6. Sekedar Sahabat

109 52 88
                                    

"Perasaan hanyalah perasaan, yang terkadang tumbuh hanya untuk merasakan, bukan untuk memiliki."
~Nayana Priyanka.

▨▨▨

Motor sport berwarna black doff itu memasuki pekarangan sekolah SMA Hutama, terlihat beberapa pasang mata melirik peduli kedatangan Navarro dan Naya yang dibonceng nya.

"Cocok banget ya mereka."

"Iya, sayangnya cuma sahabatan."

"Cantik banget si Naya!"

"Cantikan juga gue!"

"Idihh, cantikan si Naya lah, orang kayak loh mah modelan pelakor!"

"Tai loh, awas ajaa ya!"

"Sadar diri nyet, anak konglomerat ituh! Jangan diliatin melulu."

"Orang cuma liat doang, sekalian cuci mata, hehe!"

Begitulah kira-kira para pembisik yang setiap hari menatap kagum sekaligus iri akan kedekatan Navarro dan Naya yang kelihatannya lebih dari sekedar sahabat itu.

"Ini kok susah banget sih di lepasnya! Jadi lepek nih rambut gue!" Kesal Naya yang sedari tadi kesusahan melepas helm yang melekat di kepalanya.

Sementara itu, makhluk didepan nya ini malah senyum-senyum sendiri, tidak jelas memang. "Main senyum-senyum aja lo, bantuin kek, seneng banget kayaknya liat gue menderita!"

"Gak gitu Nay, yaudah sini gue bantuin, masa buka kayak gini aja enggak bisa sih, cemen!"

Clek!

"Tuh bisa, gampang malah!" Ucap Navarro melepas helm yang melekat di kepala sahabatnya itu.

Kemudian merapikan rambut Naya, ia selipkan rambut itu dibelakang telinga Naya, membuat sang empu menatap lekat Navarro seolah terhipnotis.

Tatapan yang begitu dalam, menyadari keindahan yang ada di depannya.

"Var, lo ganteng, tapi sayangnya lo cuma sahabat gue! Lo buat gue nyesel punya perasaan sama lo." Batin Naya, ia sedikit melamun membayangkan perasaannya terhadap Navarro.

Navarro menoyor kepala Naya,"Heh, malah bengong!"

Kesal, satu kata yang dapat mendeskripsikan Naya saat ini.

Menyadari kekesalan Naya yang siap meledak Navarro reflek melarikan diri.

"NAVARRO BANGSATT!" Teriak Naya mengejar Navarro.

"Sini lo, dasar babu!"

"Haha, gak kena! Wlee!" Ledek Navarro memperlihatkan lidahnya usil.

"Oh gitu? Cukup tau gue sama kelakuan lo!" Ujar Naya berhenti mengejar Navarro, lalu hendak beranjak pergi.

Namun sebelum itu terjadi Navarro mencegahnya, "Tunggu Nay, masa baru baikan marahan lagi sih!"

"Bodoamat!"

"Ya jangan gitu dong, gue minta maaf ya!" Mohon Navarro.

"Gak, sana gue mau lewat."

"Maafin gue dong, tadi tuh gue reflek, lo sih habisnya ngelamun mulu kan takutnya lo kesurupan!"

"Enak aja lo, lo kali yang kesurupan!"

"Iya deh terserah lo, karena cewek selalu bener!" Pasrah Navarro.

"Iyalah! Cowok yang selalu salah!"

"Iya-iya, jadi lo maafin gue nih?"

"Pikir ajaa sendiri!"

Love Blooms || Sim Jake [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang