"Seli, kamu tidak nambah makannya?" Vey bertanya saat melihatku meletakkan sendok dan garpu di atas piring. Aku sudah selesai makan.
Aku menggeleng. Kamu sedang makan siang. dua jam setelah aku makan masakan Ily.
"Kak Seli biasanya nambah deh. Kali ini masakan ibu tidak enak, Ya?" Ou yang duduk di samping Ily berbicara sambil mengunyah bubur hitam klan Bulan.
Ily segera membersihkan mulut adiknya dengan kain yang bisa membersihkan sendiri.
"Kalau lagi makan, jangan ngobrol, Ou." Ali mulai bicara.
"Itu kak Ali lagi ngobrol sambil makan."
"Eh. Iya juga, Ya." Ali menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Meja makan dipenuhi tawa.
Selesai makan siang. Vey mengajakku dan Raib pergi menemaninya belanja, entah belanja apa. Ily, Ali dan Ou---sambil digendong Ily---juga pergi tapi menemani Ilo entah kemana, menggunakan kapsul ILY. Sedangkan aku, Raib dan Vey menggunakan kapsul terbang pribadi milik Ilo.
Kapsul terbang yang aku naiki menggunakan mode kemudi otomatis. Jadi kami tidak ada yang mengemudikan.
"Apakah orang tua kalian tidak tertarik ke klan Bulan?" Vey memulai topik pembicaraan.
"Orang tua ku punya pekerjaan di klan Bumi yang tidak bisa di tinggalkan. Mereka mungkin mau saja pergi ke sini. Tapi berbahaya sepertinya." Raib menjawab lebih dulu.
"Bagaimana dengan Seli?"
"Eh. Orang tua ku terlalu antusias malah. Biasanya dia ingin ikut jika aku pergi berpetualang. Tapi aku juga takut jika malah membahayakan mereka."
Vey tersenyum kecil. "Sangat berlawanan ternyata nasib kalian. Tetapi alasan kalian sama. Tidak apa, aku kapan-kapan akan ke klan kalian. Aku ingin mencoba hidup di klan rendah yang tidak mempunyai teknologi seperti klan Bulan."
Kapsul terbang kami mendarat pelan di depan toko perhiasan. Vey mengajak kami turun dan ikut masuk ke toko tersebut.
Toko itu tidak terlalu besar, berada di antar gedung-gedung tinggi. Toko yang sederhana, mirip dengan toko perhiasan di klan Bumi. Toko itu juga sepi hanya ada seorang nenek-nenek tua yang merupakan pemilik toko itu.
"Hai, Vey. Bertemu lagi. Apa yang kau cari kali ini?" Nenek-nenek itu bertanya dengan nada lembut. Keriput wajahnya terlihat ramah.
"Namanya Noi. Dia suka dipanggil nek Noi. Dia berasal dari klan Bumi." Vey berbisik ke aku dan Raib.
Aku dan Raib mengangguk sebagai jawaban.
Kami duduk di kursi terbang empuk berbentuk lingkaran, tidak memiliki sandaran.
Terlihat perhiasan emas dan berlian berkilau yang terpanjang di dalam lemari kaca.
"Apakah ini Raib dan Seli yang kamu katakan berasal dari klan yang sama denganku?" Noi bertanya lagi.
Vey mengangguk.
"Hai, nek Noi. Namaku Seli. Senang bertemu denganmu" Aku memperkenalkan diri lebih dulu.
"Inikah petarung hebat klan matahari yang disukai anak sulungmu, Vey?"
Vey mengangguk lagi kali ini lebih kuat sambil tersenyum.
"Astaga! Ily sangat beruntung karena wanita muda ini lebih dulu naksir kepadanya. Aku akan menyuruhnya bolak-balik dari klan Bulan ke klan rendah untuk mengambil emas di tambang klan Bumi jika dia berani menyakiti wanita muda hebat ini." Noi menutup mulutnya. Ia lupa jika sedang berbicara dengan ibunya Ily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi Series FanFic : SeLy love story
FanfictionCerita tentang kapal Ily × Seli Ini hanya sekedar fanfic dari novel bumi series! Cerita ini diceritakan dari sudut pandang Seli.