Bab 11

515 49 0
                                    

pagi hari pun tiba, kini keluarga Baskara sedang berada disatu ruangan yang merupakan tempat untuk mereka berkumpul yang tak lain adalah ruang keluarga.

terlihat semua remaja yang berada disana mengenakan baju biasa, mereka tidak bersekolah hari ini dikarenakan oniel lah yang menyuruh mereka untuk tidak bersekolah dulu pada hari ini.

"mamiii, mamii kok gak bilang sama tica sih kalo mami sama papi mau ikuttt" regek trisha bergelayutan dilengan kathrina.

"tica sayang, emangnya kalo mami sama papi bilang dari kemaren kamu bakal izinin?"

"yang ada nanti kamu ngerengek minta ikut terus" ucap kathrina dengan mengelus kepala trisha.

"ishh masa kalian tega sih ninggalin tica sendirian?" trisha langsung memeluk tubuh mami nya kuat.

"kamu gak sendirian tica, tuh banyak kakak kakak kamu, nanti juga kalian bakal dijagain bang jack sama mbak siti, gapapa ya mami tinggal sebentar" ucap katrina membujuk trisha.

jack dan siti adalah tangan kanan oniel yang bertugas untuk menjaga keluarga dan rumahnya, oniel memang memiliki banyak para pekerja dirumahnya, namun ia sudah sangat mempercayai jack dan siti menjadi tangan kanannya untuk menjaga rumahnya ini.

"papi gak ngasih tau trisha?" tanya lily pada gito.

"nggak, om tante kamu yang lain juga pada gak ngasih tau anaknya, cuma kamu yang tau" balas gito yang membuat lily bingung.

"kok cuma aku aja pi?"

"karena papi tau kamu ga akan minta ikut" balas gito.

.
.
.

"bunda papi kok ikut sih? aku kira cuma oma sama opa aja yang pergi" ucap nachia dengan muka kecewanya.

"ihh iyaa, mana bilangnya mendadak lagi" ucap anin menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"maafin bunda sama papi ya, nanti kita bawa oleh oleh yang banyak buat kalian berdua" ucap lulu.

"bener loh ya, nanti kalo bohong aku sama kak anin gak makan satu minggu" ucap nachia yang langsung mendapatkan toyoran dari anin.

"yang bener aja, kakak masih mau idup ya nachia" ucap anin.

"kan cuma gimick kak, biar bunda sama papi bawa oleh olehnya banyak" bisik nachia pada anin.

"kamu kekencengan ngomongnya chia, papi masih bisa denger"

"kalian tenang aja ya anak anak, papi bakalan bawa oleh oleh dua koper buat kalian" ucap rasha dengan menaik turunkan kedua alisnya.

.
.
.

"gak nyangka kalian setega ini sama kita"

"satu bulan"

"satu bulan bun, yah, satu bulan itu bagaikan sepuluh tahun kalo hidup tanpa ayah bunda" ucap sasha dramatis sambil memegang dadanya berlagak seperti orang yang sedang patah hati.

"lebay kamu sha, ayah sama bunda kesana karena disuruh eyang kalian nyelesain kerjaan, bukan buat seneng seneng" ucap farrel.

"tapi ini terlalu mendadak untuk hati mungilku yang mudah tersentuh" ucap sasha dramatis.

"skip alay" ucap alya.

"ayah sama bunda jaga kesehatan ya disana, aku pasti bakal jagain sasha sama adek adek yang lain" lanjut alya kemudian ia memeluk kedua orang tuanya.

"kalian jaga kesehatan juga disini ya sayang" ucap flora mengusap punggung alya.

"udah lah mau ditinggal satu bulan, gak diajak pelukan, malangnya nasib anak sukses ini" ucap sasha kemudian menghela nafas.

indecisive (orine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang