Perjalanan baru

72 6 0
                                    

Gita membangunkan ku pukul 06.00 pas, gak kurang gak lebih. Karena aku bilang pagi ini ada jadwal mimpin ronde besar bedah sama Dokter muda (DM).

"Mas dah jam 6, mandi sana, aku masih masak sebentar ya," katanya meninggalkanku setelah memastikan aku bangun.

Masih malas sebenarnya tapi ya sudahlah. Ku ambil handuk dan bergegas mandi sebelum Gita ngomel karena aku tidur lagi.

"Assalamualaikum," sapaku memasuki dapur dan duduk di meja makan. Gita masih menyiapkan bekalku.

"Ini buat siang, ini sarapannya," kata Gita meletakkan bekalku disampingku dan menyerahkan piring yang sudah berisi lauk yang dimasaknya.

"Maap ya kalo gak enak baru belajar masak," kata memandangku melahap makanannya.

"Eunak kogk," kataku sambil terus mengunyah sarapan nasi goreng dan telur dadar buatan istriku.

"Makan dulu nanti keselek lho," jawabnya menuangkan minum untukku. Gini ya rasanya punya istri, batinku sambil senyum senyum.

15 menit kemudian kami sudah selesai sarapan, aku masih sempat membantunya cuci piring sementara Gita membereskan dapur.

"Mas, nanti aku ijin jalan sama Dey sama Eli bentar ya," katanya sambil mencium tanganku.

"Oke, mau bawa mobil?" Tanyaku disambut tepukan Gita dilenganku. Aku lupa istriku belum lancar menyetir.

"Tar naik taxi online aja," kata Gita senyum.

Aku pun beranjak pergi. Perjalanan yang harusnya bisa ku tempuh 30 menit kali ini menghabiskan 45 menit karena kemacetan jalan ibukota.

Sesampainya di bangsal bedah para DM sudah berjejer siap memulai. Aku segera memberi kode untuk memulai ronde besar.

1 setengah jam waktu yang kuhabiskan untuk berkeliling melihat pasien bedah bersama DM. Sambil sesekali mencoba menjelaskan dasar teori pada mereka dan berdiskusi.

Selesai ronde besar aku berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju poli bedah anak. Kebetulan jadwalku hari ini poli, sedang tidak ada operasi elektif.

Aku memasuki poli bersama 2 DM bedah anak yang kebetulan datang bersamaan. Kak Epa perawat poli segera memberikan beberapa pasien baru kepada DM untuk diperiksa diruangan poli sebelah.

"Pak, katanya kemarin abis nikahan?" Kata Kak Epa menyelidik.

"Kata sapeee?" Jawabku tanpa menoleh padanya. Mataku masih tertuju pada komputer poli melihat list pasien.

"Anak-anak yang cerita, kok diem-diem sih?" Kata Kak Epa.

"Gosip ituuu," jawabku asal sambil meminta kak Epa memanggil pasien kontrol.

Sebelum memanggil pasien, kak Epa menatapku tajam karena curiga. Aku menggeleng dan kembali menyuruhnya memanggil pasien. Kak Epa pun segera memanggil pasiennya.

Jam 1 siang poliku pun telah habis. DM bedah anak yang sejak tadi berdiri kusuruh duduk di kursi pasien. Kasian berdiri terus, aku dah paham gimana rasanya, capek tau!

"Kalian abis ni ngapain?" Tanyaku pada kedua DM yang duduk di depanku. Mereka saling toleh dan menggeleng.

"Panggil temenmu yang minggu lalu harusnya muter bedah anak, saya belom sempet tentiran juga minggu lalu," kataku sambil membuka bekal bawan istriku.

"Ijin dok, yang satu sedang operasi, yang satu otw kesini dokter," jawab salah satu DM.

"Oke, kalo temenmu stasenya belom kelar gak usah, eh saya sambil makan ya," kataku mulai menyuap bekalku.

Pas berbarengan dengan aku selesai makan, diriku mendapatkan telpon dari IGD ada pasien baru.

"Eh gini aja deh, kalian ber3 ke IGD ada pasien bedah anak baru, coba diliat dulu nanti kita diskusi, saya sholat dulu terus kesana," kataku kepada 3 DM di depanku. Kok 3? Iya tadi yang sedang otw datang saat aku makan.

Rumah bertanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang