3

1.5K 77 8
                                    

"jangan nangis sya , kamu jangan nangis karna aku . Aku gk pantes kamu tangisin sya . Aku yakin akan ada orang lain yg lebih pantas untuk kamu" ucap Lian pada Sasya .

Sambil menghapus air matanya Lian mencoba memeluk pelan Sasya , ia membenamkan kepala Sasya di dada bidang nya dan mengelus pelan pucuk kepala Sasya .

"Semua sirna Lian , harapan aku yg kini satu satunya pun sirna . Kamu tau aku ini Yatim piatu , aku gk tau orang tua ku masih hidup atau engga karna dari kecil aku hidup di panti . Dan saat mengenal kamu aku pikir kamu rumah untuk aku , tapi ternyata... Lagi lagi aku harus kehilangan kamu" ucap Sasya

Tangis nya semakin pecah saat Lian mencoba memeluk nya lebih erat , dan akhirnya Sasya pun memeluk Lian saat itu . Ia melingkarkan tangan nya di pinggang Lian .

"Sya....?? Tolong jangan bikin aku semakin merasa bersalah sama kamu , aku minta maaf karna Uda lupain kamu tapi aku juga bingung sekarang kamu tiba² muncul lagi di kehidupan ku" ucap Lian , ia mulai melepas pelukan nya dan memegang pundak Sasya kini

"Apa aku masih ada di hati kamu?" Tanya Sasya .

Seketika Lian kembali terdiam , ia tak tahu akan menjawab apa pada Sasya saat ini . Entah iya atau tidak . Yg jelas saat ini perasaan Lian memang untuk istrinya namun tak dapat di pungkiri memang Sasya masih ada di hati Lian .

"Kamu akan Selalu ada disini sya" ucap Lian dengan mengarahkan satu tangan nya  ke hati .

"Makasih Lian , se engga nya sekarang aku ngerasa ada seseorang yg bisa aku percaya di dunia ini"

Lian pun tersenyum pada Sasya begitupun Sasya pada Lian . Tak terasa waktu pun berlalu saat itu malam semakin larut dan salsa yg menunggu suami nya di rumah mulai khawatir karna terakhir kali Lian bilang pada Salsa bahwa ia sedang sakit kepala .

Ponsel Lian berdering namun sengaja tak ia angkat karna tau itu dari Salsa , Lian tak mau Salsa tau akan hal ini dan Lian pun tak mau Sasya cemburu pada nya .

"Kamu mau pulang? Biar aku anter??" Tanya Lian

"Iya , aku nge kos" jawab Sasya sambil berjalan menuju mobil Lian

Kini mereka mulai menjauh dari tempat kerja Sasya , Lian mengantar Sasya ke kosan nya . Saat melihat keadaan kosan Sasya , Lian sempat kasihan pada perempuan itu karna tempat yg sedikit kumuh dan jauh dari kata layak

"Sya , ini tempat kos kamu gk salah??" Tanya Lian .

"Engga ko emang kenapa?.. disini murah , ada yg bagus cuma harganya juga bagus"

""Besok aku ke toko , sekarang kamu istirahat ya"

"Jangan , pagi sampe sore aku di cafe , pulang dari cafe baru aku ke toko donat" Sasya

"Yaudah besok aku ke cafe"

"Iya.. yaudah kamu hati² ya pulang nya"

"Iya"

Lian pun kembali pulang ke rumah nya . Sesampainya di rumah ia melihat Caca yg sudah tertidur . Rasa bersalah menghampiri Lian saat itu . Ia menatap Salsa yg tertidur pulas dan mengelus pelan rambut Salsa .


"Eummmhhhh..... Mas??? Baru pulang?? Ini Uda malem banget loh kamu dari mana sih??" Ucap Salsa dengan suara lirih nya .

"Maaf ya jadi kebangun kan" jawab Lian dengan melempar senyuman manis nya

"Gk apa².. kamu dari mana mas?? Mau aku bikinin teh anget??" Tanya Salsa yg kini memposisikan dirinya duduk di samping Lian .

"Engga , kamu lanjut tidur aja . Aku juga mau langsung tidur . Besok pagi banget harus Uda ke kantor" jawab Lian .

Tangis di Balik Tawa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang