Hari-hari berikutnya Qiao Wanmian sering mendapati pemuda itu melamun. Sepertinya sejak bertemu dengan kedua pria itu sedikit banyak memberikan perubahan padanya. Ia maklum sebab di desa ini tidaklah banyak remaja seumurannya. Kebanyakan dari mereka sibuk membantu orang tua di sawah atau di kebun sementara Xiaobao sendiri lebih banyak menghabiskan waktunya di klinik.
"Xiaobao"
"Mian-Jie ada apa?"
Qiao Wanmian mencubit pipi gembil pemuda itu yang menuai protes dari empunya. "Kau ini masih pagi sudah melamun kau tidak takut soal han-"
"Jie! Aaaaa" Xiaobao memotong ucapan Qiao Wanmian dan menutup kedua telinganya.
Qiao Wanmian senang sekali menakut-nakutinya dengan cerita hantu yang beredar. Bukan apanya, pemuda itu benar-benar bisa melihat 'mereka' hanya saja ia tidak pernah cerita.
Wanita itu tertawa kemudia menarik tangan pemuda itu. "Sudah sudah ayo bersiap istri Tuan Xiao sebentar lagi akan datang"
"Kukira kemarin ia memilih untuk melahirkan di rumah" ucap Xiaobao bingung.
Qiao Wanmian menghela napas. "Sepertinya ada masalah pada bayinya. Olehnya Qin-qianbei meminta mereka datang kesini" ujarnya terlihat murung.
"Kenapa Jie?"
"Aku hanya takut kalau-kalau istrinya memerlukan operasi sesar"
Seketika Xiaobao menyadari kalau fasilitas mereka terbatas dan jika benar mengharuskan operasi maka mau tidak mau harus dirujuk ke rumah sakit di kota.
"Qiao-guniang!!!"
Terdengar kegaduhan dari luar dan benar saja Tuan Xiao datang dengan dibantu beberapa warga yang menandu istrinya. Xiaobao turut membantu Nyonya Xiao untuk berbaring di ranjang periksa. Qiao Wanmian segera memeriksa bukaan dan terkejut mendapati bahwa benar saja janinnya terlilit tali pusarnya.
"Bagaimana Qiao-guniang?" Tanya Tuan Xiao cemas.
"Bukaannya belum sempurna dan posisi janin terlilit tali pusar"
"Apakah harus dirujuk?"
"Kita berdoa saja semoga hingga bukaan terakhir janinnya berubah posisi" ucap Qiao Wanmian. Sejujurnya ia juga gugup sebab ini pertama kalinya ia akan melakukan operasi C-section. Walaupun ia sudah memahami prosedur dan teorinya, ia meminta Xiaobao untuk mengirimi pesan pasa rumah sakit pusat untuk berjaga-jaga.
Entah apa yang membuat semua rumah sakit yang menjadi rujukan tidak menjawab panggilan darinya. Pemuda itu mulai frustasi, ia teringat bahwa Tuan dan Nyonya Xiao sangat mengharapkan kehamilan mereka. Setelah menunggu selama sepuluh tahun mereka baru dikaruniai buah hati.
Ia teringat sesuatu dan berlari pulang ke rumahnya dan kembali dengan secarik kertas.
"Tut. Silahkan tinggal pesan."
Ah. Panggilannya tidak terhubung dan ia diminta meninggalkan pesan.
"Li Lianhua tolong. Tolong klinik kami. Mian-Jie sepertinya akan kesulitan untuk melakukan operasi. Aku tidak tahu harus bagaimana...hiks..." Pemuda itu mengelap kasar airmatanya.
Tuan Xiao menemani istrinya yang kesakitan akibat kontraksi yang semakin menjadi. Sayang sekali hingga bukaan terakhir posisi janin masih terlilit tali pusar. Tidak ada jalan lain selain pembedahan.
Qiao Wanmian meminta Tuan Xiao untuk menandatangani perjanjian terlebih dahulu. Walaupun beliau ikhlas dengan segala resikonya tetapi sorot matanya tak mampu menutupi harapan besarnya.
Hingga Nyonya Xiao berada di ruang khusus tindakan Xiaobao masih tetap berdoa berharap keajaiban datang.
"Ada yang butuh bantuan?"
Suara lembut yang khas itu nyaris membuat Xiaobao terjatuh. Tuhan menjawab doanya.
"Li Lianhua! Kau benar-benar datang!" Isaknya bahagia.
Pria itu mengusap airmatanya dan mengacak surai legamnya.
"Sudah kubilang aku akan datang jika kau butuh bantuan. Nah sekarang tunjukan pasiennya" ucapnya.
Qiao Wanmian ingin menjerit ketika Li Lianhua masuk dengan scrub hijaunya.
"Qiao-guniang mohon bantuannya"
"Terima kasih Li-xiong"
Tentu saja Li Lianhua tidak datang dengan tangan kosong. Dua tas besarnya berisi obat dan perlengkapan medis. Xiaobao menatapnya tak percaya dan membantunya untuk menatanya di lemari.
Xiaobao bersama Tuan Xiao duduk diluar menunggu dengan cemas. Sudah dua jam mereka tidak mendengar apapun hingga-
"Oek...oekk....oekkk"
Qiao Wanmian keluar dan membawa bayi perempuan di tangannya.
"Tuan Xiao selamat bayi anda perempuan cantik dan sehat" ucap Qiao Wanmian tak kalah terharunya. Ia berhasil melakukan operasi C-section pertamanya tanpa hambatan.
"SYUKURLAH!! Istriku??? Bagaimana istriku?!"
"Tenang saja Li-xiong sedang menjahit bekas operasinya"
Xiaobao mengusap airmatanya yang terus berjatuhan. Sekali lagi satu nyawa berhasil diselamatkan di klinik mereka. Setelahnya Nyonya Xiao dipindahkan ke ruangan perawatan dan menunggu hingga beliau sadar.
Akhirnya Li Lianhua keluar usah membersihkan dirinya. Tanpa aba-aba pemuda itu menerjangnya dan memeluknya erat.
"Li Lianhua! Li Lianhua terima kasih banyak! Aku tidak tahu bagaimana cara untuk membalas kebaikanmu" lagi-lagi pria itu harus menyaksikan pemuda itu terisak.
"Xiaobao aku tidak tahu kalau kau menjadi cengeng seperti ini" guraunya.
Pemuda itu mengelap wajahnya dengan lengan sweaternya. "Siapa bilang aku cengeng!" Elaknya.
Li Lianhua tertawa dan membawanya untuk duduk di sofa. "Maafkan aku datang terlambat. Untuk saja A-Fei mendengar pesan mu"
"Oh ya...lalu kau kesini sendirian?"
Pria itu mengangguk. "Benar. Lagipula memang aku berniat untuk kembali secepatnya kesini setelah mengurus izinku"
"Izin?"
"Mulai hari ini aku akan bertugas menjadi dokter di Klinik Teratai!" Ucapnya dengan senyum lebar.
Notes
Halo-halo maafkan kemarin minggu tidak up huhuhuhu karna suatu hal ¯\_༼ ಥ ‿ ಥ ༽_/¯
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue
Science Fiction"Dengan waktu kita yang terbatas ini....yang aku inginkan hanya kamu"