49

1.6K 124 2
                                    

Nabila menangis di samping Paul yg terbaring , ia menatap suaminya yg sedang tak sadarkan diri . Dokter bilang kalau Paul mengalami robekan di jantung nya akibat tusukan itu pas di bagian jantung . Namun untung nya hanya sedikit tidak sampai robek parah . Dan hal itu masih bisa di tangani oleh dokter .

Sementara Salma terlihat hanya diam tak seceria biasanya . Salsa menggendong Salma dalam pangkuannya karna melihat Salma seperti tak bergairah sebagai seorang anak kecil seumuran nya . Begitupun dengan Lian yg melihat sikap diam anak yg tak seperti biasanya itu .

Nabila : Sal... Ini kamu kan??
Salsa : iya nab...

Nabila memeluk Salsa dan menangis dalam pelukan itu , rasa senang bercampur sedih mengarungi perasaan hatinya . Salsa mengelus pelan punggung Nabila , Salsa pun menjelaskan semua pada Nabila apa yg terjadi di apartemen tadi siang . Nabila hanya diam sambil sesekali menitikan air mata dan tangan nya terlihat mengepal karna kesal .

Salsa : sabar ya nab
Nabila : iya sal... Aku seneng ternyata ini bener kamu . Tapi maaf ya kalau aku malah nangis saat ini .
Salsa : aku ngerti nab
Lian : nab maaf karena aku Paul jadi gini
Nabila : engga mas , aku tau mas Paul . Dia juga gk akan seneng denger mas Lian ngomong gini nanti .
Lian : gimanapun kalo Paul gk halangin aku pasti aku yg ada di posisi dia sekarang .

Mereka pun terdiam , menatap Paul . Bersamaan dengan itu , tubuh Salma mulai demam dan hal itu disadari oleh Salsa yg memegang tangan anak nya di samping . Salsa melihat ke arah Salma yg kini mulai terlihat pucat

Salsa : sayang??
Salma : iya mah??
Salsa : Salma... Sakit nak???
Salma : Salma pusing mah .
Lian : sini sayang...

Lian memegang kening Salma dan benar saja . Salma mulai demam , Lian langsung membawa Salma ke dokter karna kini mereka memang sedang berada di rumah sakit . Dan dokter pun memberikan resep obat saat setelah selesai memeriksa Salma . Awalnya Lian dan Salsa merasa tak enak jika harus meninggalkan Nabila namun Salma kini memang harus beristirahat di rumah dan hal itu di mengerti oleh Nabila .

Salsa dan Lian pun pulang , dengan perasaan lega kini Lian dapat kembali tersenyum karna hari ini rasanya seperti mimpi yg tak pernah ia bayangkan sebelumnya , yaitu kembali nya Salsa ke rumah mereka . Pintu rumah itu pun di buka , Salsa seperti kembali mengingat semuanya di rumah itu .

Lian : aku kangen banget sama situasi sekarang
Salsa : sama mas
Lian : lain kali jangan pernah lagi ninggalin aku
Salsa : bukan kemauan aku .
Lian : Stevan Uda di penjara . Aku bakal minta dia buka mulut soal ini dan Sasya juga harus ikut masuk ke jeruji besi nanti .
Salsa : aku setuju .

Lian dan Salsa masuk ke dalam kamar Salma , menemani anak mereka yg sedang sakit terlihat Salma yg hanya diam tak banyak bicara .

Lian : Salma Uda tidur , aku laper sayang...
Salsa : aku masakin ya??
Lian : mau... Uda lama gk makan masakan istri
Salsa : kamu ini makan gk sih mas dari waktu aku gk ada
Lian : makan lah kalo engga aku gk hidup dong
Salsa : kamu kurus loh mas
Lian : masakan bibi gk se enak kamu , rumah ini juga sepi gk ada kamu . Pokonya hidup aku Uda kamu ambil semenjak kamu ikut menghilang di dunia aku .

Lian memeluk Salsa dari belakang saat istrinya itu sedang memasak . Rutinitas yg kembali mereka rasakan yg sudah lama tak pernah di lakukan . Meski terasa mengganggu namun Salsa mengerti Lian sangat merindukan nya begitupun dirinya yg sudah lama merindukan sentuhan lembut dari Lian .

Tanga kekar itu melingkar di pinggang Salsa hingga deruan nafas Lian terasa di leher jenjang Salsa . Rasa nya geli namun ia tak bisa menolak pelukan Lian yg begitu menghangat kan dirinya saat ini . Setelah selesai memasak , Salsa berbalik ke arah Lian dan melingkarkan tangannya di leher suaminya . Senyuman terlihat menggoda untuk Lian , Lian pun membalas senyuman Salsa hingga perlahan wajah mereka saling mendekat dan kecupan yg sudah lama tak dirasakan itupun kembali di rasakan oleh keduanya .

Tangis di Balik Tawa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang