❄❄❄"Kak Anya!" Panggil Amanda saat Anya melewati nya.
Anya menoleh dengan wajah datar, Amanda tersenyum senang karna Anya masih mau berhenti saat dia memanggil nya.
"Em--kak Manda mau minta maaf," lirih Amanda sambil menunduk bersalah. Dia meremas ujung roknya berharap Anya mau memaafkan nya.
Anya diam tidak merespon apapun namun tangan nya terkepal erat. Dia benci suasana ini.
"Maafin Manda kak, Manda udah nampar kakak kemaren dan bikin kakak semakin di benci sama mama. M-manda ga bermaksud kak, Manda kira--
"Udah deh, intinya lo mau minta maaf kan?" Sanggah Anya cepat. "Oke gue maafin, tapi mulai sekarang jangan deketin gue lagi, kalo lo kenapa-napa gue yang kena," ucap Anya pedas.
Sebenarnya dia tidak mau mengatakan itu apalagi kata-kata yang menyakiti hati adiknya. Tapi Anya sudah lelah selalu di salahkan, dia lelah untuk berdebat hanya karna adiknya itu lecet sedikit saja.
Merasa tidak ada yang akan di katakan lagi, Anya berniat pergi tapi tangan nya di tahan oleh Amanda.
"Kak please jangan jauhin Manda, maafin aku kak," mohon Manda dengan mata berlinang.
"Aku cuma pengen kita balik kaya dulu lagi kak, bisa main bareng, bisa--
"Stop ngomong hal yang mustahil lagi Manda." Anya melepaskan tangannya dari genggaman Amanda.
"Kak ..." lirih Manda menatap sendu kakaknya.
Anya mendengus kasar. "gue lagi males ribut. Lo masuk kelas sana, jangan jadi anak nakal kaya gue, ntar yang di salahin gue juga sama mama."
Anya berbalik meninggalkan Amanda, dia sempat melirik kebelakang dan dia melihat Amanda menangis. Anya menunduk sendu.
Maaf tapi gue bener-bener muak. Gue juga ingin Mand, gue ingin keluarga kita balik kaya dulu lagi.
Tapi mama udah terlanjur benci sama gue. Batin Anya.
❄️
"Mikirin apa?" Tanya Angkasa sambil duduk di samping Anya.
Mereka sedang berada di perpustakaan. Anya duduk menopang dagu di meja baca paling ujung dan Angkasa baru datang setelah selesai memilih buku yang dia cari.
Anya menoleh ke samping dimana Angkasa kini sedang menatap nya. Senyum manis terpatri di bibir Anya.
"Mikirin kamuuu," jawab Anya sambil menoel-noel pipi Angkasa gemas.
Angkasa menjauhkan wajahnya dan menangkap tangan Anya agar berhenti. Anya menyengir lebar saat Angkasa menatap nya malas.
"Gue nanya serius," ujarnya agak ketus.
Ketika Anya akan membuka mulutnya menjawab pertanyaan Angkasa, dia lebih dulu menyelanya. "Bener-bener serius, jadi jawab!" Selanya cepat.
Angkasa tau dialog apa yang akan Anya ucapkan ketika dia mengatakan kalimat 'gue serius' ya pastinya Anya akan menjawab 'lo mau gue seriusin?' makanya dia langsung menyela.
Anya semakin melebarkan cengiran nya mendengar jawaban Angkasa, dia merasa gemas dan ingin kembali menyentuh pipi Angkasa. Tapi Angkasa lagi-lagi menahan tangan nya. "Nya ... " tegur Angkasa dengan wajah datar.
Anya memanyunkan bibirnya kesal menatap Angkasa. "Gue gabut, lo milih bukunya lama banget!"
Angkasa menghela nafas panjang mendengar jawaban Anya. Tatapan nya melembut. "Sorry. Bukunya keselip, paling atas pula jadi ga keliatan," jawab Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angkasa
Teen FictionSesuatu yang tidak kita harapkan, tidak semua nya buruk. Nyata nya kehidupan memang penuh dengan misteri, bukan? ❄️❄️❄️ Angkasa Zayn Donovan. Memikili paras yang nyaris sempurna di padukan dengan sifat nya yang dingin pada semua orang berhasil membu...