07

69 7 0
                                    

Karena penasaran, Salfa pun beranjak pergi mengikuti mereka. Ia mengikuti dari jauh agar mereka tidak curiga.

Tiba-tiba mereka berhenti di belakang Kelas, tempatnya lumayan sepi. Disini hanya ada warung kecil yang tidak terlalu ramai pembeli. Karena murid-murid lebih suka makan di kantin Sekolah.

"Kenapa?" Arga menaikkan sebelah alisnya, bertanya kepada Dania.

"Lo masih inget kecelakaan gue 6 bulan yang lalu?"

Arga seketika menggeryit. "Tiba-tiba banget lo nanyain itu. Bukannya lo males ya, bahas hal itu lagi?"

"Gue khawatir sama murid baru itu. Dia temennya Dania. Gue takut kalo dia lama-lama tau tentang siapa diri gue sebenarnya," jelasnya sambil memasang wajah khawatir.

"Wajah cewek ini?" Arga menunjuk Dania.

"Ya iya, lah! Siapa lagi?"

Jujur, Salfa yang sedari tadi sedang menguping pembicaraan mereka sangatlah bingung.

Apa yang sebenarnya disembunyikan oleh Dania? Dan lelaki itu, dia menunjuk Dania dengan sebutan gadis itu? Siapa yang dia maksud?

"Lu goblok, sih! Wajah orang malah dipake." Kali ini Putra yang berbicara.

Dania langsung melotot marah. Dan Arga, dia memukul perut Putra karena berani bilang jika pacarnya goblok.

Ya, Arga adalah pacar Dania. Seperti yang kalian tahu, Arga memanggil Dania dengan panggilan 'sayang'.

"Kalo ngomong volume nya bisa dikecilin ga, sih?!" Dania menatap Putra dengan tatapan tajam.

Salfa menggeleng-gelengkan kepalanya. Sungguh, ini bukanlah Dania! Dari segi sifat dan perilaku sudah sangat berbeda. Dan sekarang, dia semakin yakin setelah mendengar obrolan mereka.

Salfa beranjak pergi. Tetapi saat berbalik badan, dia malah menabrak seseorang.

"S--sorry, ya." Salfa tersenyum kikuk, ia langsung pergi.

"Salfa? Itu Salfa?" Dania terbelalak kaget ketika melihat Salfa disekitar situ.

"Wah, fiks! Dia nguping pembicaraan kita!" ujar Putra yang ikut panik.

Bughhh!

"Semua ini gara-gara lo, Putra!"




•••

Continued !


RAGA SAHABATKU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang