01 - Niyata Sonya

41 4 0
                                    

Perangan setunggal : Arthawisma, is that you?
-

"Adigang, adigung, adiguna."

- >

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- > .•. < -

"Jangan temenan sama dia ya, kata mama dia aneh. Nanti kalau temenan sama dia kita bisa ikut aneh ..."

"Ayah!"

"Sstt, kalau di sini panggilnya jangan ayah, ya? Panggilnya Romo."

"Romo, kata teman-teman aku aneh. Memangnya aku aneh ya, Romo?"

"Mereka nggak mau temenan sama aku karena katanya aku punya dua ayah ..."

"Dia nggak pantas, Kanjeng Gusti seharusnya sudah menelantarkan dia dan anaknya sejak dulu."

"... Menelantarkan dia dan anaknya sejak dulu."

"... Menelantarkan ..."

"SYA!"

"HAH!"

Dug!

"Anjir, gila lo, Sya!"

Yang dirutuk berjengit, lalu terhenyak manakala sadar bahwa sebuah bola yang datang dari arah timur itu mengenai sang kawan dengan tukikan alisnya yang khas. Nalasha Arthawisma, begitu nama panjang si gadis yang mulutnya terngaga lebar karena disuguhi dengan area lengan Azura yang kotor karena karena bola basket yang menyasar tadi.

Nismara Pramudhita, atau singkatnya sebut saja Azura, berdecak pelan. Ia tak mampu menyembunyikan kekesalannya. Salahkan Asya karena gadis itu bertindak ceroboh dengan memotong jalur lapangan menuju pintu keluar, yang seharusnya jalur keluar itu melingkari area lapangan utama terlebih dahulu. Malang sudah nasibnya karena harus menerima kecupan cinta dari bola berwarna oranye itu.

"Lo kenapa, hah?"

Gadis itu masih bergeming, terlihat kalut sekaligus bingung.

"ZURA-KUUU!"

Yolanda Asvienna Hasvia -gadis berambut merah maroon dengan tas yang tersampir di bahunya itu nampak panik. Ia membalik-balikkan tubuh Azura seperti ikan asin, melihat bagian mana yang lecet dari gadis berdarah ningrat itu.

Di belakangnya, Agnatasya Kaluisa, menatapnya aneh sekaligus menggelengkan kepala. Azura itu kuat dan masuk ke dalam organisasi kepalangmerahan, tentu saja lemparan bola yang tak seberapa itu tidak bisa mengguncang langsung imun tubuhnya.

"Mana yang kena, woi?" Gadis itu sibuk melihat setiap inci pergelangan tangan Azura yang digunakan untuk menangkis tadi. Lalu ketika melihat sebuah lebam yang baru saja muncul, Yola membelalakkan matanya panik.

"UKS yuk! Tangan lo lebam!" serunya setelah mengecek pergelangan tangan Azura yang terkena bola tadi.

Gadis itu tentu menolak. Ia benci bau obat-obatan dan udara dingin UKS yang kerap mengenai kulitnya. Apa lagi UKS di sekolahnya tampak tak jauh berbeda dari rumah sakit kebanyakan.

リ Paradigma: TIRTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang