2. Kepo

151 103 68
                                    

Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tampak kedua gadis seusianya yang masih mengenakan seragam sekolah berlari ke arahnya, hingga salah satu dari mereka tersungkur karena menginjak tali sepatunya sendiri.

Pelangi tak mempermasalahkan rasa nyeri di keningnya, ia harus tahu penyebab yang membuat Shea terlihat murung. Begitupun Kanara, gadis yang biasanya seperti kotak P3K, namun kali ini tidak sama sekali. Gadis itu memilih menuruti kemauannya, yaitu rasa ingin tahunya terhadap Shea.

Shea mengusap wajahnya gusar. Beginilah jika harus mempunyai teman yang memiliki rasa ingin tahu tentang kepentingan orang lain secara berlebihan. Tak ingin menanggapi mereka, Shea berjalan ke kamarnya begitupun Pelangi dan Kanara.

Shea sibuk memindahkan makanan ringan ke atas nakas yang terletak disebelah ranjang. Pelangi yang tadi sibuk dengan ponselnya, kini atensinya teralihkan dengan beberapa Snack yang Shea pindahkan dari gendongannya.

"Aduh jadi malu gua ngerepotin lo mulu." Pelangi basa-basi, padahal dirinya sudah siap untuk menyantap makanan yang Shea hidangkan.

"Hidihhh! Sok-sok'an jadi malu, padahal setiap kali lo kesini suka malu-maluin." Semprot Kanara kemudian kembali fokus pada ponselnya.

Pura-pura cemberut, Pelangi merebahkan tubuhnya. Dengan sengaja ia mengangkat kakinya guna menyenggol ponsel Kanara.

Tak mau memperpanjang masalah, Kanara matikan ponselnya. Netranya mengedar menatap langit-langit kamar berwarna biru. "Jadi?" Tanya Kanara yang masih menatap langit-langit.

Shea mendudukkan bokongnya ditepi ranjang. Menyodorkan sebungkus snack pada Pelangi, yang merajuk bagaikan anak kecil tak diberikan mainan oleh ibunya. Dengan semangat 45 Pelangi bangkit dari tidurnya.

Shea masih belum mau bercerita, entah kenapa mulutnya hari ini benar-benar tak ingin mengeluarkan kalimat yang panjang seperti rel kereta api.

Merasa pertanyaannya tak dijawab, Kanara mengalihkan pandanganya pada Shea. Tampak gadis itu menatap tak semangat kedua kakinya yang masih dibaluti kaos kaki putih sebatas lutut.

"Shey? Lo kenapa sih, punya masalah hidup apa dah. Sampai-sampai senyuman yang selalu terbit di wajah lo yang cantik, hilang gitu aja tanpa adanya aba-aba?"

Pelangi yang sibuk memakan Snack mengangguk setuju dengan penuturan Kanara.

Shea ikut memakan snack milik Pelangi. Tak lupa Shea menceritakan apa penyebab yang membuatnya murung setalah membungkam mulutnya dengan Snack.

Pelangi mengangguk-anggukkan kepala sambil mendengar cerita Shea. Walupun tak diresapi olehnya. Wajah Kanara tampak shock setelah mendengar penjelasan Shea. Pelangi masih belum sadar mengapa wajah Kanara tampak terkejut seperti telah melihat hantu, karena tujuannya untuk makan gratis bukan untuk mendengarkan cerita Shea.

Oke! Sepertinya kita perlu menarik kata-kata kita kembali. Pantas saja Pelangi tak mempermasalahkan rasa sakit di keningnya, ternyata itu alasannya ia langsung berlari mendahului Kanara.

"Beuuuu kasus men kasus!" Heboh Kanara.

Shea mengerutkan kening kemudian mengerucutkan bibirnya. "Bantuin gua cari cara supaya bisa dapet kata maaf dari dia Na."

Two Months Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang