Di perjalanan menuju Rumah Dania. Mereka berdua berbincang-bincang mengenai perpindahan Salfa kesini.
Mereka melakukan itu agar tidak terlalu kikuk. Padahal jika mereka sahabat, harusnya sudah tidak kikuk lagi.
Hingga Salfa kini mulai bertanya, mengenai rahasia besar yang Dania sembunyikan.
"Emm, Dania. Aku boleh tanya sesuatu nggak?"
"Boleh. Apa, tuh?"
Saat ini, Dania mulai merasakan hal yang aneh. Ia jadi berpikir jika Salfa akan menanyakan hal itu.
"Kamu bukan sahabat aku, 'kan?"
Deg!
Benar dugaannya. Jika Salfa akan menanyakan itu. Dania pun terkekeh pelan.
"Kamu itu apa'an, sih, Fa? Kamu bisa lihat sendiri aku siapa? Wajah, keluarga, status. Aku Dania, Fa."
"Nggak!"
Jawaban Salfa membuat Dania menggeryit bingung. Tetapi sebenarnya jantungnya merasa berdebar kencang karena rasa takut. Takut jika terbongkar.
"Maksud kamu?" Dania bingung.
"Wajah, keluarga, status. Itu semua memang atas nama Dania. Semua orang tau itu. Tapi untuk sifat, kelakuan, dan perilaku. Itu ga bisa dirubah, dan kamu ga bisa bohongin aku. Satu lagi, aku udah denger tadi! Aku ga budeg!"
Dania terbelalak mendengarnya. "Cih, udah gue duga!"
Plakkk!
Tamparan itu mendarat di wajah Salfa. Tentu Dania yang melakukan.
"Sekali aja lo berani bocorin tentang hal ini. Mati, lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA SAHABATKU?
Short StorySetelah sahabatnya meninggal dunia. Salfa Ghiana Dirgantara merasa sedih dan terus teringat walaupun dirinya memaksa untuk melupakannya. Bertemu dengan sahabatnya kembali setelah sahabatnya dinyatakan meninggal 6 bulan yang lalu? Tentu saja Salfa me...