DISCLAIMER
Cerita ini hanya fiktif belaka. Author hanya meminjam nama. Tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan pribadi idol yang bersangkutan.
Tidak ada niat melecehkan nama-nama yang berperan dalam cerita ini. Semua hanya karangan belaka.Menulis cerita tentang pelakor, bukan berarti author mendukung tindakan pelaku. Cerita ini dibuat untuk hiburan semata. Ambil sesuatu yang baik di dalamnya, dan yang tidak baik singkirkan saja.
Happy reading, my lovely readers.
.
.Suara mesin membangunkan Jungkook dari tidur lelapnya. Ia mengerjap sebentar, sebelum akhirnya bangun dengan tergesa. Menyadari ini sudah jam berapa.
Ia turun dari kasur kecil berukuran 90x200 meter yang berada di dalam ruang khusus staff. Ada tenda di dekat bangunan itu, sebagai tempat istirahat para pekerja.Jeon Jungkook membuka tirai jendela yang hanya selebar 1/5 meter. Untuk melihat di kejauhan, para pekerja sudah memulai pembangunan kembali setelah semalam lembur hingga jam 11 malam.
Jeon Jungkook melihat ponselnya sebelum bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ada satu panggilan tidak terjawab dari pamannya, dan banyak pesan yang menyertainya. Jungkook tidak berniat membalas pesan itu. Ia terburu untuk menyikat gigi dan pergi dari tempat ini.
Sebelum pergi Jungkook masih menyempatkan diri, menyapa para pekerja yang sedang bahu membahu mengangkat besi. Di antara mereka tampak pria gagah berkulit bersih nan tampan, yang menjadi incaran Jungkook semalam. Sayang sekali, status arsitek dan kuli bangunan, membuat kedekatan mereka terasa sulit untuk menjadi lebih intim dari sekedar atasan dan bawahan.
Jeon Jungkook menyerukan kata semangat, yang membuat mereka menoleh dan menjawab serempak 'Jiayo'
Setelah kepergian Jungkook beberapa saat yang lalu. Mereka menghentikan pekerjaan sementara untuk sarapan. Duduk di atas kayu-kayu sambil memegang nasi kotak dan air mineral di tangan. Mencuci tangan di keran yang tersedia, sebelum menyentuh makanan mereka.
"Tuan Jungkook sangat ramah, ya?" Kata-kata itu terlontar dari mulut Mingju, mandor mereka. Semua orang mengangguk setuju. Termasuk Kim Taehyung.
"Dia juga rendah hati, mau saja menemani kita lembur semalam," sahut yang lainnya.
"Maka kita harus melakukan yang terbaik, agar Tuan Jungkook tidak kecewa," sambung Mingju, setelah menghabiskan makanannya. Menegak air botol kemasan, lalu membuangnya ke tempat sampah.
"Jangan lupa, buang sampah pada tempatnya!" serunya sambil menoleh pada para pekerja yang hampir menyelesaikan sarapan mereka.
Setelahnya, bungkus makanan dan air mineral itu dibiarkan saja oleh mereka. Berserakan di bawah kayu. Taehyung yang baru saja membuang bungkus makanannya ke tempat sampah. Dengan sukarela memunguti sampah milik teman-temannya, dan membuangnya ke tempat yang sudah tersedia.Taehyung kembali ke tempat kontruksi dengan atribut pelindung yang lengkap. Kembali mengaduk pasir dan semen, juga membawa batu bata untuk para tukang di atas sana.
Semua pekerja mengenal Taehyung sebagai si pekerja keras yang patuh. Sosok tampannya tidak lantas membuat Taehyung malu menekuni pekerjaan ini. Ia terkenal paling rajin, dan tidak banyak bicara. Beruntung sekali jika menemukan menantu seperti dia. Yah, jika saja itu juga dikatakan oleh mertua Taehyung.
Pada kenyataannya ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelakor Vip
FanfictionKim Taehyung seorang buruh bangunan, yang harus bekerja keras menafkahi istrinya. Di saat putus asa dengan nasib yang ia jalani, Taehyung bertemu dengan Jeon Jungkook, arsitek kaya yang mencoba menggodanya. Mampukah Jungkook merebut hati Taehyung, a...