Rumah Tangga

881 150 9
                                    

Suasana terasa canggung, degup jantung akibat hormon adrenalin yang naik. Berganti jadi detakan rasa gugup. "Kamu tidak apa-apa?" Suara Jungkook melembut, tatapan matanya meneduh. Membuat Paman Park yang berdiri di sampingnya menarik sebelah alisnya.

"Mari, kuantar kau pulang!" ucap Jungkook. Seraya tangannya terulur untuk menopang lengan Taehyung yang sikunya terluka.

"Tidak apa-apa, Tuan Jungkook." Taehyung menolak dengan sungkan.
Drama ini diakhiri dengan suara derheman Paman Park yang lantas mengambil kunci Taehyung yang masih berada di motor.

"Begini saja, aku akan membawa motormu ke bengkel dan bertanggung jawab atas kerusakannya. Biar keponakanku yang bertanggung jawab atas keselamatanmu!"

Taehyung menyanggah dengan cepat. Sembari meringis menahan sakit. Ia menolak dengan halus tawaran Park.
"Saya baik-baik saja, Tuan. Ini juga salah saya. Bukan salah Tuan Jungkook dan Anda." Taehyung merasa tak enak. Bagaimanapun penyebab kecelakaan ini adalah keteledorannya sendiri.

"Hum, kau ini ...." Jungkook menggelengkan kepalanya seraya menatap Taehyung.

"Aku ini atasanmu, aku tidak akan membiarkanmu mengalami cidera dan menjadi alasan bagimu untuk tidak menyelesaikan proyek pembangunan kita!" sahut Jungkook. Terdengar sangat meyakinkan di telinga Taehyung, tapi menggelikan di kuping Paman Park.

Bagaimana tidak? Park yang telah mengasuh Jungkook sejak bayi. Jarang menemukan sisi empati dalam diri lelaki itu. Selain sikap bodoh amat, malas, seenaknya. Jungkook juga tipikal yang tidak mau tahu urusan orang lain.

Setelah menerima dorongan dari Paman Park dan Jungkook. Taehyung menyetujui usul Paman Park. Namun, menolak untuk dibawa ke rumah sakit.

Paman Park mengangkat motor Taehyung yang tergeletak di rerumputan. Melihat beberapa bagian yang retak akibat bertubrukan dengan mobilnya.

Taehyung juga melihat hal yang sama di mobil pria itu. Ada bagian mobil yang penyok dan bergaris. Tentu biaya perbaikannya pasti mahal. Dengan tak enak hati Taehyung kembali pada Paman Park.

"Saya usahakan akan mengganti biaya perbaikan mobil Anda!" Taehyung menyatukan kedua tangannya, sebuah tanda permintaan maaf.

"Tidak perlu khawatir anak muda, kau pergi saja ke klinik terdekat untuk memeriksa lukamu!" Paman Park menepuk bahu Taehyung lembut, bersama senyum manis dari bibirnya.

"Aku titip keponakanku." Mata Park melirik Jungkook yang mendelik. Taehyung mengangguk, tak paham pada maksud perkataan pria setengah tua itu.

Di mana-mana, yang harus dijaga itu adalah orang yang terluka. Kenapa paman Park justru meminta Taehyung menjaga Jungkook?
Misterius sekali.

.
.

"Apa benar kau tidak ingin dibawa ke rumah saki?" Jeon Jungkook menghidupkan mesin mobil. Tapi menunggu Taehyung menjawab, sebelum menginjak gas.

Terlihat paman Park sudah memakai helm Taehyung, dan menaiki motornya. Ia melambai pada Jungkook dan Taehyung sebelum menarik gas dan pulang ke arah rumahnya. Taehyung menunduk sambil melempar senyum pada Paman Park. Jungkook hanya membalas lambaian tangan pamannya, dengan gerakan jari dan mata malas mengamati.

Jeon Jungkook kembali bertanya pada Taehyung, setelah memasang sabuk pengaman.

"Kita langsung ke rumah saja."
Jawaban Taehyung ini membuat pikiran Jungkook penuh tanya. Tapi ia segera menepis segala prasangka di benaknya.

Tak sampai dua ratus meter mobil berjalan meninggalkan tempat itu. Taehyung menyerukan kata 'astaga' hingga Jungkook mendadak menginjak rem mobil dan menoleh padanya.

Pelakor VipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang