3.

110 15 0
                                    

"Louis."

Louis yang mau keluar untuk membeli beberapa hal menoleh saat suara sang kakak memanggilnya. Dirinya memilih untuk menghampiri William.

"Ada apa, nii-san?"

"Apa kau ingin keluar membeli sesuatu?"

Louis mengangguk mendengar itu.

"Ada beberapa hal yang sudah habis di dapur."

William tersenyum dan memberikan kertas berisi beberapa titipan darinya serta sang kekasih pada Louis. Louis langsung menerima itu.

"Titipan nii-san dan Albert nii-sama?"

William mengangguk. Louis menyimpan kertas itu di sakunya dan berpamitan untuk pergi. William tersenyum dan lanjut membaca koran sambil menyesap tehnya.

Louis sampai di tempat tujuan dan mulai menyebutkan barang apa saja yang ingin dia beli. Tiba-tiba dia merasakan tepukan di bahunya. Dirinya menoleh dan mendapati John ada di sana.

"Ah Watson-san."

John tersenyum ke arah Louis. Dirinya memberikan sebuah undangan pada Louis yang langsung diterima olehnya.

"Itu undangan pernikahanku. Aku harap kau dan kedua kakakmu datang, Louis-san."

Louis tersenyum mendengar itu. Dirinya mengangguk.

"Selamat atas pernikahanmu. Aku akan memberikan ini pada kedua kakakku. Terimakasih sudah mengundang kami."

Louis membungkuk sedikit pada John yang langsung dibalas dengan senyuman. John kemudian pergi dan Louis membayar semua belanjaannya lalu pulang.

Sesampainya di mansion Moriarty, Louis langsung menata belanjaannya dan membawa titipan kedua kakaknya ke William.

"Nii-san, ini."

William tersenyum dan mengambil kantung berisi titipannya pada Louis.

"Arigatou, Louis."

Louis tersenyum dan memberikan undangan pernikahan John pada sang kakak. William mengernyitkan keningnya sambil mengambil undangan itu.

"Watson-san mengundang kita ke pernikahannya. Dia ingin nii-san dan Albert nii-sama juga datang."

William tersenyum dan mengangguk.

"Arigatou, Louis. Kau bisa ke kamarmu."

Louis tersenyum dan mengangguk. Dirinya keluar dari ruangan sang kakak dan kembali ke ruangannya.

.
.
.

Tiba saatnya hari pernikahan John dan Mery. Mereka bertiga datang disambut dengan para wanita bangsawan yang menghampiri mereka bertiga. William dan Albert memang sudah biasa menghadapi para wanita itu. Sedangkan yang mereka berdua khawatirkan adalah Louis yang tidak terbiasa menghadapi para wanita. Mereka berdua tau sang adik sedang canggung.

William mencuri pandangan untuk mencari Sherlock agar sang sahabat membawa sang adik pergi dari kepungan para wanita. Setelah matanya bertemu dengan mata Sherlock, dirinya langsung memberikan kode pada sang detektif untuk membantu sang adik. Sherlock mengangguk dan mulai menghampiri Louis untuk menyempil di antara Louis dan para wanita itu.

"Ladies, mohon maaf ya. Aku ingin meminjam Louis. Ah dan tolong jangan terlalu mengelilinginya serta kedua kakaknya karena banyak tamu undangan yang tidak bisa lewat."

Setelah mengatakan hal itu, Sherlock langsung menarik Louis keluar dari sana. Dirinya melirik ke arah William dan mengangguk saat sang sahabat mengucapkan terimakasih tanpa suara pada Sherlock.

"Holmes-san?"

Sherlock melepaskan genggaman tangannya pada Louis dan tersenyum ke arah Louis yang langsung memalingkan wajahnya.

"Apa kau tau bahwa kedua kakakmu itu sangat protektif padamu?"

Louis langsung menoleh ke arah Sherlock.

"Apa maksudmu?"

Sherlock terkekeh dan menunjuk kedua kakak Louis yang masih dikerubungi oleh para wanita.

"Yang memintaku untuk membantumu keluar dari para wanita itu adalah Liam."

Louis langsung melihat ke arah sang kakak yang masih berada di antara para wanita.

"Nii-san.."

Sherlock tersenyum dan menggenggam tangan Louis. Sedangkan yang digenggam hanya tersentak dan melirik ke arah genggaman tangannya dengan Sherlock.

"Ayo, lebih baik kita ke John dan Mery. Biarkan kedua kakakmu meladeni para wanita."

Sherlock menarik tangan Louis lembut. Dirinya membawa Louis ke tempat dimana John dan Mery berada.

"Watson-san, maaf sudah membuat keributan."

John dan Mery yang melihat Louis membungkuk hanya terkekeh. Mereka menepuk kedua bahu Louis. Mereka tersenyum saat Louis menegakkan tubuhnya kembali.

"Tak apa. Kita juga tak bisa menyangkal pesona kedua kakakmu. Kau juga punya pesona tersendiri. Itulah kenapa kau ikut dikelilingi oleh para wanita itu."

Louis menatap Mery yang tersenyum ke arahnya. John melirik ke arah Sherlock yang tersenyum sambil menatap Louis.

"Apalagi ada yang ikut terpesona padamu, Louis-san."

Louis mengernyitkan keningnya mendengar perkataan John. Dirinya menatap ke arah lirikan John dan terkejut mendapati Sherlock yang menatapnya.

"H-Holmes-san?"

John, Mery dan Hudson yang melihat itu hanya tertawa.

"Ara, Sherlock. Kau membuat Louis-san tersipu."

Sherlock tersadar dan melihat Louis sedang menatap ke arah lain dengan wajah merona. Dirinya langsung menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Sherly."

Sherlock bergidik setelah merasakan bisikan di tengkuknya. Dia tau bahwa itu William.

"Liam.."

Sherlock langsung berbalik dan berhadapan dengan William serta Albert yang tersenyum ke arahnya. Namun Sherlock tau bahwa itu bukan senyuman tulus. Melainkan senyuman yang mengerikan.

Louis tersenyum melihat kedua kakaknya kembali. Dirinya langsung menghampiri kedua kakaknya.

"Nii-san, nii-sama. Bagaimana kalian bisa keluar dari sana?"

William dan Albert langsung mengubah senyuman mereka menjadi senyuman tulus kepada sang adik. Mereka berdua mengusap kepala Louis.

"Albert nii-san yang membubarkannya. Seperti tidak tau saja."

Louis hanya terkekeh. Dirinya mengusap tengkuknya yang tak gatal.

"Benar juga."

William dan Albert tersenyum. Mereka mengucapkan selamat kepada John dan Mery sebelum mereka mulai berjalan-jalan untuk menyapa tamu yang sekiranya mereka kenal atau menyantap makanan.

"Apa kau takut pada William-san?"

Sherlock langsung menoleh ke arah John. Dirinya bergidik pelan.

"Bukan hanya Liam. Aku juga takut pada Albert. Mereka berdua jika sudah menyangkut Louis akan menjadi sangat protektif."

John dan Hudson terkekeh mendengar itu. Mereka melihat ke arah ketiga Moriarty yang sedang berpencar.

"Yah, keliatan si dengan Fred-san yang menemani Louis kemanapun dia pergi."

Sherlock terkekeh mendengar perkataan John. Dirinya tersenyum melihat Louis yang berkeliling ditemani oleh Fred.








TBC

Jangan salah lapak yaaa

Jangan lupa juga buat vote dan komennya kalo suka sama book ini.

[END] Enemy to lovers (Sherlou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang