Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Derap langkah terdengar menggema di sepanjang koridor sekolah. Shea melangkah bersama kedua temannya sambil menatap ke kanan dan ke kiri, mencoba mencari sosok gadis yang tengah mereka cari keberadaannya.
Sambil berjalan, Shea mencoba mengingat-ingat dimana letak kelas Shekeyna. Sebab sudah beberapa puluh tahun mereka tak pernah berjumpa setelah ujian kenaikkan kelas berlangsung.
Ditengah-tengah koridor. Shea melihat Shekeyna yang baru saja berbelok ke arah perpustakaan. Dengan semangat, Shea berlari menghampiri tempat yang Shekeyna kunjungi.
"Key!" Panggil Shea menepuk pundak Shekeyna tepat didalam perpustakaan.
"Ehh ada apa ya ka?" Tanya Shekeyna dengan tatapan bingung.
"Aaaa.... Ini, emm apa ya." Shea celingak-celinguk. Entah mengapa tiba-tiba saja mulutnya tak bisa mengeluarkan sepatah katapun.
"Dia mau cari tau semua informasi tentang Abang lo, boleh?" Ujar Pelangi. Membantu menjelaskan permintaan Shea.
Shekeyna tersenyum manis. "Ohh, Kaka suka ya sama Abang Shekey?"
"Ehh enggak! Bukan... Aduh apa ya" wajahnya memerah. Padahal niat awalnya hanya ingin menanyakan tentang Shaka, namun malah berujung mendapatkan sebuah tuduhan.
"Terus nyari informasi tentang Bang Shaka buat apaan?" Shekeyna mengerutkan keningnya. Sebab, Shekeyna sudah sering mendapatkan pertanyaan seperti ini dari semua perempuan yang bersekolah disini. Namun ia tak memberi tahu, karena ia tak mau Sang Kakak memiliki kekasih yang menurutnya sangat tidak cocok untuk bersanding dengan Shaka.
"Sebagai permintaan maaf gua ke dia," kata Shea malu-malu.
Shekeyna mengangguk sembari menyunggingkan senyuman manisnya. "Boleh deh."
Semua siswi yang berkunjung kemari tampak syok setelah mendengar Shekeyna yang menyetujui permintaan Shea, bahkan ada yang memberi tatapan tak suka. Bukannya menguping, tetapi mereka hanya sekilas mendengar sedikit percakapan antara Shea dan Shekeyna. Ingat! Hanya sekilas.
Tak tinggal diam. Shekeyna langsung membalas tatapan-tatapan wanita menjijikan yang pernah ia tolak, karena ingin mengetahui informasi lebih tentang Kakaknya.
Lalu mengapa dengan mudahnya Shea bisa mendapatkan izin Shekeyna mengenai hal yang sama dengan perempuan-perempuan lainnya?
Karena dirinya sudah lama mengenali sosok Shea, ia percaya bahwa tujuan utamanya hanya ingin meminta maaf tak lebih. Tapi, Shekeyna setuju apabila sang Kakak menjalin hubungan dengan Shea. Sebab, Shea adalah tipikal Kakak yang cocok untuknya.
"Serius gua dapet izin dari lo Key?" Bahkan Shea sendiri tak percaya. Dengan begitu mudahnya ia bisa mendapatkan izin dari Shekeyna.
•°•°•°
"Ikan bandeng makan kawat, permisi orang ganteng mau lewat." Galen mengedipkan satu matanya berniat untuk tebar pesona ke arah siswi-siswi yang berpapasan dengannya."Najis anjing, muka kaya kain lap gitu ngaku-ngaku ganteng!" Celetuk Devano, yang berhasil membuat langkah Galen terhenti.
Galen bersedekap dada, memasang tampang mengerikan. Berjalan mengitari tubuh Devano, matanya menatap tajam. Dengan tatapan mematikannya ia mampu membuat lawannya berkeringat dingin. Namun tidak sama sekali, itu hanyalah sebuah keinginannya. Padahal sudah terlihat jelas, Devano sama sekali tidak takut dengan tatapan mautnya. Justru tangan cowok itu rasanya ingin menumbuk wajah Galen habis-habisan.
Galen berdecak. "Lo nggak takut sama gua hah?" Galen menatap remeh lawan didepannya. "Lo nggak tau ya siapa gua disini hah?! Tunduk nggak lo!"
