Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun alur cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
• • •
"Ya kan mau kenal doang gue, bukan mau nikung", bisiknya. Sera dan Jessica memilih duduk di baris kedua dari depan. "Kalau ngga, kenalin ke mas Iky", lanjutnya.
"Gue aja engga kenal sama mas Iky", ujar Sera sambil mengeluarkan laptop dan buku-buku untuk kelas hari ini. "Jessica yang lagi deket sama kak Farhan, gue baru sehari di Kertanegara. Belom ketemu siapa-sia–.", belum sempat Sera menyelesaikan perkataannya, Jessica buru-buru menutup bibirnya.
"Woi, jangan bawa-bawa nama dia dong", serunya sambil berbisik ke arah Sera. "Nanti gebetan gue yang lain denger!". Sera memberontak dan melepaskan tangan Jessica. Gadis itu tertawa melihat sahabatnya kelimpungan.
Dari beberapa minggu yang lalu, Sera mendengar cerita tentang Jessica yang tengah dekat dengan kak Farhan, senior dari fakultas lain. Tapi di saat yang bersamaan, Jessica juga dikabarkan dekat dengan teman satu angkatan mereka.
Seusai kelas, Sera meregangkan tubuhnya. Kelas selama 3 jam hari ini benar-benar menguras tenaga dan pikirannya.
Sera tidak pernah menyangka pendidikan spesialis akan sesulit dan semenarik ini. Awalnya dia hanya berencana ingin menjadi dokter umum dan bekerja di klinik. Menikmati hidup.
Tapi setelah membaca banyak kasus dingin yang beberapa terpecahkan berkat jasa forensik, Sera mulai tertarik dan membaca banyak informasi. Sampai akhirnya dirinya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan spesialis di bidang forensik.
Keputusan Sera ini didukung penuh oleh kedua orangtuanya dan juga sang eyang.
"Ra, gue sebenernya pengen nebeng lo gara-gara si mayor", jelas Jessica sambil membereskan barang bawaannya. "Tapi doi kekeh ngajak gue pulang bareng, jadi sorry ya mayor, Jessica nebeng lain kali..", Jessica mendengus.
"Je? Siapa yang bilang lo boleh nebeng gue?", balas Sera sambil terkekeh.
Jessica dengan galak memukul lengan Sera. "Awww", pekik Sera. Keduanya lalu tertawa. Di depan kelas, Jessica dan Sera berpelukan sebelum berpisah.
Sera sendiri berjalan menyusuri lorong kampusnya. Gadis itu membuka handphonenya dan membaca pesan dari Teddy yang dikirimkan setengah jam yang lalu.
Sera lalu melangkahkan kakinya menuju bangunan di sebelah yang merupakan bangunan perpustakaan UI. Bangunan itu berdiri sangat megah dan besar. Sera melihat cukup banyak mahasiswa yang lalu lalang.
Sera masuk ke dalam perpustakaan dan memilih duduk di ujung, tepat di sebelah jendela. Sera jatuh cinta dengan bangunan perpustakaan kampusnya. Awal-awal pendidikan, Sera menghabiskan hampir sebagian waktunya berkutat di perpustakaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sera di Kertanegara | Short Story
Short StorySera, cucu satu-satunya Prabowo Subianto, mendadak harus pindah dan tinggal di Kertanegara mengikuti perintah eyangnya. Tidak kuasa menolak permintaan sang eyang, dengan berat hati Sera setuju dan mulai menjalani harinya di Kertanegara. Di kelilingi...