CHAPTER 14

265 29 12
                                    

Flora menangis tersedu sedu, ia terus meracau memanggil nama Christy ke arah kantung mayat berwarna hitam itu, ya memang betul, jasad yang berada di kantung mayat adalah Angelina Christy, sahabat sekaligus pacar dari Flora Shafiqa Riyadi yang meninggal akibat kecelakaan beberapa bulan yang lalu.

Sekarang Flora sudah teringat bagaimana ia bisa kehilangan ingatannya, sekarang Flora tau kenapa ada ingatan ingatan aneh dalam kepalanya, dan sekarang Flora tau kenapa ia selalu nyaman ketika bersama Angel.

Karena hantu yang selama ini bersamanya , hantu yang selalu mengikutinya, hantu yang pernah "bermain" bersamanya, hantu yang selalu mengajaknya bermain di taman, hantu yang selalu menolongnya ketika para anggota PBB mengganggunya adalah arwah dari Angelina Christy. Pantas saja Flora pernah merasakan sakit di kepala ketika mengucap nama Angel saat memberi nama hantu yang menolongnya, karena ternyata Angel adalah nama dari Angelina Christy itu sendiri.

Semua ingatan Flora yang hilang telah kembali alias Flora sudah sembuh dari amnesia nya, Angel atau arwah Christy berperan besar dalam sembuh nya Flora. Angel yang menyuruh Flora untuk datang ke pinggiran sungai di hutan yang setengah terbakar ini.

Walau Angel tidak menemaninya di hutan belantara, tapi berkat angel lah Flora bisa sembuh dan dapat mengingat semuanya kembali, termasuk mengingat bahwa pacar hantunya adalah pacar dia ketika masih hidup. "Christy?." tanya pak polisi itu heran.

Flora mengangguk cepat. "Iya pak, dia Christy sahabat saya." jawab Flora mengusap air matanya.

Pak polisi itu mengangguk paham, ia berusaha menenangkan Flora yang tadi menangis histeris. "Kalau begitu adek ikut kami untuk mengurus jenazah ya." ucap pak polisi itu mengusap lengan kanan Flora.

Flora mengangguk setuju untuk mengurusi jenazah pacarnya, setidaknya ia ingin mengantarkannya ke peristirahatan terakhirnya. Flora sedikit bisa tersenyum karena teringat hantu Angel atau Christy pernah bercerita tentang sahabatnya dan siapa sangka bahwa orang yang diceritakan Christy adalah dirinya.

"Kamu terlalu banyak membantu aku Christy, mau kamu masih hidup atau sudah pergi sekalipun kamu selalu melindungiku." gumam Flora dalam batinnya.

Drrrrttt drrrtttt

Ponsel Flora berdering menandakan telepon masuk, Flora sedikit tidak enak untuk mengangkatnya sekarang apalagi beberapa polisi datang ke tempat ia sekarang. Lagi pula siapa juga yang menelepon ia malam malam seperti ini.

Dengan langkah berani Flora menghampiri pak polisi yang sempat menemani Flora ketika ia tidak sadarkan diri karena melihat jasad Christy. "Pak saya izin angkat telepon dulu ya." ucap Flora dengan nada pelan.

"Oh iya ya silahkan." jawab pak polisi itu, Flora sedikit menjauh dari kerumunan. Walau hutan lebat tidak memungkinan suara berisik di sekitar karena suara sirine polisi, suara aliran sungai, dan kicauan hewan hewan yang biasa berada di hutan menggema di sekitaran.

"Halo?." Flora menjawab telepon.

"Lu udah nyampe sekolah belum?."

"Hah ke sekolah, ngapain?."

"Gatau bu Gracia tiba tiba nyuruh kita ke sekolah semuanya."

"Oalah gw gatau tuh, emang kapan katanya?."

"Sekarang sekitar jam 10."

"Oke thanks info ya Lu."

"Buset tumben bener nyebut nama gw."

"Gw udah sembuh hehe."

"WHATTSS KOK BISA????."

"Gausah teriak teriak udah malem juga, tar gw ceritain besok."

WHO'S?Where stories live. Discover now