╔═•══╡˚✧✬✧˚╞══•══╗Ibu membawaku pergi ke toko barang antik pada september lalu. Sleranya sangatlah mirip dengan sleraku, ketika ibu sedang mencari teko & cangkir, mataku tersorot pada sebuah bingkai di sudut sana. Tampaknya, bingkai itu sudah tua & sangat kotor, benar benar kesuh.Sewaktu aku mencoba untuk mendekati lalu kugapai dan kusentuh dengan jemariku yang tak seberapa ini, saat aku menyentuhnya, rasanya bingkai ini sudah sangat tua, Sejarah apa yang ia simpan dalam dirinya itu?, apakah dia menyimpan cerita 'permulaan' & 'pengakhiran? ', ingin skali kutanyakan pada bingkai yang cacat itu, pernakah ada orang yang terpanah padanya namun tak membelinya?
Ahh, aku yakin, bingkai ini memiliki banyak skali jawaban pertanyaan yang kulontarkan tadi,namun ia memilih untuk tetap diam. Debu & noda di sekelilingnya saja sudah cukup menjadi saksi, kendati,diriku tak dapat memiliki bingkai sepertimu, tapi tak pa, karena kau (bingkai cacat) sudah membuka sudut pandangku kali ini.
Maaf, aku tak membelimu, karena ibuku berkata "jangan tertipu dengan figur yang bertolak jauh padamu, skalipun memiliki kesamaan, ibu yakin kasamaan itu tak akan sebanding dengan tolakan yang berada jauh disana itu, anakku"
-Lenterarenjana
image with Pinterest

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu & Senja
Poesíadaksa dalam setiap ucapan adalah sebuah pancaran sibolis dari sukma, setiap kalinya ia memancar, maka itu adalah bentuk dirinya. lantas, apakah tuhan yang membentuknya seperti ini?, ataukah mereka sendiri yang mengubahnya? bukankah ini adalah tipuan...