28. A+

35 2 1
                                    

Hai pren
Assalamu'alaikum.

Selagi ide ini muncul dengan sendirinya, maka tidak boleh di sia-siakan, hehe.
Selamat membaca...

.
.

"Utamakan adab mu dulu sebelum ilmu."
_GENIUS CIRCLE

.
.

Pengumuman hasil seleksi kelas bisa dilihat melalui website sekolah pada pukul 14.10 tadi. Untungnya 7 sekawan itu bisa masuk ke kelas A+yang artinya kelas yang isinya siswa yang tadi mendapatkan nilai tinggi . Total hanya ada 24 siswa yang berhasil masuk ke kelas A+. Sedang Ghani dan Arif masuk ke kelas B.

Urutan duduk di kelas A+ adalah diurutkan berdasarkan nilai yang didapat, siswa dengan nilai paling tinggi akan duduk di bangku dengan urutan nomor 1 yang berarti ada di barisan paling depan.

Ayra, nama cewek itu sudah tertempel di meja nomor 1, di meja nomor 2 ada Danu, meja nomor 3 ada Nurmala, meja dengan nomor 10 ada Zira, meja nomor 13 ada Syakila, meja nomor 18 ada Tedy, dan di meja nomor 20 ada Nila.

Saat Ayra menemukan mejanya, cewek itu melirik ke samping yang ternyata Danu duduk di meja sebelahnya. Meski begitu, Ayra juga memperhatikan sekelilingnya. Yang lain memandangnya tak suka membuat Ayra jadi tak nyaman. Dengan perlahan ia mendekati Danu.

"Nu." Panggil Ayra pelan.

Cowok yang namanya di panggil pun langsung menoleh. "Iya, kenapa Ay?"

Ayra sedikit menunduk untuk mensejajarkan tingginya dengan Danu yang duduk di kursi. "Mereka ngga suka liat gue." Ucapnya sedikit berbisik.

Danu terdiam. Masih mencerna siapa sebenarnya yang dimaksud oleh Ayra. Kemudian cowok itu mengedarkan pandangannya ke arah yang lain. Barulah Danu paham dengan ucapan Ayra. "Jangan dipikirin. Mereka anak IPA. Kita pulang aja ya, kasih tau yang lain, udah pada dapat meja juga."

Ayra menganguk setuju. Cewek itu kembali menegakkan tubuhnya kemudian mengetikkan sesuatu di ponselnya. "Udah."

"Kita keluar dulu." Baru saja Danu dan Ayra beberapa langkah berjalan, salah satu dari anak IPA memanggil nama Ayra membuat cewek itu menghentikan langkahnya begitu juga dengan Danu.

Saat berbalik badan, mereka berdua sudah berhadapan dengan salah satu siswi wanita yang Ayra belum kenal. "Mungkin lo belum kenal sama gue. Gue, Azella Shaqueena, dari kelas IPA A. Gue, Queen nya Matematika di jurusan IPA."

"Kalau lo Queen Matematika, kenapa nama lo ngga ada di daftar siswa terbaik?" Danu yang menyahut.

"Daftar siswa terbaik ngga menjamin siswa itu jadi yang terbaik, buktinya, gue bisa masuk ke A+ class dan itu adalah bukti kalau gue pintar." Sahut cewek bernama Azella itu dengan bangganya.

"Mau pamer? Lo salah orang. Mending lo pulang, terus belajar di rumah untuk persiapan masuk sekolah seminggu lebih lagi. Karna apa? Karna lo ngga dapat fasilitas belajar di perpustakaan." Ucap Danu lagi.

Ayra mengambil posisi di sebelah kiri Danu, lantas cewek itu mulai bersuara. "Pernah dengar istilah Tong Kosong Nyaring Bunyinya?" Tanya Ayra, sedang Azella hanya diam tak menjawab. "Itu lo. Orang pintar tidak mengakui bahwa dirinya pintar. Sedangkan orang yang merasa bahwa dirinya pintar adalah orang bodoh."

Azella diam. Cewek itu mendadak teringat perkataan Danu tadi. Sepertinya Azella benar-benar salah orang untuk memamerkan prestasinya.

"Albert Einstein mempunyai IQ hingga mencapai skor 160 sampai 190 dan dijuluki manusia terpintar. Tiga penemuan terbesar Albert Einstein yaitu, penemuan teori umum relativitas, tentang atom, dan fusi nuklir. Lantas, lo yang ngaku sebagai Queen Matematika nya jurusan IPA, skor IQ lo berapa? Lo bisa ciptakan teori apa?" Lanjut Ayra lagi.

