Bab 7

624 64 0
                                    

Malam sudah tiba, saat ini terlihat empat orang remaja sedang berdiri didepan pintu kamar Oline.

"OLINEEE, KELUAR GA LO DARI KAMAR SEKARANG, ATAU MAU GUA DOBRAK?" Pekik Nachia.

"Jangan teriak teriak Nachia" Ucap Lily yang berada disamping Nachia.

"Tau nih kambing hitam, cempreng banget" Ucap Sasha kemudian ia menyenderkan badannya dipintu kamar Oline.

"Ya suka suka gua" Balas Nachia dengan memutar bola matanya malas.

"OL-"

Cklekk

"ALLAHUAKBAR"

Brukk

Pekik Sasha dengan badan terjatuh ke lantai ketika Oline membuka pintu kamarnya. Oline yang menyadari jika Sasha akan terjatuh kearahnya pun langsung menghindar agar tidak tertimpa badan Sasha.

"MAMPUSS" Pekik Nachia.

"Aduhh, sakit banget tangan gua gila" Ucap Sasha sambil mengelus elus tangan kanannya karena tadi ia terjatuh dengan badan menghadap kearah kanan.

"Makanya kak, jangan goblok, udah tau pintunya mau dibuka kak Oline tapi kamu malah nyender disitu" Ucap Trisha sambil membantu Sasha berdiri.

"Kenapa teriak teriak didepan kamar gua?" Tanya Oline yang tidak peduli dengan keadaan Sasha.

"Manggil lo, kita disuruh kumpul di ruang keluarga, tadinya cuma gua yang mau manggil lo disini, tapi nih tiga curut mau ikut pula" Ucap Lily.

Setelah mendengar ucapan Lily, Oline menutup pintu kamarnya lalu ia berjalan ke lantai bawah meninggalkan mereka.

"Kejadiannya begitu cepat" Ucap Nachia melamun dengan mata menatap punggung Oline yang kian menjauh.

Sasha yang melihat Nachia sedang melamun pun langsung mendapatkan ide.

"Lily Trisha, hitungan ke tiga kita lari tinggalin Nachia ya" Bisik Sasha kepada Lily dan Trisha yang berada disebelah kiri dan kanannya. Lily dan Trisha yang mendengar bisikan dari Sasha mengangguk setuju.

"Satu"

"Dua"

"Tiga"

Kemudian mereka bertiga langsung berlari meninggalkan Nachia yang belum sadar dari lamunannya.

"YANG NYAMPE TERAKHIR ANAKNYA WEWE GOMBEL" Teriak Sasha sambil berlari.

Nachia yang menyadari jika dirinya telah ditinggal kan oleh ketiga sepupunya pun langsung membelalakan matanya.

"WOII MONYET ANJING BABI SETAN, JANGAN TINGGALIN GUAA BABI" Teriak Nachia kemudian ia berlari menyusul ketiga sepupunya itu.

Namun saat ia berlari menuruni tangga, ia melihat bundanya yang sedang menatap tajam kearahnya, Nachia yang melihat itu langsung memberhentikan langkahnya kemudian ia tersenyum kearah bundanya.

"Eh bunda, ngapain kesini bun?" Tanya Nachia sambil menunjukkan senyuman manisnya.

Namun senyuman itu luntur kala sang bunda menarik telinganya.

"Anjing, a-astagfirullah nda sakit nda, kenapa kuping Nachia di tarik, awshh" Ucap Nachia dengan muka kesakitannya.

"Kamu ini ya, kasar banget mulutnya, siapa yang ngajarin hah" Ucap bunda Nachia dengan tangan yang masih menarik telinga Nachia.

"Awshh nda sakit nda, lepasin pliss" Rintih Nachia.

"Ikut bunda" Ucap sang bunda kemudian ia berjalan dengan tangan yang masih menempel ditelinga Nachia.
.

indecisive (orine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang