chapter 1

2.9K 57 5
                                    

Happy Reading~
⚠️typo bertebaran

+++++++++++++++++++++++++++++++

Tok tok tok

" Vano bangun sayang, emang kamu gk sekolah? "Tanya seorang wanita paruh baya yg masih cantik walaupun umurnya udah 45 tahun.

" ini udah telat loh, sekarang udah jam 7 nanti papa kamu marah nak"

“bentar lagi ma~vano masih ngantuk"

"Nanti papa kamu marah vano"ucap wanita itu yg mempunyai tutur kata yg lembut bernama stefani adinda Leonard atau biasa dipanggil mama fani.

Mendengar nama papa nya vano yg mempunyai nama lengkap  javiel stevano Leonard langsung membuka matanya karena heran" bukannya papa lagi di luar kotanya? "Batin vano.

" papa kamu baru pulang tadi malam,jadi segera lah kamu bersiap-siap kesekolah sebelum papamu datang dan memarahimu"setelah mengucapkan itu mama fani segera turun untuk menyiapkan sarapan untuk putranya dan suaminya.

Setelah mendengar kabar bahwa papanya sudah pulang, vano segera bergegas bangun dari tidurnya dan langsung  ke kamar mandi.

Selang beberapa menit vano keluar dengan rambut yg basah dan kain yg melilit di pinggang ramping nya.  Ia mengering kan rambut nya dengan handuk kecil sambil berjalan ke arah walk in closed untuk memakai seragam sekolahnya.

*****
Setelah selesai, vano langsung keluar dari kamar dengan tergesa-gesa karena dia sudah telat kesekolah. Setelah sampai di bawah ia langsung bergegas ke arah dapur untuk berpamitan ke mamanya.ketika ia melewati ruang makan , ia melihat papanya di meja makan sambil menatap tajam ke arah nya.
Ini yg paling vano benci dari papanya, ia terlalu mencampuri urusan sekolah nya.

"Tidur jam berapa kamu semalam? " tanya papanya vano yg memiliki nama lengkap Rafael Karl Leonard.

"Itu bukan urusanmu"

Palk!!

"kAMU TIDAK MEMPUNYAI SOPAN SANTUN NYA TERHADAP ORANG TUAMU, KAMI TIDAK PERNAH MENGAJARKAN HAL YG TIDAK BAIK. " teriak Rafael sambil menatap tajam ke arah putra semata wayang nya itu.

Fani yg mendengar suaminya itu berteriak ia segera mematikan kompor dan berlari kearah ruang makan.

"Astaga mas apa-apaan sih kamu, dia anak kamu loh kok kamu tampar"

"Dia bukan anakku ma, aku tidak mempunyai anak yg tidak memiliki sopan santun" ucap Rafael sambil menatap tajam ke arah vano

Bagaimana dengan keadaan vano?

Ia sakit hati mendengar perkataan papanya dan ingin menangis tapi ia menahannya. Ia kasihan melihat mamanya yg khawatir terhadapnya.

"Kamu tidak apa²nak? " tanya fani sambil mengelus pipi chubby putih  itu yg sekarang sudah memerah akibat tamparan yg di berikan suaminya tersebut.

"Gapapa kok mah vano baik²aja" ucap vano sambil tersenyum manis walaupun di balik senyuman itu ada kepedihan yg mendalam.

"Kalau gitu vano ke sekolahnya mah vano udah telat" lanjut vano sambil menyalim tangan mama nya.

"Tapi pipi  kam-"

"Udah lah mah kamu tidak perlu mengkhawatirkan anak yg tidak memiliki sopan santun itu"

Mendengar perkataan papanya yg selalu menyakiti hatinya, ingin rasanya vano menangis saat ini juga tapi ia tidak ingin menambah masalah.

"Vano gk papa kok ma gk usah khawatirkan vano nanti mama sakit karena kepikiran vano mulu. Oh iya ma vano berangkat dulu nya vano udah telat bangat"

"Baiklah hati²dijalan ya sayang, ingat sampai di sekolah kamu sarapan dulu nanti mag kamu kambuh"

"Iya ma kalau gitu vano pamit dulu" vano pun berjalan meninggalkan kedua orang tuanya dan berangkat ke sekolah menggunakan motor sport nya, walaupun badan nya kecil dan hanya memiliki tinggi 172 kalian  jangan pernah meragukannya , ia merupakan ketua geng dari Wolfiver , geng tersebut merupakan raja jalanan dan mereka juga sering mengikuti balap liar dan memenangkan nya. Tapi semenjak kedua orangtua vano pulang dari luar negeri ia tak sebebas yg dulu, ia dilarang keras oleh papanya mengikuti balap liar dan menyuruhnya keluar dari geng itu. Tapi vano tidak mau karena ia sudah susah payah membangun geng itu. Dan semenjak itulah hubungan papa dan anak itu mulai renggang.

Setelah kepergian vano, fani menatap suaminya yg sedang memijat pangkal hidungnya.fani pun menghampiri sang suami dan memegang bahu suaminya itu

"Mas kamu gk boleh terlalu keras terhadap vano, dia akan semakin membenci mu"

"Aku tau ma tau bangat malah tapi  vano terlalu sepele akan masalah pendidikan. Kita terlalu memanjakan nya dan memberikannya kebebesan sehingga menjadi anak yg tak mau bertanggung jawab dan ikut balap liar"

"Iya mas aku tau  kamu boleh memarahinya tapi tidak dengan kekerasan, coba saja kamu menasehati nya dengan cara yg baik²mama yakin vano akan mendengarkan nya dan mau berubah" setelah mengatakan itu fani pergi dan ingin melanjutkan memasak.

"Apa aku berlebihan" batin Rafael.

**********
Cittt

Vano sampai di sekolah Narendra school,sekolah ini merupakan sekolah unggul, hanya orang kalangan atas atau orang pintar yg bisa masuk kesekolah tersebut. Vano menatap gerbang yg tinggi itu sudah tertutup

"Sialan gue terlambat lagi" ucapnya sambil menatap siswa/i yg melakukan upacara bendera.

"Mana cuman gue lagi yg terlambat"

"bangsat lah argghhh shibal sekiya" decak vano frustasi

"Apa gue lewat dari gerbang belakang aja ya kayaknya di situ gk ada yg jaga deh soalnya pak budi kan jadi pembina hari ini"

"Iya deh gue dari gerbang belakang aja"ia pun mendorong motornya ke arah belakang sekolah dan memarkirkan nya. Ia berjalan kearah gerbang tersebut, mendorong nya secara perlahan. Matanya menatap sekelilingnya jaga²siapa tau ada guru²lain atau anak OSIS yg  jaga. Merasa aman vano pun masuk dan berjalan santai sambil membawa tas nya di pundak sebelah kanan. Ia juga mengeluarkan baju nya dari celananya dan melepaskan dasi nya lalu memasukkan nya ke dalam saku celananya. Aura baby boy nya menghilang dan digantikan dengan aura badboy nya.

" ngapain kamu di sini"

Deg

Tbc~

Maaf ya gantung 🤭🤭
Dan sorry jika cerita ini singkat dan gk jelas ini cerita pertamaku jadi mohon di maklumin ya readers 😄

Jangan lupa vote dan komen ya readers dan mohon bantuannya untuk menyebarkan cerita ini ke teman fujo kalian .

Pokoknya lia maksa

Christoffel{BL LOKAL} SLOW UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang