Asal usul Naga Nada

65 55 0
                                    

Grumpy tak sengaja menguping pembicaraan peri-peri lain yang berkata bahwa yang menyebabkan hutan ini menjadi suram adalah karena hati pohon Joyful yang sakit.

Grumpy ingin membantu mengobati pohon Joyful dengan memesan ramuan di tempat peri penjual ramuan dan segera terbang ke hati pohon Joyful. Tanpa sadar Grumpy melupakan suatu bahan ramuan yang benar dan terbang ke hati pohon Joyful dengan tergesa-gesa.

Sesampainya di hati pohon Joyful, Grumpy langsung menuangkan ramuan ke seluruh hati pohon Joyful dan berharap itu akan memperbaiki suasana Joyful Woods seperti semula.

Namun, alih-alih mengobati pohon Joyful, ramuan itu justru memiliki efek yang tak terduga. Seluruh hutan bergetar dan raungan mengerikan menggema di seluruh hutan. Seekor naga raksasa dengan sisik berwarna merah tua muncul dari kabut, matanya bercahaya dengan api amarah.

Naga itu mengamuk, menggugurkan pohon-pohon dan menerbangkan hewan-hewan kecil. Grumpy ketakutan dan menyesal atas kesalahannya, ia hanya bisa menyaksikan dengan ngeri saat hutannya dihancurkan.

"Apa yang telah kulakukan?" Grumpy meratap. "Aku ingin menyelamatkan hutan, tapi aku malah membuatnya semakin parah!"

Damian berlari sekuat tenaga, jantungnya berdetak bagaikan drum perang. Napasnya tersengal-sengal, tapi dia tak berani memperlambat laju. Agnelia sedang terancam bahaya, dan dia satu-satunya yang bisa menyelamatkannya.

Eve di belakang berlari sekuat tenaga menyusul Damian walau tertinggal jauh.

Sekitar sepuluh menit berlalu setelah berlari dan mereka berdiri tepat di depan gerbang perbatasan Joyful Woods dan Hutan Kabut. Gerbang itu menandakan batas antara kerajaan yang damai dan hutan kabut yang penuh misteri.

Terlihat gerbang pembatas menjulang tinggi, kokoh dan tak tergoyahkan. Di sanalah Polo dan Noah, dua pengawal yang menjaga gerbang perbatasan.

Mereka melihat Polo dan Noah berdiri tegak, menghalangi jalan mereka. Damian maju ke depan, tatapannya penuh tekad.

"Kami harus lewat!" teriaknya. "Putri Agnelia dalam bahaya!"

"Tidak ada yang boleh melewati gerbang ini!" teriak Polo dengan suara menggelegar. "Hutan kabut terlalu berbahaya bagi kalian."

"Kembali ke desa dan lupakan putri itu." Ucapnya dengan kasar.

Damian tidak gentar. "Kami tidak akan kembali tanpa Putri Agnelia," tegasnya. "Biarkan kami lewat, atau kami akan menerobos paksa!"

Noah melangkah maju. "Jika kalian ingin lewat," katanya dengan nada marah, "kalian harus mengalahkan kami terlebih dahulu."

Eve melihat celah kecil di gerbang perbatasan. Dia tahu bahwa celah itu adalah satu-satunya kesempatan mereka untuk melarikan diri dan menyelamatkan putri agnelia.

Dengan cepat, Eve membuat rencana. Dia berpura-pura terluka parah, jatuh ke tanah dan berteriak kesakitan. Polo dan Noah tertipu oleh akting Eve dan mendekatinya dengan waspada.

"Lihat apa yang telah kau lakukan!" teriak Noah dengan marah kepada Damian. "Kau telah melukai wanitaku!"

Damian memanfaatkan situasi ini. Polo dan Noah tidak menyadarinya, karena mereka terlalu sibuk mengurus Eve.

"Mereka benar-benar bodoh ya ternyata,"

Damian memusatkan pandangannya ke celah dari gerbang perbatasan dan berlari kencang menuju hutan kabut. Dia tidak tahu apa yang menanti di sana, tetapi dia tahu bahwa dia harus terus maju.

Akhirnya, Damian memasuki hutan kabut. Kabut tebal menyelimuti sekelilingnya, dan dia tidak bisa melihat apa-apa. Dia tersesat dan sendirian, tetapi dia tidak peduli. Dia hanya ingin menemukan cara untuk menyelamatkan Agnelia.

Simfoni Kutukan 🎻 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang