Cinta Pertama Seli Bukan Ily

141 8 2
                                    

ILY terbang cepat meninggalkan ABTT.

Kali ini aku yang mengemudikan ILY. Ali tadi mengomel saat di suruh Ily untuk mengemudi lagi lalu membawa-bawa ku. Dasar si Biang Kerok.

"Jadi teknik bayangan hitam yang dimiliki Foi itu adalah kutukan, Ya?" Raib bertanya. Memulai topik pembicaraan.

"Bisa dibilang begitu. Kalau di klan Bumi itu adalah cacat. Kan Nona Koi menikah dengan orang yang juga merupakan cucu-nya Nek Noi. Jadi mereka masih bisa disebut sepupu, tapi sepupu jauh." Ali menjelaskan singkat.

Ily hanya mengangguk. Aku tau jika Ily dari tadi memperhatikanku. Dia tadi meragukan ku. Dia takut jika aku tidak bisa mengemudikan kapsul terbang. Padahal aku sudah lama bisa mengemudikan kapsul terbang.

Aku menghentikan kapsul terbang perlahan.

"Kenapa berhenti, Sel?" Raib bertanya lebih dulu.

Ily tampak cemas. "Sudah ku bilang. Kamu jangan mengemudikan kapsul terbang, kamu sepertinya tidak bisa."

"Bukan itu. Aku sudah lama diajarkan Ali mengemudikan kapsul terbang. aku hanya ingin bertanya, kita akan kemana? Kita langsung pulang?"

"Kamu betulan bisa, Sel?" Ily lagi-lagi cemas. Dia memang cerewet.

Aku mengangguk.

"Kamu tidak boleh meragukan calon istrimu, Ily." Ali bantu menjawab dengan cara khas nya yang menyebalkan.

"Tapi bagaimana jika---"

"Astaga. Kali ini aku benar-benar menghadapi Ily yang tidak ada tombol bisu-nya. Bisakah kamu jangan cerewet?" Ali kesal duluan.

Ily mengangguk pelan. "Baiklah. Kita langsung pulang saja. Pasti ibu memasakkan kita makan siang."

Aku mengangguk kembali menoleh ke depan lalu kembal mengemudikan kapsul terbang. Kali ini aku mendadak melajukan kapsul ILY membuat Ali dan Raib di belakangku terkejut. Apalagi Ily yang cemas.

"Seli!" Ali dan Raib berseru.

Aku hanya balas tertawa kecil.

"Untung saja kita memasang sabuk pengaman. Kalau tidak, Ily pasti langsung menyuruhku menggantikanmu, Seli." Ali menggerutu kesal.

Kapsul ILY terus terbang hingga kami tiba di permukaan atas klan Bulan.

Untuk ketiga kalinya Seli menghentikan kapsul terbang secara mendadak.

"Sel! Kalau begini, lebih baik aku saja yang mengemudikan kapsul terbang." Ali masih kesal ditambah dengan wajahnya yang kusut.

"Ada apa lagi, Sel?" Raib mencoba tenang.

Aku menoleh ke belakang. "Aku lupa membelikan sesuatu untuk Ou."

Ily menepuk dahi. "Astaga. Tidak perlu, Seli. Kamu juga selalu membelikan Ou sesuatu beberapa hari terakhir. Kita harus segera pulang. Kita harus makan siang bersama."

Aku mengangguk pelan kembali menoleh ke depan. "Bersiap." Kali ini aku memberi aba-aba agar Raib, Ali dan Ily tidak kaget lagi.

Kapsul terbang melintas cepat melewati hutan lebat dibawah. Matahari hampir berada tepat di atas kepala. Bedanya, ini benaran matahari, bukan matahari buatan di kota-kota bawah tanah klan Bulan.

Beberapa menit berlalu. Kami tiba di rumah balon keluarga Ilo dan Vey. Kami satu persatu turun lalu masuk ke dalam rumah.

"Hai, kalian awal sekali pulangnya. Kenapa wajahmu murung sekali Ily? Ada sesuatu?" Vey menyambut pertama kali di ruang tengah. Ia yang sedang membaca majalah---majalah dari klan Bumi---langsung terhenti sejenak melihat wajah sedih anak sulungnya.

Bumi Series FanFic : SeLy love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang