29

249 15 0
                                    

WARNING AREA!
yng gasuka adegan berdarah silahkan skip, atau yng punya trauma perihal darah dan yng bersangkutan tentanf darah berdarah di skip ya,sayangg

WARNING AREA! yng gasuka adegan berdarah silahkan skip, atau yng punya trauma perihal darah dan yng bersangkutan tentanf darah berdarah di skip ya,sayangg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ferarri biru itu sampai di bangunan yng bak kerajaan yng tersembunyi di balik gelap nya rimba.

Pria ber kemeja putih dengan postur badan idaman para kaum hawa keluar dari kursi pengemudi.

Di hidung mancung nya bertengker kacamata hitam dari mereka ternama.

Para pekerja yng ada di sana membungkuk hormat pada sang tuan.

Dari balik barisan itu muncullah seorang pria berambut blonde yng kisaran usia nya se ayah Javier yaitu Jordan.

"Selamat sore kebanggaan ku, ayo masuk mainan kita sudah ada di dalam" Sambut pria itu, nama nya sevazo, sevazo Alexander.

Sevazo ini adalah kaki tangan Jordan, tapi pekerjaan nya lebih berfokus ke mengelola bisnis gelap milik Jordan.

"Bukan mainan kita, tapi mainan ku" Balas Javier datar.

"Jadi kali kamu gak mau berbagi sama om?" Tanya sevazo menaikkan alis nya.

"Hm" Anggukan dan deheman itu sudah menjadi jawaban yng cukup jelas bagi sevazo.

"Okay, apakah aku harus menunggu selesai?" Tanya sevazo.

"Hm, ada sesuatu yng akan aku sampaikan tentang jalang itu pada om" Jawab Javier lalu memasuki ruangan gelap dengan isi berbagai senjata tajam dan juga senjata api dengan berbagai jenis.

Di tengah tengah ruangan besar itu terdapat sebuah kursi yng di atas nya terduduk lemas seorang wanita.

"Jav-javier... " Lirih wanita itu, manik nya menatap damba seorang Javier.

"Wanna play with me?" Tanya Javier dengan seringai khas nya, pria rupawan itu mengelilingi kursi itu.

Sedangkan gadis yng sudah acak acakan itu gemetar ketakutan, mata nya berair, mulut menggumam tidak jelas.

Belati tajam yng ada di tangan nya ia bawa ke pipi wanita itu.

"Akhh!" Suara nyaring penuh kesakitan  menggema di ruangan gelap itu.

Belati yng terbalur darah itu Javier pindahkan ke arah lengan putih mulus si gadis.

Dengan raut tenang Javier mengukir sebuah tulisan "JALANG" Di tangan mulus yng mulai bercucuran darah.

"sakit Javier! Berhenti! Tolong berhenti!" Pekik si gadis kesakitan, wajah pucat pasih dengan air mata bercucuran.

"There's no stopping for bitch!" Ucap Javier makin memperdalam belati itu, bahkan ujung belati itu sudah menyentuh tulang lengan si gadis.

Setelah di lengan sebelah kiri selesai, Javier berpindah ke lengan kanan untuk kembali mengukir kata yang sama.

"Javier... Please stop!" Lirih si gadis dengan suara pelan karena sudah kehabisan suara.

"Shut up! Just enjoy your hell" Balas Javier, ia membuat goresan lebih besar daripada di lengan kiri.

Darah milik si gadis berjatuhan, bahkan menciprati kemeja putih milik Javier.

Dan gaun putih yng memperlihatkan bahu itu sudah menjadi merah dengan pewarna alami dari tubuh orang yng memakai gaun itu.

"Langkah terakhir" Gumam Javier.

Pria itu membuang ke sembarang arah belati yng sudah penuh dengan lelehan darah, lalu ia mengambil senjata api yng tersedia disana.

Javier membidik bagian yng ia ingin tembak, dan setelah dapat tarik pelatuk itu dengan cepat.

Suara nyaring tembakan menggema.

Peluru itu telah bersarang di bahu sang gadis.

"Sama dengan tempat dimana peluru dari mu untuk istri ku bersarang, dan kupastikan setelah ini kau akan menjadi manusia cacat" Bisik Javier kepada si gadis yng sudah hampir kehilangan kesadarannya.

Javier kembali melempar senjata api itu, lalu tanpa menoleh ke belakang, ia keluar dari ruangan itu meninggalkan gadis yng sudah sekarat itu.

"Cepat urus dia, aku tidak mau dia mati tanpa merasakan kehidupan dengan kurang nya organ tubuh!" Titah Javier pada dokter dan penjaga yng sudah bersedia di depan pintu ruangan itu.

"Sudah selesai?" Tanya sevazo.

"Hm"sevazo memutar bola mata nya malas, tidak bisakah anak majikannya itu menjawab dengan kata lain bukan hanya hm,hm dan hm?

" Jadi apa yng ingin kau sampaikan?"tanya sevazo setelah menghela nafas nya.

"Buat dia jadi cacat, potong kaki nya atau tangannya, dan buat dia jadi bisu" Ucap Javier.

"Hanya itu?" Tanya sevazo lagi.

"Lalu kirimkan dia kembali ke rumah bibi nya yng ada di Prancis" Ucap Javier.

"Aku pulang!" Lanjut Javier kemudian berlalu dari sana tanpa menunggu balasan dari yng lebih tua.

Full adegan berdarah ya, seng seng kuuUdah ketebak kan siapa "si gadis" ItuuuSekali lagi aku mau say sorry klo alur novel ini udah aur²ann

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Full adegan berdarah ya, seng seng kuu
Udah ketebak kan siapa "si gadis" Ituuu
Sekali lagi aku mau say sorry klo alur novel ini udah aur²ann

FOREVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang