Ini adalah hari ke dua belas sejak saat aku membaca surat itu.
Hanya berisi satu baris kalimat, namun itu membuatku terbayang-bayang hingga sampai saat ini. Sebenernya, apa yang terjadi di Seraphine? Jika kakak sulungku di angkat menjadi kaisar, bukankah itu berarti Seraphine telah menang dan menguasai Ozark? Tapi kenapa aku tetap di biarkan di sini? Apakah ayah baik-baik saja?
Sedari tadi, aku memandangi secarik kertas di tanganku, yang tak lain adalah kertas surat tersebut. Keningku mengernyit, jika surat ini di kirim bersamaan dengan bahan makanan yang datang, maka siapa yang mengirim bahan makanan itu?
Hah... Gila! Aku benar-benar merindukan ayah dan kedua kakakku, kira-kira bagaimana ya penampilan mereka sekarang? Namun aku jauh lebih merindukan ibu. Yah, walaupun ibuku sudah meninggal lebih dulu, tapi setidaknya aku harus mengunjungi pemakaman nya setidaknya sekali kan? Tapi hingga aku dewasa seperti sekarang pun tidak pernah aku melihat pemakaman ibu. Dulu waktu kecil pun aku tidak di ijinkan keluar kamar oleh seluruh orang di istana.
Ah, ngomong-ngomong, seharian ini aku tidak melihat Nora. Terakhir kali aku melihat nya saat tadi pagi waktu dia menghantarkan sarapan untukku, lalu dia ijin untuk keluar kastil. Apakah dia mencari kayu bakar lagi?
Sekarang, aku tidak terlalu takut jika Nora pergi. Karena pada akhirnya, Nora juga akan kembali ke kastil. Memangnya, selain kastil ini, dia akan pergi kemana? Terkadang juga aku menghabiskan waktu sendirian didepan kastil, lebih tepatnya duduk di ayunan dengan membaca buku. Seperti saat ini, aku duduk di ayunan dengan sebuah buku di tanganku, dan camilan kecil di pangkuan ku. Itu camilan sisa tadi pagi, daripada tidak habis lebih baik aku makan saja.
Aku mendongak menatap ke langit, memang cerah sih tapi aku tidak melihat adanya matahari.
Entah karena sihir atau apa, tapi kastil ini tidak pernah ada penampakan matahari. Langit nya selalu cerah setiap pagi, namun matahari tak pernah terlihat sekalipun. Hanya ada awan putih yang mengisi, bukankah itu aneh? Apa tempat ini di lingkupi sebuah kubah tak kasat mata? Atau memang letaknya yang memang terpencil? Aku saja tidak tau, aku tidak terpikirkan untuk bertanya pada Nora.
"Hm?" Keningku mengernyit saat menemukan dua sosok manusia saling berbicara dan berhadapan. Rasa penasaran ku semakin membesar. Aku turun dari ayunan dan meletakkan buku ku di atas nya.
Kakiku melangkah menuruni lembah secara perlahan. Kastil tempat tinggal ku memang di atas bukit, paling tinggi dari pohon pohon yang lain.
"Maafkan aku, Nora. Saat itu keadaannya benar-benar genting!"
Suara pria?
Ah... Tuan Dean?
Pria dewasa berambut merah dan mata berwarna amber sedikit gelap. Jelas sekali itu adalah tuan Dean! Apa...apa yang mereka bicarakan?
Aku berjalan mendekat dan dengan sembunyi-sembunyi. Ah, aku menguping untuk yang kedua kalinya. Aku bersembunyi dibalik batang pohon yang lumayan bisa menutup tubuhku, ku tajamkan pendengaran ku dan kembali mendengarkan dialog mereka.
"Apa yang terjadi selama ini, tuan Dean?"
Tuan Dean menghela nafas panjang, "Informan terakhir yang ku kirim kemari dulu, mati dengan keadaan termutilasi di tengah perjalanan pulang."
Aku menegang, begitupun dengan Nora. Apakah 'informan' yang di maksut adalah orang yang Nora ceritakan waktu di telaga dulu?
Nora menutup mulutnya terkejut, dia tampak bergetar. "Lalu?"
"Mau bagaimana lagi? Baginda yang mendengar itu memutuskan untuk berhenti mengirim informan kemari. Karena pembunuh itu di ketahui berasal dari Ozark, jika memaksa terus mengirim seorang informan maka lama kelamaan para cecenguk Ozark itu akan tau lokasi kalian." Tuan Dean menjelaskan secara rinci, rautnya pun ikut kesal seturut dengan ceritanya.
Aku mengigit bibirku karena khawatir, rasa lega juga ikut melasuk ke dadaku. Setidaknya aku senang mengetahui bahwa aku dan Nora tidak di lupakan di sini.
"Seraphine sudah mulai stabil. Kini, kaisar saat ini tengah melakukan perombakan dan gerakan penjatuhan kerajaan Ozark," Tuan Dean melirik ke jam tangannya, lalu mengedarkan pandangan. Aku terkesiap, dengan cepat aku berbalik dan bersembunyi. Ah, semoga tuan Dean tidak melihat ku yang sedang mengintip. "Pangeran Arthur dan pasukannya juga sedang menuju ke tanah Ozark, hari ini juga mereka akan mengambil alih tanah itu."
"Syukurlah, saya ikut senang," suara Nora terdengar di telinga ku, aku tak tau bagaimana ekspresi nya.
"Apa Helter masih mengawasi kastil?"
Helter? Siapa Helter?
"Iya, dia masih mengawasi. Saya kadang bertemu dengannya sewaktu mencari kayu bakar,"
Ah, apa mungkin Helter adalah assassin yang di maksut tuan Dean dulu? Aku berpikir, apa mungkin si Helter ini yang meletakkan persediaan bahan makanan di depan pintu kastil? Dia di tugaskan untuk melindungi ku dan Nora kan, tapi kenapa dia hanya menunjukan diri pada Nora? Sedangkan aku tidak?
Lalu, kapan aku akan pulang?
Dengan cepat aku menggeleng kan kepala, menepis pikiran yang tidak-tidak. Tiba-tiba saja aku berpikir negatif, bagaimana jika mereka sengaja meninggalkan ku di sini dan hanya mengutus tuan Dean agar terlihat seakan-akan mereka memperhatikan ku di sini?
Aku berjalan menjauh dan kemudian berlari cepat, aku ingin kembali ke kastil.
///
Kakak sulungku sudah menjadi kaisar, dia meneruskan tahta ayah.
Kakak kedua ku sudah menjadi ksatria yang dapat menaklukkan negara penjajah.
Lalu aku jadi apa?
Ah, gila gila. Di saat semua orang sudah maju, kenapa aku hanya diam di tempat? Selama sembilan tahun aku melakukan hal sama, tapi aku baru sadar sekarang dan mulai merasa jenuh. Kalau di pikir-pikir, pasti di Seraphine jaman sudah berbeda dari dulu sebelum aku di pindahkan ke sini, pasti sudah lebih maju. Sedangkan di sini tidak ada apa-apa. Tidak ada kemajuan, hanya seperti ini tiap tiap waktu.
Aku ingin pulang.
_____
Nora & Dean ilustrasi
KAMU SEDANG MEMBACA
Seraphine Castle
FantasiaRhea, hiduplah dengan apa yang ada padamu saat ini... Tunggulah hingga mereka menjemputmu, lalu pulanglah dengan selamat.