08. TLAIR

108 21 1
                                    

Aran menatap lelah kedua manusia yang berdiri di depannya. Entah sudah berapa lama ia terjebak oleh mereka, dan satu-satunya yang ia inginkan saat ini hanyalah kasur lembut untuk berbaring dan tidur.

Setelah gadis kecil yang tak dikenalnya itu berbisik pada Raife, tiba-tiba saja gadis itu mendekati Aran dengan tatapan penuh binar. Sungguh, ini sangat merepotkan.

"Hai, aku Seraphine. Putri Duke Eldenjar sekaligus keponakan dari Kaisar. Anda sangat tampan, ayo atur perjodohan denganku!"

Aran hampir tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Apa? Apa gadis kecil itu baru saja melamarnya?

"Sera! Perhatikan ucapanmu," tegur Raife, namun gadis itu sama sekali tidak menggubrisnya. Sebaliknya, Seraphin terus menatap Aran, menunggu jawabannya.

Aran mencoba mengingat, Duke Eldenjar adalah satu-satunya saudara Kaisar, seorang pangeran kedua yang tidak pernah terlibat dalam suksesi karena lebih memilih menjaga keluarganya daripada mengejar kekuasaan. Cerita itu dikenal banyak orang. Tawaran gadis itu sebenarnya cukup menarik, namun Aran merasa seperti seorang kriminal jika menerimanya, mengingat usianya yang jauh lebih tua jika menghitung umur dari kehidupan lalunya.

"Apa kau akan mengabaikanku terus, Tuan Aran?" keluh Sera yang mulai kesal karena tak kunjung mendapat jawaban. Raife menyeringai kecil, menikmati momen langka di mana kerabatnya diabaikan. "Ah, sepertinya Aran kelelahan. Dia harus segera istirahat karena baru saja tiba."

"Apa susahnya menjawab tidak atau ya?!"

Aran akhirnya menatap gadis itu. "Tidak," jawabnya singkat. Ia merasa ada banyak hal merepotkan yang akan terjadi jika ia mendekati gadis ini.

Raife tak bisa menahan tawa. Ini pertama kalinya seseorang menolak pesona Sera, gadis kecil yang biasanya bisa meluluhkan siapa saja di hadapannya.

"K-Kau?!" Sera tampak tak menyangka dengan jawaban Aran. Namun, dengan cepat dia menenangkan dirinya, lalu mendekatkan wajahnya pada Aran.

"Aku tidak akan menyerah," ucapnya sinis sebelum berbalik dan pergi.

Aran memperhatikan gadis itu menghilang dari pandangan sebelum beralih pada Raife. "Kenapa tidak ada satu pun pelayan atau penjaga di dekatnya?" tanyanya, penasaran. Sejak awal, ia sudah merasa aneh melihat seorang gadis bangsawan yang merupakan keturunan Duke berkeliaran tanpa pengawalan.

Raife mulai berjalan lebih dulu sebelum menjawab, "Yang kita lihat tadi hanya rohnya. Tubuh aslinya berada di kediamannya sekarang. Dia sering keluar seperti itu untuk mencari hiburan, dan hanya kita yang bisa melihatnya."

"Bukannya dia sebaya denganku? Seharusnya dia belum membangkitkan kekuatannya."

Raife mengangguk pelan. "Sera termasuk kasus spesial. Sejak bayi, dia sudah membangkitkan kekuatannya, dan itu menyebabkan nyawanya terancam. Itulah harga dari kekuatan itu; dia harus terus terbaring sampai kekuatannya bangkit sepenuhnya." Sekilas ada sedikit ekspresi sedih di wajah Raife, yang dapat tertangkap oleh netra Aran.

"Omong-omong, ini rahasia yang hanya diketahui keluargaku dan para Duke. Kau juga harus merahasiakannya."

Aran menatap Raife dengan rasa penasaran. "Kenapa kamu memberitahuku rahasia penting itu?"

Raife tertawa kecil mendengar pertanyaan Aran. "Bukan karena aku mempercayaimu, tapi karena aku tahu kau terlalu malas untuk ikut campur, apalagi sampai membocorkan masalah ini."

Aran hanya bisa diam. Raife benar, ia tak bisa menyangkalnya.

Tak terasa mareka telah tiba dikamar yang akan ditempati Aran untuk sementara, "Aku akan meminjamkan beberapa pelayanku, kau bisa memanggil mareka apabila kau butuh sesuatu."

The Lazy Aran Is RebornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang