1

73.2K 3.4K 30
                                    

"WOYYyyyy vi ngapain Lo diem-diem bae ngopi ngapa ngopi" teriak Echa dengan sangat menggelegar

Echa Dzerin Darendra, anak dari pengusaha kaya raya di Indonesia. Kulit putih, bola mata berwarna coklat, dan lesung pipi yang menjadi ciri khas dari seorang Echa. Sifatnya yang bar-bar tapi humble yang membuat semua orang menyukainya

"Iye nih, kenapa lo kayak orang banyak utang pinjol aje ntu muka kusut bener" sahut Erin yang sedari tadi meletup-letupkan permen karet yang sempat ia kunyah

Erin Kusuma Adijaya seorang anak tunggal dari keluarga karya raya di Indonesia. Kulit putih cenderung pucat,bola mata berwarna hitam pekat, dan gingsul yang menambah kesan manis didalam dirinya

"Diem lo berdua gue lagi kesel, masa gue kehabisan stok novel yang baru rilis kemaren. Padahal gue udan co cepet-cepet ehh malah kagak dapet" ujar Selvi sembari mencari-cari informasi tentang novel yang ia incar

Queena Selvi Dealova Kenward, anak kedua dari dua bersaudara anak dari keluarga kaya raya yang disegani di Indonesia, kulit seputih susu, iris mata berwarna biru safir keturunan dari sang ayah. Seorang gadis pencinta novel bahkan ia mempunyai perpustakaan pribadi dirumahnya untuk menyimpan koleksi novel-novel yang telah ia baca

"Novel mulu idup lo, btw yang ceritanya tentang zaman kuno itu bukan sih? Seorang anak Grand Duke yang disegani seluruh kekaisaran dan terkenal dengan lady buruk rupa mengejar cinta putra mahkota?" Tanya Erin dengan jari mengetuk dagu

"Nah iya yang itu, bagus bgt anjir ceritanya cuma gue kesel banget ama si Trisha tololnya sampe merasuk kedalam sendi" gerutu Selvi sembari mengingat adegan novel yang membuatnya kepalang emosi

"Gue dapet kemaren kebetulan gw udah selese baca, nih buat lo aja itung-itung buat ngisi perpustakaan lo" ujar Echa sembari melempar novel yang ia ambil dari tas sekolahnya

Sedangkan sang empu hanya mampu membulatkan mata tak percaya "s serius lo? No tipu-tipu kan? Kagak Lo ambil lagi kan?" Gertak Selvi sembari memicingkan matanya menyelidik

"Kagak elah noh bawa mumpung gue baek hati, kapan lagi coba gue baik hati ama lo" jawab Echa sembari memainkan kuku cantiknya

"Thanks bro elu emang bisa diandelin juga ternyata" kekeh Selvi yang dihadiahi toyoran di dahinya

Sepulang sekolah bukannya mandi atau makan, Selvi bahkan langsung membaca novel sembari tengkurap dikasur bahkan tak henti-hentinya dirinya memprotes karakter Trisha didalam novel. Bahkan umpatan-umpatan yang sempat ia tahan ia keluarkan juga

"Anjing, bangsat tololl. Emang ada ya orang se goblok Trisha gini, kalo gue jadi Trisha gue gebet ntu Jendral walaupun kagak sering muncul di cerita kan boleh juga kagak dapet putra mahkota malah dapet Jendral" omel Selvi yang tak henti-hentinya mengabsen hewan di kebun binatang

"Njir gue ngantuk lah hoammmm, tidur dulu kali ya bentaran" ucap Selvi yang bahkan tidak mengetahui jika dirinya sudah melayang-layang diudara bahkan buku yang sempat ia baca mengeluarkan sinar putih yang sangat menyilaukan

                                ****

Eughhhh

Lenguh seorang gadis yang mulai membuka matanya setelah beberapa hari memejamkan mata

Perlahan-lahan mata cantik itu pun terbuka dengan sendirinya, mengerjap pelan guna menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam indra penglihatannya

Asing, satu kata yang ia pikirkan setelah membuka lebar kedua matanya. Bahkan netranya pun tak henti memandangi ruangan yang menurutnya begitu mewah

Ceklek

"Yang mulia, yang mulia sudah sadar?" Tanya seorang yang mungkin umurnya sedikit diatasnya dengan raut wajah yang begitu cemas

"Njir makhluk apa ini, trus siapa yang dia sebut yang mulia" pikir Selvi sembari memegangi kepalanya yang terasa seperti berputar-putar bahkan pandangannya semakin buram

"Yang mulia? Yang mulia tak apa? Apa yang anda rasakan yang mulia?" Panik seseorang yang memakai pakaian khas pelayan itu bahkan dirinya pun sampai bergetar melihat nonanya yang hilang kesadaran kembali

Sedangkan dialam bawah sadarnya

"Ini gue dimana lagi njing, perasaan pindah-pindah mulu deh gue yakali gue punya kekuatan ajaib" gerutu Selvi sembari berjalan menyusuri taman yang begitu luas, bahkan ada air terjun yang menyembur begitu gagahnya ditengah-tengah keindahan ini

"Hai Selvi"

"He heh elu siape kok tau nama gue fens ya Lo" tanya Selvi dengan tak santainya

"Waktuku tidak banyak, langsung saja jiwamu baru saja masuk ketubuhku. Mungkin dirimu sedikit bingung dengan tempat yang pertama kali kau liat, tapi aku minta tolong padamu balaskan dendamku dan bungkam rumor-rumor yang beredar diluaran sana."

"Eh eh bentar deh ini gue apa sih namanya transpirasi? Eh bukan-bukan. Ini gue ceritanya transmigrasi kaya dinopel-nopel itu?" Tanyaku dengan sangat syok. Gimana kagak syok dijaman yang sangat canggih gini masih ada yang namanya transmigrasi kirain cuma ada dicerita novel doang

"Trus jiwa Lo gimana"

"Aku sudah tenang disini, aku sudah mati sesudah hukuman penggal yang putra mahkota berikan padaku. Dan dirimu mengalami perputaran waktu yang aku minta pada dewa sebelum diriku menutup mata" jelas jiwa Trisha asli sembari tersenyum sendu "waktumu tak banyak, disini bukan tempatmu. Jika kau berhasil membalaskan dendamku kau bisa kembali kedunia asalmu. Tutup matamu dan kau akan kembali sebagai Trisha nanti aku berikan semua ingatanku untukmu" jelasnya lagi sebelum kesadaranku sedikit mulai sedikit terkikis

"Aku janji akan membalaskan dendammu dan menciptakan ending yang bahagia"

Dan setelah itu hanya kegelapan yang dapat ku lihat. Rasanya seperti diriku yang ditarik paksa memasuki cahaya putih yang begitu menyilaukan mata

Bukan hanya itu bahkan memori-memori Trisha asli memenuhi pikiranku seperti film yang tengah berputar bahkan rasanya begitu sakit seolah-olah ada benda keras yang menghantam kepala dengan begitu kuat

Dimana Trisha asli yang mengejar cinta putra mahkota, sampai dimana ia dituduh akan meracuni pujaan hati putra mahkota bahkan saat dirinya dipengal pun rasanya seperti begitu nyata

Dengan kepala yang menggelinding dan didukung sorakan para rakyat yang merasakan kelegaan, bahkan keluarganya pun hanya bisa menangis tersedu-sedu dipinggir aula istana yang melihat putrinya sudah tidak bernyawa dengan kepala yang menggelinding menuruni anakan tangga

"Gue jiwa masa depan akan membalaskan penderitaan yang Trisha asli alami dan gue berjanji akan membunuh dia yang telah berani-beraninya nuduh Trisha hingga berakhir mati. Bahkan gue berjanji akan bunuh lo ditengah alun-alun kota dengan kepala sebagai pajangan dipintu masuk gerbang kekaisaran" ucapku dengan tersenyum miring


Let's play the game










Inilah kisahku

JENDRAL ITU MILIKKU [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang