Huru Hara

373 52 10
                                    
































HAPPY READING GUYS ❤️





























Sudah beberapa hari ini, shani tidak mendapati gangguan dari gracia. Bocah nakal itu sekarang seperti menjauhinya. Semenjak kejadian 2 minggu lalu saat shani membisikkan kata-kata untuk mengerjainya, bocah itu seperti  bulan yang enggan melihat matahari saat melihat shani. Seperti saat ini.

Shani tengah melihat beberapa siswa kelas 10 tengah melaksanakan olahraga, termasuk kelas gracia.

Bocah itu tau shani sedang berdiri di lorong kelas sedang menatapnya, gracia seolah tidak peduli dan mengabaikan tatapan tajam shani.

Shani baru saja dari ruang osis karna sebentar lagi akan diadakan bazar & stand pendaftaran untuk setiap organisasi sekolah yang akan diadakan minggu depan. Tentu shani & anggota osis lainnya akan sangat sibuk pada minggu ini.
Shani harusnya bersyukur karna tidak ada yang menganggunya bahkan saat di apartment tapi dia malah tidak suka, shani tidak suka diabaikan oleh gracia. Bocah itu dengan seenak nya masuk kehidupnya dan malah tiba- tiba menjauh!
Apakah itu adil?  Shani seperti dipermainkan oleh anak kecil.

*KRIIINGGGGGG"

Bunyi tanda istirahat pertama telah muncul, para siswa yang ada di lapanganpun mulai bubar ke segala arah dan tujuan.

Shani berjalan ke arah sang penganggu pikirannya akhir- akhir ini, dia sedikit berlari karna gracia berjalan ke arah yang lebih jauh dari tempat shani.

"HAP"

Shani berhasil memegang tangan kanan gracia, bocah itu langsung kaget dan berhenti. Sepertinya dia pikir shani tidak akan mengejarnya.

" Cici" ucap gracia melihat ke arah wajah shani yang lebih tinggi darinya.

" Ikut aku sebentar " Shani menarik tangan gracia tapi dihentikan oleh teman disebelahnya.

" Eh mau kemana ci? Gre bareng sama kita mau ke kantin beli minum" jawab sisca, teman sekelas gracia.

"Gw ada urusan, katanya gracia mau ikut bantu event bazar " Shani asal jawab dan menarik gracia dari sisca dan michelle.

Shani membawa gracia ke taman belakang sekolah yang sepi.
Shani melepaskan pergelangan tangan gracia lalu duduk di bangsu yang ada disana, gracia hanya diam, dia tidak tau harus apa dan salah apa.

"Duduk" pinta shani

Gracia duduk, lalu shani memberi sapu tangan yang selalu ia bawa kemanapun kepada gracia.

"Elap keringat lo, ntar gatel-gatel lagi "

Gracia tersenyum mendengarnya, lalu mengelap keringat yg ada di wajah, lehe, serta kedua tangannya. Walaupun ditempat ini banyak angin karna banyak pohon mangga dan beringin, tapi shani tetap memperhatikannya. Gracia senang.

"Sekarang jelasin kenapa kamu ngindarin aku selama ini" ucap shani sambil terus melihat ke arah depan.

"Aku ngaa hindarin cici" cicit gracia

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stories at SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang