CHAPTER 8

230 25 10
                                    

"Gapapa kan mamah sama papah tinggal sendiri di rumah, kalo ga karena urusan yang penting banget mah ga akan ditinggal." ucap seorang perempuan paruh baya mengusap kening anaknya yang terbaring di ranjang kamarnya.

"Iya gapapa kok mah, Atin juga udah enakan." jawabnya, ya anak yang terbaring itu adalah Kathrina. Saat tertimpa tangga besi dan tidak sadarkan diri, Kathrina langsung dibawa ke rumah sakit, sekarang ia sudah kembali ke rumah karena sudah diizinkan oleh dokter.

"Andai ada nak Gito, pasti dia akan nemenin kamu." ujar ibu Kathrina mengingat Gito selalu ada ketika anaknya butuh apa apa.

"Udah mah jangan diingetin lagi, sana keburu telat loh, papah nunggu di bawah." Kathrina menyuruh ibunya agar cepat turun, karena ayahnya sudah menunggu sedari tadi.

"Iya iya, jangan kangen ya." ucap ibu Kathrina yang sudah berjalan ke arah pintu.

"Ga bakal." teriak Kathrina yang tidak direspon ibunya.

Cklek

Pintu ditutup oleh ibu Kathrina dari luar, tidak lama kemudian terdengar suara mobil yang perlahan menjauh. Ya sudah pergi nampaknya kedua orang tuanya, sekarang ia sendiri di rumah karena kakaknya bekerja di luar kota.

Tiba tiba lampu kamar Kathrina mati menyala berulang kali yang langsung disadari olehnya.

"Ck PLN lagi gabut kah mati nyalain lampu kamar gw." decak Kathrina kesal karena lampu kamarnya mati menyala mengganggu kenyamanan ia berselancar di media sosialnya.

Saat kondisi seperti itu, Kathrina melihat bayang bayang sosok perempuan yang berada tepat di depan ranjangnya.

"Siapa lo?." tanya Kathrina memicingkan mata supaya melihat jelas sosok yang ada di depannya.

Bukannya menjawab tapi sosok itu menarik kaki Kathrina sehingga tubuhnya terseret dari ranjang, kemudian sosok itu melempar tubuh Kathrina ke lemari hingga lemarinya jatuh tapi tidak menimpa dirinya.

Meskipun begitu tapi itu memberikan damage yang cukup besar mengingat Kathrina tadi di sekolah tertimpa tangga besi.

Melihat tubuh malang Kathrina yang mencoba bangkit tidak membuatnya iba, sosok itu menjambak rambut Kathrina dan menuntunnya ke pintu kamar. Saat sudah dekat dengan pintu, sosok itu kembali melempar tubuh Kathrina hingga tubuhnya menabrak pintu dan pintunya berlubang. Padahal pintu tersebut terbilang keras.

Di jambak lagi rambut Kathrina supaya ia mengadah ke atas, lalu di benturkannya kepala Kathrina ke tembok dekat kamarnya beberapa kali. Kemudian sosok itu mendorong Kathrina ke arah kanan yang dimana itu hanya ada pembatas lantai 2 dan

BRUKKKK

Kathrina jatuh dari lantai dua dan mendarat tepat di atas meja makan yang atasnya terbuat dari kaca, kaca kaca tersebut menancap dan menempel ke badan putih Kathrina. Ia terdiam diatas tumpukan kaca dan kayu dari meja makan karena merasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Jangan mati dulu sayang, kamu harus di siksa dulu." ucap sosok itu menepuk dahi Kathrina sambil tersenyum yang membuatnya takut setengah mati.

Sosok itu menarik lagi tubuh Kathrina lewat rambutnya, Kathrina mengerang kesakitan, kedua tangannya memegang kepala sedangkan kakinya ia menendang ke segala arah tidak jelas.

Dibawa Kathina ke dapur, lebih tepatnya ke mesin penggiling daging yang ada disana.

Dibawa Kathina ke dapur, lebih tepatnya ke mesin penggiling daging yang ada disana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
WHO'S?Where stories live. Discover now