2. Pengaruh Asa

212 103 112
                                    

"Berharap memang tidak salah
Tapi kita harus tahu, kapan waktunya berhenti!"
~Nayana Priyanka

▧▧▧

Disini lah Naya dengan tatapan yang setajam silet menatap sinis orang didepannya, enak saja si Varro masa selalu numpang makan di rumahnya? Iya tau mungkin selalu di tinggal orang tuanya ke luar negeri, tapi kan Navarro tidak jatuh miskin? Padahal orang kaya tapi kok numpang makan di rumah orang sih? Malu dong sama duitnya.

Sayang ganteng kelakuan kayak bocah kematian, kekanak-kanakan sekali aish, bikin pusing tujuh keliling. Seketika Naya melupakan perasaannya, ya kali mau baper-baperan terus? Padahal setiap hari mereka selalu gelut.

"Heran mama sama kamu Nay, marah-marah mulu kerjaannya." ucap mama Naya yang sedari tadi sibuk mencuci piring sesekali melihat kearah meja makan yang diduduki Varro dan Naya, terlihat atmosfer diantara keduanya, Naya dengan amarahnya dan Varro yang makan dengan canggung sesekali melirik ke arah Naya seperti tikus yang akan dimangsa oleh si kucing, tak heran jika kelakuan kedua manusia itu mirip Tom And Jerry.

"Ini juga salah mama, ngapain mama ijinin dia masuk kamar aku?" Marah Naya menatap mama nya kesal.

"Dia? Gue sahabat lo Nay, kalo lo lupa!" Sarkas Navarro memperingatkan bahwa dirinya bukan orang asing.

"Ya kan mama gak tau kamu lagi mandi, lagian ga terjadi apa-apa kan? Udeh deh neng ga usah kekanak-kanakan."

"Kamu ga kasian? Varro lagi makan tuh!" Lanjutnya.

"Bodoamat!"

"Astaghfirullah neng, minta maaf gih!"

"Enggakk! Engga mau!" Naya beranjak meninggalkan meja makan.

"Udah tante, palingan juga nanti baikan lagi, minta dibeliin seblakk!" Jelas Navarro menatap mama Naya yang iba kepadanya.

"Iya, sabar-sabar ya kamu ngadepin si eneng." Beritahu mama Naya sambil membersihkan meja makan sedikit melirik Varro yang tampak bingung akan sesuatu.

"Boleh aku jujur ga tante?"

"Jujur? Kenapaa?"

"S-sebenarnya aku tuh..." Gagap Navarro agak grogi tak berani menatap mama Naya.

Hayo, apa yang dibicarain Navarro?

Disisi lain Naya menggerutu kesal, menghentak-hentak kan kakinya melewati berbagai ruangan dirumah nya ini, tak heran jika banyak sekali ruangan dirumanya, karena rumahnya ini lumayan luas, keluarganya juga kaya raya. Kini langkah kakinya memasuki kamar yang bernuansa putih itu, jika sebagian perempuan menyukai warna pink, maka Naya berbeda, ia lebih menyukai sesuatu yang tidak norak, warna putih contoh nya.

Naya menidurkan tubuh nya diatas kasur empuknya itu, menatap langit-langit kamarnya, lalu memejamkan matanya dan mengatur nafasnya. Sungguh hari ini ia begitu letih, entah kenapa Navarro selalu membuatnya kesal, namun Naya sungguh mencintai sahabatnya itu. Jika mengingat Navarro ia sungguh malu atas apa yang menimpa mereka tadi sore, aishh.

Lagian gue juga udah liat semuanya Nay.

Lagian gue juga udah liat semuanya Nay!

Lagian gue juga udah liat semuanya Nay!!!

"Akhh bisa gila gue lama-lama!!!" Pekik Naya malu, saking malunya ia bergerak seperti ular dikasur nya itu, dan berguling-guling sambil menerjang-
nerjang kan kakinya. Sial! Bisa-bisanya ucapan Navarro terngiang-ngiang dikepalanya, aish sungguh memalukan.

"Lagian gue juga udah liat semuanya Nay." lanjutnya.

"Hah? Maksud lo?"

"Ya pokoknya gue udah liat semuanya, lo ga ingat waktu kecil kita sering mandi berdua?"

Love Blooms || Sim Jake [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang