"Maaf!"
Kata itu keluar dari gadis yang sangat mirip dengan almarhum sahabatnya.
"Maaf untuk apa?" Salfa bertanya sembari mengerutkan keningnya. Tadi dia sangatlah ketus, kenapa sekarang dia berubah meminta maaf?
"Ini memang wajah Dania sahabat, lo! Tapi raganya bukan."
Setelah mengatakan hal itu, Gadis itu langsung berlari pergi. Salfa beranjak mengejar, tetapi gadis itu berbelok masuk ke sebuah Kelas. Alhasil, Salfa tidak jadi mengikutinya.
***
Ucapan Dania di sekolah telah membuat pikiran Salfa bertanya-tanya.
Meskipun Salfa telah bertemu dengan seorang gadis yang sangat mirip dengan almarhum sahabatnya. Tetapi dia sangat tidak yakin jika itu adalah Dania. Dari segi sifat dan kelakuan, itu sudah sangat berbeda.
Dania yang dia kenal, adalah seorang gadis yang lemah lembut. Dia tidak pernah berkata kasar, ketus, ataupun membuat orang lain tersakiti.
Sedangkan gadis tadi, dia sangat ketus dan terlihat sangat berbeda dengan almarhum sahabatnya. Ya, walaupun wajahnya sama dan sangat mirip.
"Dia siapa sebenarnya?"
"Siapa, Fa?" Tiba-tiba seseorang menyahut.
Salfa menatap Kakak laki-lakinya yang sedari tadi sedang menyupir mobil.
Mario Dirgantara. Kakak Salfa yang berbeda 2 tahun dengannya. Dia menatap adiknya dengan wajah keheranan.
"Kamu dari tadi mikirin apa'an?" tanya Mario.
Salfa terkekeh pelan. "Enggak. Aku nggak lagi mikirin apa-apa kok," jawabnya sembari mencoba menutup-nutupi.
"Halah, bohong itu! Kakak bisa tau, lho!" Mario melirik adiknya dengan tatapan penuh selidik.
"Enggak, Kak!" Lagi-lagi Salfa berbohong.
"Kakak turunin kalo bohong!"
Salfa terkekeh mendengar ancaman lucu dari Kakaknya. Dia serasa seperti anak TK.
"Ya udah, iya. Aku ceritain!" Akhirnya Salfa mengaku jujur.
"Apa? Ada masalah? Uang jajan habis? Digoda cowok? Diganggu temen? Ditembak 10 cowok? Tugas sekolah susah? Atau ...."
"Udah! Semua itu salah!" Salfa menghentikan kakaknya yang terus nyerocos bicara.
"Terus apa?" tanya Mario dengan heran, karena dugaannya semuanya salah.
"Waktu disekolah, ada cewek yang mirip banget sama almarhum Dania."
Karena kaget, Mario menghentikan mobilnya secara mendadak.
"KAKAK!" gerutu Salfa karena kepalanya hampir terbentur.
Next!
Jangan lupa VOTE ‼️
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA SAHABATKU?
Short StorySetelah sahabatnya meninggal dunia. Salfa Ghiana Dirgantara merasa sedih dan terus teringat walaupun dirinya memaksa untuk melupakannya. Bertemu dengan sahabatnya kembali setelah sahabatnya dinyatakan meninggal 6 bulan yang lalu? Tentu saja Salfa me...