二 十 一

338 26 4
                                    

"(Name)! Mau berapa kali lagi aku katakan padamu? Jika kau diganggu oleh anak-anak nakal itu, segera lapor pas kami berdua, kami pasti akan langsung membalas perbuatan mereka!"

"T-tapi.." (Name) menangis saat kakak tertuanya mengelus pucuk kepalanya. Isakaannya sangat deras tangannya bahkan sampai basah karna terkena air matanya

 Isakaannya sangat deras tangannya bahkan sampai basah karna terkena air matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak ingin merepotkan kalian berdua... Rannii-chan dan rinnii-chan selalu menolongku..tapi...aku tidak bisa membantu kalian karna aku sangat lemah... anak-anak nakal itu terus mengejek warna rambutku... padahal aku tidak mengecatnya! Apa...aku benar-benar aneh?" Ran kembali mengelus kepala sang adik lalu beralih berpindah ke pipinya untuk mencubitnya pelan

"Jangan mengatakan hal itu, warna rambutmu adalah warna rambut terindah yang pernah kulihat, terutama karna itu rambut alami mu. mereka hanya iri denganmu karena memiliki warna rambut yang cantik," ucap Ran menenangkan, (Name) mengelap air matanya dengan lengan seragamnya.

"Rindou pergi untuk mengurus anak-anak nakal itu, kurasa dia akan kembali sebentar lagi."

"Aniki!"

"Itu dia datang," Rindou kembali dengan dua kaleng air minum, memberikan salah satunya pada Ran. "Bagaimana?" Tanya Ran

"Aku mengajari mereka beberapa tata krama, mereka pasti tidak akan mengganggumu beberapa hari kedepan." Rindou meletakkan kaleng berisi air lemon dingin diatas kepala (Name). Perempuan kecil itu langsung mengambilnya supaya nanti tidak jatuh.

"Lagipula kau sangat merepotkan, kenapa kau tidak melawan mereka sendiri?" Ucap Rindou kasar

"Rindou, jangan terlalu kasar pada adikmu" tegur Ran. Rindou menghela nafas panjang. "Bukannya itu benar? Hal yang bisa ia lakukan hanyalah menangis, aku mengajarkan mereka tata krama supaya aku tidak mendengar tangisan jelek mu itu. Aku tidak terlalu peduli denganmu"

"Kalau begitu... kenapa rinnii-chan membelikan minuman kesukaanku...? Aku tidak pernah bilang padamu" ucap (Name) pelan sambil membuka kaleng minumannya

"I-itu--!" Wajah Rindou memerah malu. Ran terkekeh melihat reaksi Rindou.

"Kau berbohong bukan? Kau bahkan terlihat sangat marah saat mereka kembali mengganggu adik kita, apa kau benar-benar membencinya, atau kau hanya berpura-pura tidak peduli seperti tsundere?" Ucap Ran dengan nada mengejek. Rindou menjadi marah tambah malu karna Ran. "T-tidak! Tutup mulutmu!" Ucap Rindou

"Iya deh iya, si paling benci. Kalau begitu kapan-kapan biar aku aja yang urus (Name) selagi ayah dan ibu pergi. Lu terserah mau ngapain."

"Aku tidak pernah bilang aku membenci (Name)!"

"Kau bilang"

"Aku tidak bilang!"

Tapi...apa yang kau harapkan? Ran dan Rindou hanya melindungi ku sampai aku berusia 6 tahun. Beberapa bulan setelah aku menginjak umur 6 tahun, mereka semakin suka dengan tawuran, berandalan, dan setiap beberapa hari sekali, mereka selalu pulang dengan keadaan luka-luka di wajah dan tangan mereka. Karna itu juga, anak-anak nakal yang lain membully dan mengejek diriku, terutama anak laki-laki

Anak laki-laki terus saja mengejek tubuhku yang lemah dan warna rambutku yang terlihat 'aneh'. Bagaimana dengan anak perempuan? Tidak ada satupun yang ingin berteman denganku, mereka iri karena aku merupakan adik dari Haitani bersaudara. Sebenarnya aku sempat memiliki teman satu orang, tapi ternyata, dia hanya memanfaatkanku untuk mencari tahu informasi tentang kedua kakakku. Aku tidak pernah berbicara dengannya sejak hati itu.