Azella diam memikirkan cara untuk menjawab ucapan Ayra. Ia tidak mau dipermalukan di depan teman-temannya. Padahal niatnya cewek itu adalah mempermalukan Ayra yang namanya selalu menduduki posisi pertama siswa terbaik. "Nama lo ada di posisi pertama siswa terbaik, pasti lo pintar dong. Coba kasih tau kita semua yang ada disini, teori relativitas umum menurut Albert Einstein."

Ayra tersenyum tipis. Padahal ia tidak mengatakan kalau ia pintar. "Gue ngga bilang kalau gue pintar. But, gue tetap jawab pertanyaan lo." Ucap Ayra santai. "Pada teori relativitas umum, Albert Einstein menjelaskan bahwa gravitasi muncul sebagai bagian dari ruang dan waktu."

"Sekarang gue balik tanya ke lo, Azella." Ayra menatap serius ke arah Azella yang berdiri berhadapan dengannya. "Kalau lo Queen Matematika nya jurusan IPA, seharusnya lo tau siapa bapak Aljabar dunia dan beliau handal dalam hal apa?"

Azella bingung harus menjawab bagaimana. Pasalnya ia belum mempelajari mengenai hal yang ditanya oleh Ayra. Melihat Azella yang diam, Nurmala lantas berjalan mendekati Ayra dan berdiri disebelahnya.

"Katanya Queen Matematika, tapi kok ngga tau?" Kekeh Nurmala setelahnya. "Muhammad Ibn Musa Al Khawarizmi, beliau lebih dikenal dengan Al Khawarizmi. Selain handal dalam bidang Matematika, ia juga merupakan seorang astronom dan ahli geografi pada abad ke-9." Ucap Nurmala.

"Gue.... Gue tau kok, cuma...."

"Cuma apa? Tunggu di kasih tau dulu baru lo tau?" Ucap Danu yang memotong ucapan Azella.

Azella mundur satu langkah kebelakang. "Lo pada mau permalukan gue, kan? Anak prestasi kelakuannya kok begitu."

Ayra menggelengkan kepalanya. Sejak kapan ia dan temannya mempermalukan Azella? Bukankah Azella dulu yang memulai? "Utamakan adab sebelum ilmu. Karna orang beradab sudah pasti berilmu, tapi orang berilmu.... belum tentu beradab. Apa gunanya ilmu tanpa adab? Bukankah seharusnya adab yang harus lebih tinggi daripada ilmu?"

Melihat Azella yang diam sembari menunduk membuat Ayra berani bersuara kembali. "Imam Malik pernah berkata tentang pentingnya mendahulukan adab sebelum mempelajari ilmu: 'pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.'"

"Orang bijak mengatakan: 'jika engkau ingin dihormati dalam hidupnya, maka belajarlah untuk menghormati orang lain.'"

"Kita pergi." Ucap Danu, cowok itu keluar lebih dulu kemudian diikuti oleh Ayra dan Nurmala. Kemudian disusul oleh Tedy, Zira, Nila yang terakhir menyempatkan menyenggol lengan kanan Azella sebelum keluar.

"Malu, Zel, malu. Mau pamer kok sama anak prestasi. Jelas lo kalah." Ucap salah satu cowok yang ada di dalam kelas dengan suara yang sedikit kuat membuat Azella jadi malu sendiri.

***

"Lo tau ngga Mas? Azella sama Ayra adu prestasi. Azella yang mulai." Ucap Danu heboh saat cowok itu sudah berada didalam ruangan Pradika.

"Really?"

"Yes! Dan lo tau Mas, Azella ngga bisa jawab ucapan Ayra."

Pradika mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ayra itu orangnya susah di tebak. Dia juga menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar. Kepintarannya diakui oleh Bakti Bangsa, tapi dia tidak pernah membanggakannya di depan banyak orang. Dan, lo masih suka sama dia?"

"Damn it!" Umpat Danu. Tau ujung-ujungnya begini, ia tidak mau menceritakannya kepada Pradika.

.
.

Hai pren
Aku kembali lagi...
Ayo kasih vote dan komen kalian
Sampai ketemu kapan-kapan lagi

Assalamu'alaikum

16 Mei 2024

GENIUS CIRCLE [TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang