"Berhentilah menyuara,karena yang kuinginkan adalah kamu bukan yang lain."
~ Nayana Priyanka▧▧▧
Langkah kecilku beriringan dengan langkah besar nya, terlihat kaki jenjang nya lebih cepat melangkah membuatku kesal menggerutu karena tertinggal oleh nya, "Woi! Varro, tungguin guee!!"
"Lo sih lelett, makanya tinggi jadi orang!" jawabnya terkesan mengejekku, haish mentang-mentang orang tinggi kakinya lebih jenjang. Namun aku hanya tersenyum saja dan cepat-cepat menyamakan langkah ku dengannya.
Aku Nayana Priyanka sudah tak heran lagi dengan sikapnya yang tengil itu, karena aku sudah terbiasa sejak dini menghadapi seorang Navarro Mahendra, sahabatku sejak dalam kandungan, seluruh episode dalam hidupku lebih banyak aku lewati bersama Navarro.
Orang tua kami bersahabat dan tetap menjalin silaturahmi meskipun terbentang oleh jarak, hingga persahabatan mereka menurun padaku dan juga Navarro.
Sedari kanak-kanak ketika aku bermain hanya dia yang mau membagi mainannya denganku, jatuh dari sepeda lalu dia menolongku, aku sedih diapun juga ikut bersedih, lalu kamipun menangis bersama, haha sungguh lucu sekali jika aku kembali mengingat-ingat momen yang sudah lalu.
Aku juga masih ingat saat jemarinya menggenggam erat pergelangan tanganku sedangkan yang lain menertawakan ku karena rokku yang kotor terkena darah, saat itu aku mendapat pengalaman ku yang paling istimewa sebagai seorang perempuan, aku pertama kali menstruasi saat duduk di bangku putih-merah.
Dan saat aku berusia 7 tahun aku mulai menyukainya, aku pikir ini hanya cinta monyet yang terjadi pada anak-anak dan tak akan bertahan lama, namun seiring berjalannya waktu rasa yang ku miliki untuk Navarro semakin besar, aku selalu cemburu saat gadis lain mendekati nya, aku berusaha bersembunyi dibalik kata 'persahabatan' karena aku tak ingin hubungan persahabatan ku kandas hanya karena perasaan sepihak?
Ya intinya seperti itu!
"Nay, ini kita langsung pulang atau mau mampir-mampir dulu?" Navarro yang sedari tadi mengeluarkan sepedanya dari deret parkir bertanya membuat Naya tersadar dari lamunannya. Ternyata mereka sudah sampai di parkiran sekolah.
"Oh, gimana ya?" Naya berpikir, dia bingung harus kemana.
"Gimana?"
"Terserah deh!"
"Ada aja ya perempuan, apa-apa bilang terserah, lama-lama gue gantung diri juga nih biar ga ketemu makhluk yang namanya perempuan!" Ucap Varro sambil terkekeh lucu.
"Iya terserah!"
"Tuh kan, lo mikirin apa sih? Jangan-jangan mikirin bang Haezkil ya?" ucapnya menggoda membuat Naya kesal.
"Apaan sih, apa-apa Haezkil, orang gue sukanya sama lo!" Batin Naya
"Tuh kan diem aja, bener kan kata gue?"
"Apaan sihh!"
"Udah ah ayok naik, bentar lagi jam 4 gue ada janji sama Rora!" suruhnya pada Naya untuk segera bergegas.
"Rora?"
"Iya, temen seangkatan kita, tapi beda kelas!" jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Blooms || Sim Jake [On Going]
RomanceNayana Priyanka sedari kecil menyimpan perasaan cinta untuk sahabatnya sendiri, Navarro Mahendra, bukan perasaan untuk seorang sahabat, melainkan perasaan cinta dari seorang wanita pada laki-laki. Naya tak pernah melihat perasaan yang sama dari Nav...