Mereka berdua benar-benar berubah, mereka lebih memilih tawuran setiap hari untuk menaikkan nama Haitani. Tapi karna itu, aku menjadi korban dari berandalan yang punya dendam dengan kedua kakakku. Beberapa tahun yang lalu, di taman kecil Roppongi, tempat di mana aku selalu menghabiskan waktuku sendirian.

"Oi, bocah!" Teriak pria bertubuh besar didepanku, dibelakang terdapat dua orang pria bertubuh besar lainnya. Aku langsung mengangkat kepalaku, aku langsung ketakutan, aku mencoba sekuat mungkin untuk terlihat tenang. "Kau, apa kau adik dari Haitani bersaudara?" Ucapnya kasar.

"Untuk apa bertanya lagi? Sudah jelas bukan dia anak yang disuruh bos untuk kita bunuh?"

"Kalau bukan siapa yang peduli! Sini kau bocah!" Salah satu dari mereka menjambak rambutku kasar, kepala ku rasanya sakit. Dia menyeretku sampai ke gang kecil, lalu melempar badanku kasar ke tong sampah. Punggungku sakit, bahkan tubuh dan rambutku terkena sampah, baunya sangat menyengat, rasanya seperti mau muntah.

Mereka lalu memukul, menonjok, dan bahkan menggores punggungku dengan silet. Rasanya sakit sekali, aku ingin berteriak, tapi leherku seperti diikat oleh tali dengan kuat, suaraku tidak bisa keluar sama sekali, yang bisa kulakukan hanya menangis dan menangis. Itu yang bisa kulakukan setiap hari, tubuh dan mentalku sangat lemah, dan aku sangat membencinya.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" Seseorang berteriak sangat kencang, suaranya seperti pria dewasa. Ketiga pria itu mendecih lalu lari dari sisi lain gang itu. Pria dewasa itu langsung menggendong dan membawa (Name) kerumah sakit untuk diobati, darah memenuhi seragamnya, wajahnya bahkan hampir terlihat tak bisa dikenali lagi. Hal itu menjadi trauma yang sangat menusuk hati dan mental (Name). Karna itulah dia tidak suka dengan berandalan, anak-anak nakal seperti itu hanya memiliki pikiran untuk memukul orang-orang tak bersalah dan tidak bertanggung jawab sama sekali, itulah yang dipikir oleh (Name) kecil

Setelah kejadian itu, (Name) menjadi membenci berandalan, mereka semua hanyalah anak-anak nakal yang hanya ingin memuaskan keinginan mereka tanpa memikirkan dampak negatif dari perbuatan mereka. (Name) harus diobati dan menginap dirumah sakit kurang dari 2 bulan, tidak ada satupun yang menjenguknya. Orang tuanya hanya membayar biaya rumah sakit dan tidak pernah menanyai kondisi dan perasaannya sama sekali

Kedua kakaknya juga sama saja, setelah nama mereka semakin terkenal, mereka para berandalan ingin sekali membunuh dan melukai (Name). Karna itu, dia membenci dan tidak ingin berhubungan dengan mereka lagi.

(Name) dibully sampai ia berumur 9 hampir mencapai 10. Dia tidak bisa melawan, maupun secara fisik dan mental, dia sudah menerima kekerasan seperti itu. Tapi.. kehidupannya berubah setelah bertemu dengan Mikey, orang yang menjadi pahlawan sekaligus teman pertamanya, (Name) sangat mengaguminya.

Setelah pindah ke Shibuya dan bertemu lagi dengan Mikey dan bertemu dengan teman-teman baru, perasaan dan mental (name) perlahan-lahan membaik, tapi entah kenapa...rasa kesepian dan sakit masih terus mengganggu dan melekat pada dirinya

Yah... seperti kata guru disekolah, kertas yang sudah diremukkan akan tetap meninggalkan bekas pada dirinya. (Name) SMP dan SMA secara online karna masih belum percaya dengan orang-orang disekitarnya. Ia hanya percaya dengan teman Mikey dan Emma. Sisanya ia hanya netral.

Tapi...apa suatu hari ia bisa merasakan senang tanpa rasa tidak pantas dan sedih?




















































































































































































Oh jelas nggak
-author








































































Apa itu MC dengan masa lalu yg happy 😈😈😈😈
-author

































































Oke bai-bai

Lost and Found - Haitani Brothers - Tokyo Revengers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang