya cukup lama sampai akhirnya tersadar bahwa mobilnya telah tiba di gate.
"Tuan muda, kita telah sampai di gerbang. Sebentar lagi kita akan tiba di ibu kota Kekaisaran," lapor sang sopir kepada tuannya, membuyarkan lamunan Aran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lazy Aran Is Reborn
FantasyAran, seorang remaja yang dikenal sangat pemalas, secara misterius mendapat kekuatan super dan kini harus menjalani nasib sebagai pahlawan di dunia yang porak-poranda akibat serangan mutan. Ironisnya, setiap hari Aran harus mendengar keluhan kakakny...