"Apasih anjing nggak jelas, nggak ada angin nggak ada hujan, lo tiba-tiba kayak orang stress sumpah," ujar Devano datar.
"Hidup damai sejahtera untuk kita semua rasanya kayak apa sih? Herman gua tiap hari lo berdua berantem mulu, sehari aja hidup lo aman, damai, tentram, dan nyaman. Pasti gua juga nggak bakal nyeramahin lo pada. Rungsing gua liatnya tau nggak?" Alvaro mengoceh.
Bukannya tunduk karena kesalahannya. Galen dan Devano justru tertawa lepas mendengar ocehan Alvaro bagaikan ibu-ibu komplek yang menasehati anaknya.
"Kenapa ketawa? Gua serius loh," kata Alvaro kemudian membuang mukanya.
"Nih ya, lo boleh ngoceh. Asalkan jangan kayak emak-emak komplek sebelah dan kalau mau ngomong panjang kali lebar perhatikan kata-kata lo tuh, ada yang typo tau nggak," ujar Devano sebelum kembali melanjutkan tawanya.
Suara tawa mereka berdua menggelar di area kantin. Banyak murid-murid yang merasa terganggu dengan suara tawa Galen yang terbahak-bahak.
"Selain muka lo yang sangar, ternyata lo punya sifat baperan anjing." Tangannya memegang bagian perut atasnya yang terasa nyeri akibat tertawa terlalu berlebihan. "Aduh anjing sakit perut gua." Bukannya berhenti tertawa, Galen justru menaikan power suaranya dengan mata terpejam dan memukul-mukul kepala seseorang dihadapannya.
"Ko begini tekstur rambut lo Van?" Galen masih mencoba mengenali tekstur rambut yang dipegangnya, masih dengan mata yang terpejam. "Ko gimbal? Ehk bukan gimbal, kayak kriwil gitu? Kapan lo nyalon rambut hah? Udah bagus rambut lo kayak oppa-oppa Korea, malah di kriwilin." Galen kembali tertawa.
"L-Len buka mata lo deh." Perintah Devano sedikit gemetaran.
Alfian, Alvaro hanya tersenyum tipis dan seperti biasa, Shaka hanya mengekspresikan wajahnya dengan wajah datar. Seperti orang yang malas menanggapi sesuatu.
"Oke gua buka mata gua." Perlahan-lahan matanya mulai terbuka. Seseorang dihadapannya terlihat tidak begitu jelas, karena penglihatannya kabur akibat terlalu lama memejamkan mata.
"Ko lo pake baju guru Van?" Tanya Galen sambil mengucek-ngucek kedua matanya.
Setelah penglihatan matanya kembali normal. "Hahaha.... E-ehhh bapak, kapan datangnya pak? Du-duduk dulu yo pak pasti bapak cape kan habis keliling." Galen langsung memegang tangan Pak Asep dengan rasa sedikit takut dan menuntunnya menuju salah satu kursi yang tidak terlalu jauh.
Sesudah menyodorkan salah satu kursi pada Pak Asep, Galen langsung menyerahkan daftar menu yang ada di kios sekolah mereka. Pak Asep menerimanya dengan mata yang melotot.
Galen meneguk salivanya kasar. "Silahkan dipilih menunya Pak, nanti saya yang bayar."
Pak Asep mengangguk. "Mang bungkus semuanya," titah Pak Asep pada pemilik kios.
Galen membelalakkan matanya. Jika guru sialan ini memesan semua menu yang ada disini, berapa uang yang harus ia keluarkan?
"Nggak masalahkan saya pesan semua menu yang ada di sini?" Dengan santainya Pak Asep menanyakan hal itu pada Galen. "Kan kamu kaya... " Dengan sengaja ia menekan semua kalimat terakhir yang diucapkannya.
Galen hanya mengangguk pasrah. Hutangnya pada kios sebelah saja belum terlunasi, tetapi guru ini malah memesan semua menu yang ada disini. Perlu berapa uang yang harus ia keluarkan, dasar guru kurang ajar.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sekian terima gaji 🤝🏻💰
Double up🥳
8 September 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Months
Teen FictionBagaimana jadinya, jika seorang Shea Gabriellea Mahesa harus berurusan dengan cowok cuek yang dinginnya melebihi kulkas 2 pintu? Ini terjadi karena gadis itu terlalu ceroboh. Gara-gara menikmati kue jahenya sembari bersepeda, Shea tak sengaja menab...