Chapter 14

253 40 6
                                    

Tubuh Di Feisheng meluruh di depan ruangan ICU Li Lianhua. Pria itu baru saja dipindahkan kesana usai menjalani operasi selama belasan jam. Peluru-peluru yang ditembakkan padanya mengenai kedua paru-parunya.

Saat Di Feisheng menyelematkannya Li Lianhua benar-benar sudah selangkah lagi menuju Gerbang Kematian. Yao Mo dan Tim Medis Jinyuan hampir menyerah sebab bukan hanya posisi peluru yang dalam namun persedian kantong darah yang terbatas.

Li Lianhua tiap tiga bulan sekali melakukan donor darah untuk dirinya sendiri. Sebab hanya dia yang memiliki darah istimewa ini. Yao Mo memintanya untuk berjaga-jaga sewaktu-waktu dirinya membutuhkannya. Penyimpanan darah Li Lianhua juga membutuhkan perlakuan khusus dibanding penyimpanan darah donor oada umumnya.

Terdengar rumor bahwa Di Feisheng menghabisakan setengah dari total kekayaaan Aliansi Jinyuan untuk hal ini. Semua anggota tahu betapa Ketua mereka sangat peduli dengan temannya ini dan mereka juga menghormatinya.

Wu Yan datang dengan tertatih sebelum bersimpuh. Ia sendiri terluka cukup serius.

"Tuan maafkan kelalaianku" ucapnya menunduk dalam. Ia merasa gagal menjaga kedua orang dekat Tuannya.

Di Feisheng menepuk pundak Wu Yan. "Kejadian hari ini merupakan kesalahanku. Terima kasih sudah menahan mereka. Kau kembali beristirahat agar pulih"

"Kita akan mengambil milik kita" lanjutnya sebelum berjalan menjauh.

Wu Yan sontak bergidik ngeri. Ia sendiri sudah lupa kapan terakhir kali melihat Di Feisheng sedingin ini. Ia berdiri dan membungkuk sebelum kembali ke ruangannya agar dirinya bisa cepat pulih. Serta membalaskan dendamnya.













Terlihat sosok yang berada di ranjang itu menggeliat tak nyaman sebelum akhirnya berhasil menampakkan iris kehitamannya yang sayu. Kedua tangan dan kakinya terasa lemas dan diikat kuat. Sebuah masker hitam menutup hidung dan mulutnya.

"...i..l..hu..a" ucapnya dengan susah payah dari balik masker hitam itu.

Air matanya melesak keluar mengingat pria yang terbaring tak berdaya di hutan. Dadanya naik turun dengan cepat membuat monitor yang ada berbunyi nyaring .

"..l..li..hu..a"

Aksinya mengundang segerombolan pria berbaju putih. Mereka mencoba menenangkan pemuda itu yang gelisah.

"Li...lian..hua"

"Li ... Lianhua!"

"Lepas!"

Napas pemuda itu tercekat ketika Feng Qing dan seorang pria muncul di hadapannya. Raut wajahnya menunjukkan ketidaksukaannya dengan aksi pemuda itu.

"Anakku sayang" Pria itu maju dan mengelus surainya.

'Kau siapa?'

Pria itu menyunggingkan senyumnya. "Aku adalah ayah kandungmu"

Mata pemuda itu membulat mendengarnya.



'Ayah?'


Sebelum ia sempat bertanya lebih lanjut. Tubuhnya mengejang. Pria itu membuka kain yang menutupi tubuh polos itu dan menampilkan selang-selang kecil yang keluar dari dalam dadanya.

"Jadilah anak berbakti untuk ayah sayang. Dan berikan darahmu untuk ayah" ucapnya mengecup kening pemuda itu.

Sementara Xiaobao merasakan ngilu yang teramat hingga ia tidak bisa bersuara. Selang-selang kecil itu menyedot darah langsung dari jantungnya.











'Li Lianhua...A-Fei tolong..."

Blue Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang